Part 15 GV🏍️

6.9K 480 20
                                    

-Happy Reading-


"Mel?!" panggil Pria itu.

Melani mendongak, menatap Pria itu.

"Lo?!"

"Sintia di UKS." sambungnya.

"Gue tau. Gue kesini buat ngomong sama lo." Pria itu duduk disamping Melani tanpa izin dari gadis itu.

Dahi Melani berkerut bingung, "Ngomong apa, Fan?" tanya gadis itu to the point.

Ya, Pria yang duduk disampingnya adalah Reyfan.

"Gue tau, kalo lo salah paham tentang gadis yang boncengan sama Daven tadi."

Melani tersenyum smirk, jadi masalah Daven yang ingin dibicarakan. Baiklah, Melani akan mendengarkan penjelasan itu dan ingin tahu sejauh mana sahabat Daven ini membela.

"So?"

"Gue kesini mau jelasin siapa gadis itu dan gue nggak bermaksud membela sahabat gue."

"Okay! Tell me!" Melani mengubah posisi duduknya menghadap Reyfan.

"Gue jelasin semuanya tapi lo jangan menyela dulu. Gue nggak suka mengulangi perkataan yang sama." ucap Reyfan tegas. Baru kali ini Pria itu berbicara panjang kepada Melani dan untuk membela sahabatnya.

Melani mengangguk kecil.

"Nama gadis itu Clara, pacarnya Erick salah satu anggota Ganar. Waktu Erick dan Clara pergi ke Kampus, mereka dihadang sama anak geng motor lain."

Sepertinya perbincangan ini cukup menarik bagi Melani, dan dia juga ingin tahu siapa musuh geng motor Ganar ini.

"Dan waktu Daven pengen jemput lo, dia lewat jalan yang sama seperti Erick dan Clara. Daven ngeliat mereka dikeroyok, dan membantu Erick sebagai salah satu anggotanya. Lo pasti tahu tugas Ketua geng bukan? Gue harap penjelasan gue bisa buat lo ngerti."

"Geng motor mana?" tanya Melani. Ingin tahu musuh dari geng motor calon suami sendiri tidak masalah bukan? Pikirnya.

"Lionz." jawab Reyfan singkat, padat, dan jelas.

Lionz, cukup menarik ~ Batin Melani.

Seolah tahu isi otak Melani. Reyfan menghembuskan nafas kasar, "Jangan pernah berurusan sama Lionz, mereka main keroyokan." entah itu peringatan atau perintah. Tapi itu cukup menarik bagi Melani.

"Gue pamit dulu, gue saranin minta maaf sama Daven." ucap Reyfan sebelum benar-benar meninggalkan Melani.

Selang beberapa menit setelah Reyfan pergi, seorang Pria datang menyodorkan dua kantong belanjaan.

Melani mendongak menatap Pria itu, ternyata Daven, Calon suaminya.

Daven menggoyangkan kantong belanjaan itu, mengisyaratkan agar Melani mengambilnya.

"Apa?" tanya Melani.

"Ice cre-am." belum sempat Daven menyelesaikan perkataannya, Melani lebih dulu merampas kantong itu.

Ternyata cemilan favorite-nya. Melani membuka kantong belanjaan, banyak jenis ice cream yang Daven belikan untuknya.

"Buat gue?" sopan sekali Melani ini, setelah merampas baru bertanya.

"Iya, buat lo, My future wifey." Melani tersenyum senang. Tidak sia-sia menerima perjodohan dengan Daven. Jika begini caranya, Dia ingin marah setiap hari agar Daven membelikannya ice cream.

Daven ikut tersenyum walaupun wajahnya terluka. Untung saja, ada kedua sahabatnya yang mengobati lukanya. Dan satu lagi membantunya untuk meluruskan kesalah pahaman. Beruntungan sekali Daven memiliki tiga sahabat seperti mereka.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang