Part 45 GV🏍️

2K 54 0
                                    

-Happy Reading-

Saat tiba di rumah Reyhan. Bryan dan Deviana disuguhkan dengan pemandangan Athala yang sedang memanjat pohon mangga yang berada di halaman depan rumah Reyhan.

Di sana juga terdapat Fiqiara yang berdiri di bawah pohon, untuk memberitahu mangga mana saja yang dia inginkan.

"COBA MANJAT LEBIH TINGGI!" teriak Fiqiara.

Daven menyenggol lengan Melani, "Aku merasa umur Athala tidak akan  lama lagi jika seperti ini." ucap Daven, merasa kasian kepada saudara sepupunya.

Melani tertawa kecil, adegan di depannya ini cukup menghibur dirinya.

Bryan dan Deviana menghampiri para sahabatnya. Jangan lupakan, sayuran yang Bryan bawa di dalam kantong belanjaan. Atensi para sahabatnya tidak tertuju kepada mereka berdua, tetapi kepada kantong belanjaan.

Reyhan menghampiri mereka, dan mengambil kantong belanjaan dari tangan Bryan, "Eh, kalian berdua, nggak perlu repot-repot bawa buah tangan." ucapnya, membuka kantong belanjaan.

"Sayur? buat apa?" tanya Reyhan bingung.

"Ini, si Deviana mau Athala masak sayur sup buat dia." jawab Bryan, menunjuk Deviana yang cengengesan.

Athala yang berada di atas pohon tidak mendengar perkataan Bryan tadi. Jika, mendengarnya, mungkin Athala tidak ingin turun dari atas pohon.

"YANG MANA LAGI?" teriak Athala, setelah mencabut satu buah mangga yang di tunjuk Fiqiara.

"UDAH CUKUP, TURUN AJA!" ucap Fiqiara ikut berteriak.

Athala turun dengan sangat hati-hati. Salah pijak saja, bisa langsung pindah alam.

Akhirnya, Athala turun dengan selamat. Dengan wajah yang penuh keringat. Entah kenapa, tapi wajah Athala yang sekarang lebih menggoda.

"Sekarang apa lagi?" tanya Athala menatap kesal mereka semua, kecuali Melani.

Bryan mengangkat tangan Reyhan yang memegang kantong belanjaan, "Sekarang, waktunya masak sayur sup." jawab Bryan.

Athala menepuk jidatnya pusing. Walaupun, dia bisa memasak tapi dia malas untuk melakukan hal itu sekarang.

Melihat Athala yang hanya terdiam, Deviana menyenggol lengan Melani, memberinya isyarat agar Melani mau menyuruh Athala.

"Athala." panggil Melani, menampilkan puppy eyes miliknya. Ayolah, Athala tidak bisa jika melihat Melani dengan ekspresi seperti itu. Sangat imut, menurutnya.

"Baiklah." ucap Athala pasrah.

Saat di dapur, Athala dibantu oleh Bryan. Keduanya melakukan tugas masing-masing, Athala memotong wortel, dan Bryan memotong kentang.

Tidak ada perbincangan di antara mereka berdua. Jadi, Bryan berinisiatif untuk membuka obrolan, "Lo pulang kesini bersama siapa?" tanya Bryan.

"Mark." jawab Athala.

"Terus, di mana Mark?" tanya Bryan lagi.

Mendengar pertanyaan Bryan, Athala langsung berhenti memotong wortel. Sepertinya, Athala melupakan sesuatu yang sangat penting sekarang. Athala lupa bahwa Mark pergi ke supermarket, dan akan menyusulnya di rumah Daven.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang