***
Selesai membersihkan dirinya, Rini segera kembali ke kelas bersama Leo. Di kelas murid-murid tampak berkerumun membuat mereka berdua penasaran.
"Eh ... misi-misi orang cakep mau lewat. Btw ada apa nih? Kenapa pada ngerumunin calon suami gue? Kaya lalat ngerumunin t*i?" ceplos Rini, pasalnya hampir seluruh teman kelasnya mengelilingi Angga.
"Wah, lu keduluan Rin," ujar Salsa, si ratu gosip.
"Ketinggalan apaan?" tanya Rini bingung.
"Tadi itu, si Angga ditembak sama Kak Tasya. Lu tau, kan? Kak Tasya itu, Kakak kelas terpopuler dan tercantik di sekolah ini," jelas Salsa semangat.
"Loh, emangnya ada yang lebih cakep dari gue, ya? Leo, lu kenal?" tanya Rini pada Leo.
"Gak kenal tuh, bukan artis juga. Gak penting," jawab Leo cuek, Salsa hanya melongo.
"Kalian berdua baru keluar dari goa apa gimana? Hadeh," Salsa menepuk jidatnya.
"Terus, pasti dia ditolak. Angga kan hanya setia sama gue," ujar Rini sombong.
"Gak, diterima kok," jawab Salsa lalu menyentil upilnya.
"Nah kan, gue bilang juga ... apa? Diterima? Mana mungkin!" kaget Rini. Dia hampir pingsan saking terkejutnya.
"Beneran, gue udah resmi pacaran sama Kak Tasya hari ini," ujar Angga datar memandang Rini dengan tatapan menusuk, Rini tampak salah tingkah.
"Tega bener lu, Miskah. Gue kira hubungan kita spesial, taunya gue cuma pembuang sial ... sakit atiku, Mak," ujar Rini nelangsa, dia sedang gegana, gelisah galau merana.
"Sabar Rin, nanti gue cariin cowok laen, yang lebih ganteng dari Angga," Leo berusaha menghibur.
"Aku rapopo, ya Allah jika Angga jodoh gue, maka dekatkanlah, kalau bukan maka biarkan gue bertarung dengan jodohnya," doa Rini lebay.
"Udah-udah bubar, kalian semua kembali ke tempat duduk," perintah Dito. Murid-murid segera membubarkan diri termasuk Rini dan Leo.
"Rin, sebenarnya lu beneran suka sama Angga gak sih?" tanya Leo.
"Ya beneranlah, bayangin aja. Gue sama dia tuh tetanggaan dari orok, heran bener gue tuh, dulu pas bocil tuh anak selalu banget nempel sama gue, eh pas SMP gue dibuang, sialan emang."
"Jadi? Beneran suka? Abisnya lu kaya gak serius."
"Emangnya itu penting? Apa jangan-jangan lu suka sama gue ya? Kalau iya, maaf lu gue tolak. Lu bukan tipe gue," ujar Rini terus terang berhasil membuat Leo kesal.
"Ogah gue suka sama lu, Rin. Jujur aja nih ya, bosan gue tuh dari SMP sampe SMA sekelas mulu sama lu," ujar Leo.
"Bosan apa seneng? Jujur aja kali, lu seneng yekan sekelas terus sama gue, ngaku aja gak usah malu-malu," Rini semakin besar kepala.
"Udah deh, stop ... makin gak jelas," ujar Leo dengan pipi memerah.
"Cie ... si kucing hutan malu, hahaha," Rini terbahak-bahak.
***
"Angga, mau pulang bareng gak?" tanya Rini. Angga hanya menggeleng.
"Gue mau pulang sama Kak Tasya."
"Enak banget punya doi," Rini menggerutu, dengan langkah ringan, Rini menghampiri motor kesayangannya. Menaikinya lalu melaju dengan tenang.
Sepanjang perjalanan, Rini kembali teringat saat Angga menolak ajakannya untuk pulang bersama. Padahal dulu, hubungan mereka berdua tidak seperti ini, dia merindukan Angga yang dulu. Angga yang selalu mengikutinya, dan dia yang selalu melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cewek Gesrek
HumorTentang cerita hidup gadis cantik minus akhlak beserta kawan-kawannya yang tak jauh beda. Baca aja deh sendiri, gak pandai buat deskripsi