Part 37 GV🏍️

1.4K 66 2
                                    

Hello readers!

Sebelum mulai membaca, tolong vote dulu ya🙏🏻

-Happy Reading-

Melani menatap ke arah Athala, "Why?" hanya satu kata itu yang terucap dari mulut Melani.

"Come on, Ale. Aku hanya ingin bermain-main dengan mereka." ucap Athala, tidak berani menatap mata Melani.

"Pembohong!" ucap Deviana.

"Mengancam untuk membuat masalah di pernikahan orang bukanlah mainan, Athala." ucap Melani dengan tegas, apalagi ini pernikahan sahabatnya.

"Aku melakukan itu karena mereka tidak mengundangku ke acara pernikahan mereka." ucap Athala, membela diri.

Deviana membulatkan mata mendengar ucapan Athala, "Merasa penting lo?!" ucap Deviana kesal.

"Penting pake banget." ucap Athala dengan percaya diri.

Fiqiara bertepuk tangan, "Percaya diri tingkat atas." ucapnya.

"Diam!"

"Katakan ke gue, syarat apa yang Athala katakan kepada kalian agar dia tidak membuat masalah?" tanya Melani. Menurut pengalaman Melani selama mengenal Athala, Pria itu pasti memberi celah untuk suatu hal.

"Athala mengatakan bahwa dia tidak akan membuat masalah, asal lo yang minta, Mel." jawab Sintia menatap Melani.

Athala tersenyum smirk mendengar perkataan Sintia, ini yang dia mau selama ini.

"Sama satu lagi, Athala juga bilang kalo dia mau ketemu lo." ucap Fiqiara.

Melani menghembuskan nafasnya kasar, "Athala hanya ingin lo ngundang dia ke acara pernikahan lo, agar dia bisa nempel sama gue." ucap Melani menjelaskan niat dan tujuan Athala yang sebenarnya kepada Deviana.

"Tapi, Mark bilang Athala selalu melakukan apa yang dia katakan." ucap Deviana.

"De, gue lebih mengenal Athala daripada Mark." ucap Melani.

Athala memang suka mengancam untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Lebih baik, lo undang aja si Athala." ucap Fiqiara kepada Deviana.

"Iya, De. Undang aja dia." ucap Sintia.

Deviana merasa ketiga sahabatnya ini seperti memaksa dirinya, "Iya!iya! Lo diundang." ucap Deviana dengan terpaksa.

"Ale memang memahamiku dengan sangat baik." ucap Athala tersenyum kepada Melani.

Melani memutar matanya malas, "Jadi, yang Daven lakukan sekarang  dengan calon suami kalian adalah menyusun rencana?" tanya Melani.

"Mungkin." jawab mereka bertiga secara bersamaan.

"Tunggu gue disini." ucap Melani, gadis itu berjalan menuju ruangan kerja Daven.

Ceklek!

Pintu terbuka, Daven dan sahabatnya melihat ke arah pintu.

"Tak perlu menyusun rencana, Athala tidak akan membuat masalah di pernikahan kalian." ucap Melani berdiri di ambang pintu.

Mereka menatap bingung, siapa yang mengatakan hal ini kepada Melani, dan apa maksud perkataan Melani tadi?

Melani masuk ke dalam ruangan tersebut, berjalan mendekati suaminya, "Kalian tenang saja, Deviana sudah mengundang Athala dan gue pastikan Athala nggak akan buat masalah." ucap Melani kepada mereka.

"Apa yang telah kau lakukan?" tanya Daven.

Melani melihat mereka satu per satu, "Sebenarnya Athala tidak ingin membuat masalah di pernikahan Bryan, Athala melakukan itu agar dia bisa bertemu sama gue. Coba kalian pikirkan, kemarin saja, Athala ngikutin gue sampai di warung bakso, dan mengantar gue ke markas Valentía." jelas Melani.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang