Part 41 GV🏍️

1.3K 58 11
                                    

-Happy Reading-

1 week later

Satu minggu kemudian, setelah pernikahan Bryan dan Deviana, sekarang pernikahan Reyfan dan Sintia.

Waktu begitu cepat berjalan, jika kita menghabiskan waktu bersama orang yang kita cintai.

Selama satu minggu itu juga, Daven sudah sering menahan emosi melihat tingkah Athala yang tiada habisnya untuk mendekati Melani.

Hampir setiap hari Athala datang mengunjungi rumah mereka, kadang-kadang Athala datang bersama Mama Delia dan kadang-kadang bersama Devia. Hal itu membuat Daven kesal dengan sepupunya yang satu ini.

Disini lah mereka berada sekarang, di acara pernikahan Reyfan dan Sintia, sebelumnya Sintia sudah mengundang Athala karena permintaan Melani.

Athala duduk di antara Daven dan Mark, "Kapan ya gue bisa nikah sama Melani?" ucap Athala tiba-tiba.

Daven memejamkan matanya untuk mengendalikan emosi, "Melani itu istri gue, cuma milik gue." ucap Daven kesal, menunjukkan cincin pernikahan yang dia kenakan di jari manis kepada Athala.

"Lo semakin hari semakin ngeselin ya?!" ucap Mark yang juga ikut kesal.

Athala tak memperdulikan ucapan kedua pria tersebut, dia lebih memilih untuk pindah tempat duduk di dekat Michelle dan Devia.

Acara ijab kabul sebentar lagi akan dilakukan, Reyfan terlihat sangat gugup, jarang sekali Reyfan terlihat seperti ini. Reyhan yang melihat saudara kembarnya sedang gugup, hanya bisa menahan tawa.

Reyfan semakin gugup saat Papa Sintia duduk di hadapannya, "Kamu jangan gugup, dibawa santai saja." ucap Papa Satria mencoba menenangkan Reyfan.

"Ayo, kita mulai sekarang." ucap Papa Satria.

"Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikah dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Sintia Naura Kasih, dengan mahar lima triliun, 20% saham NICS company, dan seperangkat alat sholat di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Sintia Naura Kasih dengan mahar lima triliun, 20% saham NICS  company, dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" ucap Reyfan, dengan sekali tarikan nafas. Setelah selesai mengucapkan ijab kabul, wajah pria itu langsung tersenyum bahagia.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

"ALHAMDULILLAH!"

Sintia berjalan menuju altar pelaminan ditemani oleh sahabatnya. Gadis itu terlihat sangat cantik mengenakan gaun berwarna pink.

Tanpa Reyfan sadari, matanya mengeluarkan butiran air mata bahagia. Begitu juga dengan Sintia, gadis itu menatap Reyfan dengan tersenyum haru.

Reyhan dan Fiqiara menatap pemandangan seperti itu hanya bisa menahan tawa mereka.

"Palingan kalian nangis juga minggu depan." cibir Deviana kepada pasangan yang absurd satu ini.

"Gue cepuin ke Reyfan kalo lo ketawa ya, Han?!" ancam Bryan yang melihat sahabatnya menahan tawa.

Reyhan mendengkus kesal, apa Bryan ini tidak tahu diri? bahkan dirinya lebih parah dari Reyhan, "Mending lo video-in aja yang bener, langka banget kita liat wajah Reyfan sperti itu." ucap Reyhan kepada Bryan yang sedang memegang ponsel sambil merekam ekspresi Reyfan.

Bryan cengengesan, "Hehe, iya, iya!" ucapnya.

Deviana menepuk jidatnya, suaminya ternyata sama saja seperti pasangan ReyFiq, tidak bisa melihat situasi.

Tiba-tiba Reyhan menepuk pundak Bryan, "Eh, itu Athala, ngapain duduk di dekat Michelle? biasanya dia selalu dekat-dekat Melani." ucapnya sambil menunjuk ke arah Athala.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang