Part 3 GV🏍️

11.5K 743 80
                                    

-Happy Reading-

°Di taman°

"De, kita juga harus pergi. Makanan kita masih di kantin." ajak Bryan kepada Deviana, agar terhindar dari amukan singa jantan dan betina.

"Oh ya, makanan kita belum abis tadi." ucap Deviana mengiyakan ajakan Bryan.

"Sorry, pak boss sama calon bu boss. Kita pergi dulu, bye bye."

"Iya, Mel, Sin. Gue pergi dulu ya. Bye bye."

"Ck, mental yupi!" gumam Sintia. Dia tau pasti Fiqiara dan Deviana menghindar dari Melani karena ketahuan nguping.

"Lo nggak mau ikut kabur?" tanya Melani kepada Sintia.

"Nggak. Gue kan mental baja, bukan mental yupi kek mereka." jawab Sintia.

"Eh, gue lupa. Gue ada kelas sekarang, pasti dosen nyariin gue. Gue cabut dulu, Mel." sambung Sintia, lalu berlari meninggalkan mereka.

Melani hanya bisa mengelengkan kepalanya. Sahabat-sahabatnya tak ada yang benar.

Tersisa mereka bertiga saja sekarang, Daven, Melani, dan Reyfan. Melani merasa aneh saat Daven terus menatapnya. Tidak aneh jika Daven hanya menatap biasa ke arahnya, masalahnya tatapan yang Daven tunjukkan sangat mendalam. Melani menjadi risih dibuatnya.

"Gue tunggu lo pulang dari kampus. Ingat pertandingan dan perjanjian kita!" ucap Daven lalu pergi bersama Reyfan meninggalkan Melani.

°Di kantin°

"Huh, selamat." ucap Bryan Dan Deviana bersamaan. Mereka baru saja tiba di kantin.

"Ini terjadi gara-gara sahabat gue sama lo tuh!, punya ide sesat banget!" Deviana masih merasa kesal dengan Reyhan dan Fiqiara.

"Lo tau idenya sesat, tapi lo ikut gabung ide mereka juga kan?" tanya Bryan juga ikut kesal.

"Ya iya sih, tapi tangan lo lepasin dulu dari tangan gue." ucap Deviana saat menyadari tangan Bryan memegang pergelangan tangannya.

"Gapapa, gini aja dulu."

"Ish! gue risih, Bryan. Tangan gue dipegang sama lo."

"Ekhem!, Katanya mantan kok gandengan terussss!" ucap seorang pria dari arah belakang mereka.

Spontan Bryan dan Deviana menoleh ke arah sumber suara. Dan benar saja yang datang adalah Reyhan dan Fiqiara, si biang rusuh.

"Katanya mantan, kok nempel terus kayak parasit aja kalian."

"Ngapain kalian kesini?, ganggu orang lagi berduaan aja." ucap Bryan kesal.

Bryan merasa aneh saat melihat wajah Reyhan yang sedikit berbeda. Reyhan menggunakan perban di kepalanya. Tentu saja itu ulah dari Fiqiara yang mengobatinya tadi di UKS.

"Lo kenapa pakai perban segala sih?, cuma kejatuhan buah mangga juga bukan pisau yang jatuh dari langit. Ck, lebay banget." ucap Bryan dengan nada mengejek.

"Diem lo!, ini ulah dari noh, Fiqiara. Katanya biar nggak infeksi." ucap Reyhan kesal. Reyhan sudah tau jika Bryan melihat dirinya dengan perban, maka dirinya akan diejek. Merasa namanya disebut Fiqiara langsung menatap tajam ke arah Reyhan.

GAVAL |Ganar & Valentía|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang