Part 23 GV🏍️

4.9K 297 81
                                    

-Happy Reading-

"You lied, Melani Putri Aletta." ucap Michelle.

"What do you mean?" tanya Melani tidak mengerti.

"Serkan udah cerita semua tentang tujuan lo ketemu sama Steve." jawab Michelle.

"Wait! Serkan? bocah prik itu?" tanya Melani tak percaya. Ternyata, Serkan benar-benar Pria yang menjengkelkan.

Tiba-tiba Mark bertanya, "Kenapa lo manggil dia dengan sebutan 'bocah prik', Mel?"

"Baru kali ini gue ketemu sama orang yang bikin gue kesal sampai ke ubun-ubun." jawab Melani.

"What happened?" tanya Mark lagi.

"Jadi gini, waktu gue masuk markas, gue ketemu sama si Serkan. Terus, gue nanya 'Steve dimana?', bukannya ngejawab, dia malah nanya hal yang gak penting ke gue. Terus ngalangin jalan gue lagi. Gue ke kanan Dia juga ke kanan, gue ke kiri dia juga ke kiri." jelas Melani panjang.

Michelle dan Mark saling melontar Pandangan. Michelle yang paham dari tatapan Mark langsung membela diri.

"Gue nggak nyuruh dia gangguin lo ya, Mel. Gue cuma nyuruh dia untuk ngawasin lo sama Steve aja." ucap Michelle cepat. Sebelum Melani menuduhnya yang tidak-tidak karena menyuruh Serkan untuk memata-matai dirinya dan juga Steve.

Melani menghela nafas panjang, "So, Kalian udah tahu semuanya, kan?" tanya Melani.

Michelle dan Mark mengangguk sebagai jawaban.

"Apa lo udah membicarakan tentang hal ini dengan Daven?" tanya Mark.

"Belum. Gue masih penasaran dengan Wajah asli dari Leader of Leonz." jawab Melani.

"Wait! Bukannya lo nyuruh Steve buat cari semua informasi tentang mereka?" Kini giliran Michelle yang bertanya.

"Iya. Tapi, setelah gue baca semua data-data mereka. Nggak ada sedikit pun biodata atau foto dari the leader mereka."

"Gue rasa Pemimpin mereka adalah orang yang sangat tertutup."

"Yup, exactly. Gue juga mikir begitu."

"Kenapa lo nggak tanya langsung aja ke Daven, ciri-ciri Pemimpin Lionz gimana?" tanya Mark dengan watados.

Melani menatap kesal kepada Mark, "Lo mau gue gali kuburan sendiri, gitu?!"

"Ya, gak juga sih. Siapa tahu aja Daven pernah ketemu langsung sama orangnya."

"Udah, Mark. Lo diam dulu." ucap Michelle menatap Mark.

Lalu beralih menatap Melani, "Pernikahan lo tinggal beberapa hari lagi, Mel. Gue saranin lo jangan ngurusin hal-hal yang buat diri lo terlibat dalam masalah." ucap Michelle.

"Masalah ini biar gue sama Mark aja yang ngurus dulu." sambung Michelle.

Tiba-tiba Melani berdiri, berjalan menghampiri kursi mereka, "Thanks, brothers." ucap Melani memeluk leher kedua Pria itu.

" ucap Melani memeluk leher kedua Pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang