Part 42 GV🏍️

1.4K 58 4
                                    

-Happy Reading-

Tok! Tok! Tok!

"Permisi!" Athala sudah berdiri di depan pintu rumah Melani, pria itu terus mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban dari siapa pun.

Athala menarik nafas panjang, lalu berteriak, "PERMISI! APAKAH ADA ORANG DI DALAM?" teriaknya, dengan suara lantang.

Setelah berteriak cukup keras, akhirnya ada seseorang yang menjawab teriakannya, "IYA, SEBENTAR!" jawab seseorang dari dalam rumah.

Ceklek! Tiba-tiba seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk Athala.

"Tante Tania, kan?" tanya Athala dengan sopan.

"Iya, kamu keponakan Delia, kan?" ucap Mama Tania.

Athala menganggukkan kepala, "Iya, nama saya Athala. Saya di suruh tante Delia buat jemput Devia kesini." ucap Athala.

"Masuk dulu, Devia sama yang lain lagi di taman belakang." ucap Mama Tania memberitahu.

Athala mengikuti langkah kaki Mama Tania yang menunjukkan jalan ke arah taman belakang. Di sana, terlihat Mark, Michelle, Serkan, Steve, dan Devia sedang duduk santai sambil menikmati cemilan.

"Tante pergi dulu ya, kamu duduk aja sama mereka." ucap Mama Tania, lalu pergi meninggalkan Athala sendiri.

Athala berjalan menghampiri mereka berlima, "Via?" panggil Athala kepada adik sepupunya.

Devia langsung menoleh, "Eh, bang Athala, duduk dulu, sini." ucapnya, menunjuk satu kursi kosong di sampingnya.

Mark menatap Athala dari atas sampai bawah, matanya tertuju kepada satu objek, yaitu tangan Athala yang di perban.

"Kenapa tangan lo?!" tanya Mark dengan nada ketus.

"Luka abis ngelawan penjahat!" jawab Athala dengan nada ketus juga.

Mark menarik tangan Athala yang terluka dengan kasar, "Tapi, kalo diliat dari lilitan perban di tangan lo, gue rasa Deviana yang ngobatin lo." ucap Mark sambil memutar-mutar tangan Athala.

Athala memukul tangan Mark yang memegang tangannya, "Jangan sentuh gue! Najis tau gak?!" ucapnya.

Michelle, Devia, Serkan dan Steve tertawa melihat interaksi antara dua orang di depan mereka ini.

"Iya, memang, Deviana yang ngobatin tangan gue." ucap Athala, membuat mereka semua melototkan mata tak percaya.

Seorang Deviana, yang jelas-jelas sangat Anti-Athala, malah membantu Athala mengobati luka. Sungguh di luar nalar.

Saat Mark ingin mengatakan sesuatu, Athala lebih dulu menutup mulut Mark, "Lo tenang dulu, dengarin cerita gue." ucap Athala.

Athala mulai menceritakan semuanya secara detail, dan Athala juga sudah memberitahu anggotanya untuk mencari kedua penjahat tadi.

Mark menyentuh dahi Athala, "Lo nggak demam." ucapnya santai.

"Lo sudah mulai tobat?" tanya Michelle, bukannya mendapatkan jawaban dari Athala, malah mendapatkan cubitan kecil dari Devia.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang