Part 13 GV🏍️

7.2K 469 46
                                    

-Happy Reading-

"Berarti, Daven dan Melani nikah lebih dulu, terus Bryan Dan Deviana, terus Reyfan dan Sintia, dan yang terakhir gue sama Fiqiara." ucap Reyhan menatap semua temannya.

"Bersyukur dikit kalik yang penting nikah." ucap Reyfan menatap Reyhan dengan kesal.

"Bersyukur sih bersyukur, tapi lama banget." Reyhan menghembuskan nafas berat.

"Semakin lama nikah, ya semakin panjang umur lo." ucap Bryan ikut menimbrung. Seketika otaknya langsung teringat dengan ucapan Fiqiara waktu di kantin.

"Maksud lo?!"

"Bukannya Fiqiara bilang waktu di Kantin. Misalkan lo jadi suami dia, lo bakal dikasih minum racun bukan dikasih jatah di malam pertama." ucapan Bryan membuat mereka tertawa, berbeda dengan Reyhan yang memasang muka kesalnya.

Reyhan menatap Fiqiara yang sedang tertawa. Tangannya terulur mengelus puncak kepala Fiqiara. Seketika Fiqiara langsung terdiam mematung saat matanya bertatapan langsung dengan Reyhan.

Tatapan ini berbeda. Bukan tatapan permusuhan, melainkan tatapan yang sulit diartikan. Pupil mata Reyhan yang membesar ketika melihat Fiqiara.

Gue cinta sama lo, Fiq. Waktu pertama kali gue ngeliat lo, gue udah tertarik .~ Batin Reyhan.

Gue sayang sama lo, Han. Tapi gue belum bisa tunjukkin rasa itu sekarang. ~ Batin Fiqiara.

Bryan berdehem melihat pasangan ReyFiq (Reyhan Fiqiara) bertatapan tanpa mengatakan sesuatu. "Ekhem! dunia berasa milik berdua, yang lainnya cuma numpang."

"Lo gak bakal ngasih gue racun waktu malam pertama nanti kan?" tanya Reyhan.

"Atas restu Mama Papa, mungkin enggak." jawab Fiqiara sedikit mendramatis.

"Enggak apa?"

"Ya, enggak salah lagi. Lo tu musuh gue berkedok sebagai calon suami. Dan musuh itu harus dimusnahkan."

"Daripada ngasih racun ke gue, lebih baik lo ngasih jatah malam pertama. Hitung-hitung investasi anak." Sepertinya Reyhan sudah tidak punya malu, eh salah Reyhan memang tidak punya malu. Tapi Fiqiara? Gadis itu sudah menutup wajah dengan telapak tangannya. Malu rasanya karena ulah Reyhan.

"Gila sih! udah bahas jatah malam pertama aja ni." ucap Sintia menggoda Fiqiara.

Kebetulan sekali mereka duduk membentuk lingkaran.
Fiqiara duduk diantara Reyhan dan Sintia, kemudian disamping Sintia terdapat Reyfan, lalu Bryan, lalu Deviana, kemudian Melani, dan terakhir Daven.

"Ssttt, shut up!"

Deviana memanggil Melani. "Mel?" Jika ditanya kenapa? Tentu saja kepo tentang masalah perjodohan Melani dengan Daven.

"Hm?"

"Cerita dong gimana lo bisa dijodohin sama Daven, please?!" Melani sedang meminum air seketika menyemburkannya mengenai wajah Daven.

"Sorry, sorry, nggak sengaja." Melani mengambil tisu dan mengelap area wajah Daven. Sampai tepat di jakun milik Daven, Melani menelan air liurnya. Sungguh menggoda, jakun yang bergerak naik turun.

"It's okay, Love. No problem." Daven menarik pinggang Melani agar semakin dekat dengan dirinya. Tak memperdulikan teman-teman mereka yang hanya menyaksikan film romantis gratis.

Daven mengecup lama dahi Melani, Melani menegang. Seperti ada aliran listrik yang mengalir. Bukan aliran listrik, tapi aliran cinta. Eaaa.... semakin bucin ni....

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang