Part 40 GV🏍️

1.5K 60 4
                                    

-Happy Reading-

Athala hendak menyentuh kepala Melani, tapi dari teriakan seseorang membuatnya berhenti.

"JANGAN LO BERANI SENTUH ISTRI GUE! teriak seseorang, ntah darimana suara itu berasal.

Mereka tergelonjak kaget mendengar teriakan tersebut, mereka melihat sekeliling tapi tidak ada siapa pun selain mereka, dan pepohon.

"Gila, itu suara darimana asalnya?" ucap Reyhan merinding.

"Tapi, teriakan itu mirip suara suami gue." ucap Melani.

Dan benar saja, Daven melompat dari atas pohon bersama Reyfan dan juga Bryan.

Ketiga pria tersebut keluar dari tempat persembunyian, dan menghampiri mereka berenam.

"LOH! Kok lo bisa disini?" ucap Athala kesal.

"Kenapa? Nggak senang?" ucap Daven sewot.

Daven, Reyfan, dan Bryan menatap tajam ke arah Reyhan, dan Reyhan hanya bisa cengengesan sambil mengangkat kedua jarinya membentuk V, "Peace." ucap Reyhan.

Reyfan menghampiri Sintia, tatapan pria itu tidak berubah sama sekali, tetap dengan tatapan cinta, "Ayo, pulang." ucap Reyfan, menarik tangan Sintia.

Sintia mengerucutkan bibirnya, "Gue pulang dulu, guys!" ucap Sintia, terdengar sedih. Sebenarnya, dia belum ingin pulang, tapi dia tidak ingin mencari masalah dengan Reyfan, lebih baik mematuhi ucapan pria itu saja.

Daven menghampiri Melani, menarik pinggang Melani agar lebih dekat dengannya.

Daven menatap nyalang ke arah Athala, "Awas lo coba coba mau nyentuh istri gue!" ucap Daven memperingati.

Apakah Athala peduli? Tentu saja, tidak. Athala hanya menanggapi acuh tak acuh ucapan Daven tadi.

"Ayo, pulang." ucap Daven, tangan pria itu tidak lepas dari pinggang Melani.

Melani hanya pasrah, lagipula wajah Daven terlihat sangat tidak bersahabat.

Deviana menatap Bryan, meminta penjelasan tentang bagaimana mereka bertiga bisa datang kesana.

Bryan menarik nafas panjang, "Jadi gini, Daven sudah curiga kalo Melani bakal ngelakuin hal tadi. Jadi, dia bertanya sama gue dan Reyfan, terus gue bilang kalo lo dan kedua sahabat lo bakal ngumpul di markas Valentía, termasuk Melani juga." jelasnya.

"Terus?" tanya Fiqiara penasaran.

"Waktu kita lagi diskusi, Reyhan nggak ada disitu. Reyfan bilang kalo Reyhan pergi sama Fiqiara, nah kita langsung curiga saat itu juga, lagipula apa kegunaan Reyhan ngikut kalian ngumpul sedangkan gue, Daven dan Reyfan nggak diajak." sambung Bryan.

Reyhan mendengkus kesal, "Gue sangat penting dan sangat berguna." cetusnya.

Fiqiara memutar matanya malas, "Jangan merasa penting kalo masih jadi beban keluarga dan teman." ucap Fiqiara menatap Reyhan.

Bryan tak memperdulikan perdebatan Reyhan dan Fiqiara, dan lebih memilih untuk lanjut bercerita.

"Terus, Reyfan bilang kalo dia ada nempelin alat pelacak di motor Reyhan, jadi kita lacak, terus berakhir disini." ucap Bryan.

Reyhan melototkan mata tak percaya. Pria itu pergi memeriksa motornya, dan benar saja, ada sebuah alat yang menempel disana.

"Kampret benget tuh bocah!" cetusnya.

"Jadi, kalian sembunyi di atas pohon itu, ide dari siapa?" tanya Deviana, yang memiliki ide konyol seperti itu hanya terdapat di pikiran Reyhan dan Fiqiara saja.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang