Part 32 GV🏍️

2.6K 110 8
                                    

-Happy Reading-

"Dari siapa?" tanya Melani, mengamati wajah Daven yang tiba-tiba berubah setelah membaca isi chat.

"Dari Reyfan." jawab Daven.

"Apa aku boleh melihat chatnya? tanya Melani.

"Sebaiknya kita mandi terlebih dahulu." ucap Daven, tidak memperdulikan pertanyaan Melani.

"Tap-"

"Kau ingin mandi atau menambah dua ronde lagi?" tanya Daven dengan deep voice.

"Mandi." jawab Melani dengan cepat.

"Pilihan yang bagus." ucap Daven.

Daven bangun dan berdiri terlebih dulu, lalu menggedong Melani ala bridal style.

Melani melingkarkan tangannya di leher Daven. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Daven.

Setelah 30 menit kemudian, mereka selesai dengan ritual mandi. Melani merasa sangat segar setelah mandi.

Setelah mengenakan pakaian, Melani langsung menyiapkan alat sholat untuk mereka berdua.

Melani senyum-senyum sendiri melihat Daven yang mengenakan baju sholat.

"Kenapa senyum?" tanya Daven menatap Melani dengan tatapan aneh.

"Gapapa, Ven." jawab Melani, sambil mengulum senyumnya.

"Oh, ya, Mel, nanti pagi kita pindah ke rumah baru." ucap Daven.

"Rumah baru?" tanya Melani tak mengerti.

"Nanti aku jelasin, setelah sholat." jawab Daven.

Daven dan Melani sholat dengan khusyu, dan Daven yang sebagai imamnya.

8 sampai 10 menit berlalu, Daven dan Melani sudah selesai sholat. Melani mencium tangan Daven, dan Daven mencium dahi Melani.

Melani kembali teringat dengan perkataan Daven tadi, dan kembali bertanya, "Maksudmu dengan rumah baru itu apa?" tanya Melani.

"Sebelum kita menikah, aku pernah membeli sebuah rumah, tapi aku tidak pernah menempati rumah itu." jawab Daven.

"Lalu?"

"Lalu, aku berpikir setelah menikah aku akan tinggal di sana bersama istriku. Dan istriku adalah kau, Melani Richard."

Wajah Melani berubah menjadi merah saat Daven mengatakan 'Melani Richard'.

"Baiklah, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Melani. Biasanya setelah sholat subuh, Melani langsung lanjut membaca Al-Qur'an.

"Mengaji." jawab Daven.

"Lalu?" tanya Melani lagi.

"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Daven balik.

"Sepertinya aku ingin membuat sarapan, setelah itu aku ingin membuka kado-kado pernikahan kita." jawab Melani.

Daven menganggukkan kepalanya paham, "Do what you want to do, Wifey." ucap Daven.

Daven berjalan mengambil dua Al-Qur'an untuk dirinya dan juga Melani. Lalu, mereka fokus membaca Al-Qur'an masing-masing.

Hampir 30 menit berlalu, Melani selesai terlebih dahulu. Melani membuka mukena yang dia kenakan, lalu menyimpannya dengan rapi di dalam lemari.

"Aku akan membuat sarapan, Ven." ucap Melani sekedar memberitahu.

Melani langsung keluar dari kamar, menuju ke dapur. Melani merasa bingung dengan letak barang-barang yang ada di dapur, karena rumah Daven tidak seperti rumahnya.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang