Part 26 GV🏍️

3.1K 181 5
                                    

-Happy Reading-

"Athala." ucap Melani menoleh ke belakang.

"Yes, long time no see." sambung Melani.

"Bukankah aku memintamu untuk datang sendiri, tapi kenapa kau datang bersama Mark dan Michelle?" tanya Athala sambil berjalan mendekati Melani.

Melani terdiam, bagaimana Athala bisa tahu bahwa Melani tidak datang sendiri? ~ pikirnya.

"Sepertinya Melani Putri Aletta sudah berubah, biasanya kau selalu menepati perjanjian kita." ucap Athala tersenyum smirk.

"Bukankah kau juga begitu Athala Leonardo. Menghilang tanpa kabar." balas Melani.

"Come on, Ale. Itu masalah dua tahun yang lalu, dan sekarang aku sudah berada di hadapanmu."

"Kau benar, kejadian itu memang sudah dua tahun berlalu. Tapi, aku tidak ingin membicarakan tentang itu sekarang."

"Lalu apa yang ingin kau bicarakan? tentang Daven?or tentang Leonz? Just tell me what you want to know?!" tanya Athala.

"Is it right? You're the leader of Leonz?" tanya Melani penuh tanda tanya.

"Yups, Ale. I'm the leader of Leonz. Aku yakin pasti Mark yang menebak tentang hal ini dan bukan dirimu." jawab Athala panjang.

"Memangnya gue sebodoh itu kah?" gumam Melani pelan. Tapi, masih dapat di dengar oleh Athala.

"Aku tidak mengatakan dirimu bodoh, Ale." ucap Athala terkekeh.

"Aku ingin bertanya satu hal." sambung Athala.

"What about?"

"Bagaimana kau bisa tahu tentang Leonz? Seingatku Daven tidak akan melibatkan orang lain dalam masalah ini, terutama orang yang penting di dalam hidupnya." tanya Athala.

"Tidak penting bagaimana aku bisa tahu tentang Leonz. Dan yups, kau benar, Daven tidak pernah bercerita tentang Leonz kepadaku." jawab Melani.

"Aku rasa masalah ini sudah selesai, dan aku mohon jangan membuat kekacauan lagi." sambung Melani.

"Masalah yang mana Ale? masalah tentang geng motor belum selesai, dan sebaiknya kau tidak ikut campur dalam masalah ini. Demi kebaikan dirimu sendiri." Athala menatap Melani dalam, berharap gadis itu untuk menuruti perkataannya.

"Tapi aku bisa berjanji satu hal, bahwa aku tidak akan membuat kekacauan sampai hari pernikahanmu selesai." ucap Athala memegang kedua pundak Melani.

Melani tercengang, bagaimana Athala bisa tahu tentang hari pernikahan Melani dan Daven? ~ pikirnya.

Athala tertawa kecil melihat wajah Melani seperti orang yang sedang kebingungan. Athala mengambil sesuatu dari motornya, lalu menarik tangan Melani untuk duduk di sebuah kursi yang sudah tersedia di sana.

"For you, ice cream chocolate." ucap Athala menyodorkan kantong belanjaan.

Wajah Melani yang semula kebingungan, seketika berubah ceria setelah mendengar kata "Ice Cream".

Setidaknya ada satu hal di dalam dirimu yang tidak berubah, Ale. ~ batin Athala.

Athala membukakan ice cream rasa chocolate untuk Melani, lalu membuka satu ice cream lagi untuk dirinya.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang