Part 16 GV🏍️

6.7K 448 23
                                    

-Happy Reading-

Sesuai dengan permintaan Melani yang ingin pergi ke Italy. Mau tak mau Daven membantunya agar mendapatkan izin, padahal pernikahan mereka tinggal beberapa hari lagi.

Jika calon menantu kesayangan yang meminta izin pasti dituruti. Mama Tania memberi izin kepada Melani untuk pergi, dengan syarat Daven harus ikut bersamanya.

Lebih baik mengajak Daven daripada tidak pergi sama sekali, pikir Melani.

Kini mereka sudah sampai di Italy setelah beberapa jam perjalanan. Michelle sudah menunggu mereka di bandara, untuk menyambut kedatangan mereka.

"Michelle!" teriak Mark kepada seorang Pria yang menggunakan jacket kulit berwarna hitam.

Merasa dipanggil Pria itu menoleh kearah sumber suara. "Welcome to Italy, guys!" ucap Michelle memeluk mereka berdua, kecuali Daven.

"Who's he?" tanya Michelle menunjuk Daven.

"He's Daven, my fiancé." jawab Melani.

"Daven Richard." ucap Daven tersenyum, menjulurkan tangannya.

"Michelle Miller." ucap Michelle ikut tersenyum.

Mereka mulai berjalan keluar dari bandara, "Kalian ingin ke apartment atau ke markas terlebih dahulu?" tanya Michelle.

"Apartment, aku ingin istirahat dulu." ucap Melani dengan wajah lelahnya.

"Baiklah."

~Di Apartment~

Mereka sampai di apartment, apartment yang begitu luas, terdapat dua lantai dan empat kamar tidur.

"Disini ada empat kamar, kau bisa menggunakan kamar diatas, sebelah kamar Melani." ucap Michelle kepada Daven.

Daven dan Melani langsung masuk ke kamar mereka, sedangkan Mark dan Michelle pergi ke markas. Ingin memeriksa persiapan untuk acara besok hari.

Melani duduk disofa, mengistirahatkan tubuhnya sebentar. Hari yang melelahkan baginya. Baru saja ingin memejamkan mata, suara ketokan pintu lebih dulu menganggu indra pendengarannya.

Tok tok tok!

"Siapa sih?! Ganggu aja!" gerutu Melani kesal, dengan malas gadis itu berjalan membukakan pintu.

Ceklek! pintu terbuka.

Melani mendengkus kesal saat melihat Daven dengan wajah tanpa dosa berdiri di depan kamarnya.

Daven langsung masuk kedalam kamar gadis itu tanpa permisi. Melani ikut masuk, sebelumnya dia sudah mengunci pintu.

"Kenapa?" tanya Melani. Gadis itu kembali duduk di sofa. Sedangkan, Daven? Pria itu sedang berdiri sambil mengamati setiap inci kamar Melani.

"Boleh gue tidur disini sama lo, Mel?" tanya Daven, Pria itu duduk disamping Melani.

"Hah! Nggak! Nggak boleh!" jawab Melani ngegas. Enak saja ingin tidur bersamanya, halal aja belum. Nanti kalo kebablasan bahaya, bisa bisa mereka dinikahkan hari ini juga.

"Lo tidur di kasur, gue di sofa. Boleh ya?" suara Daven terdengar seperti memohon. Melani jadi tak tega melihatnya, padahal Daven sudah disiapkan kamar oleh Michelle. Kenapa lagi dengan pria ini? pikirnya.

"Lo udah disiapin kamar sama Michelle. Sebelah kamar gue lagi, kenapa lo malah mau tidur di kamar gue?" tanya Melani tak habis pikir. Calon suaminya ini sangat merepotkan sekali.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang