***"Terlalu lama bermonolog hingga lupa akan prolog, dan tersadar sudah diepilog," ujar Rini pelan sembari menatap langit-langit kamarnya.
"Akhirnya saya main dengan golog," sambung Devin yang sibuk menjawab tugas Rini.
"Dan ternyata gue goblog," cicitNathan pelan.
"Wah sadar gitu bagus, Nas! Keren lu," celoteh Rini.
"Btw Rin, lu ngapain aja njer? Masa tugas-tugas lu si Devin yang ngerjain?" tanya Angga kesal.
"Lu tau kelebihan orang cantik, Ga? Bisa berbuat semaunya," jawab Rini tak semangat.
"Matane Rin! Lu kata orang cantik bebas ngapain aja," protes Nathan.
"Buktinya Isabella Guzman, dia pemb*nuh loh, tapi malah diidolain ... kalian tau kenapa? Ya karena dia cakep," ujar Rini. "Asal kalian tau, lu goodlooking, lu aman."
"Hari ini kata-kata Rini dalem banget ya kek palung Mariana," ketus Aldira yang asyik menonton Tv.
"Rini galau?" tanya Leo curiga.
"Gak, b aja." Rini kembali berguling-guling di kasurnya, Leo dan yang lain hanya menghela napas. Kebiasaan.
"Langsung aja deh Dira, lucinta Luna apa lucinta gue?" tanya Rini lagi menatap serius pada Aldira.
"Mending love myself dah," jawab Aldira cuek.
"Ckck ... dasar pria tak berperasaan," ketus Rini.
"Aku Rin aku, aku cinta kamu," kata Dirga senang.
"Kita lebih cinta Rini!" ujar Kaivan, Salsa, dan Dito bersamaan, tidak mau kalah.
"Diamlah kalian wahai para rakyat jelata, berisik banget!" kesal Aldira, pasalnya dia tidak bisa fokus lagi untuk menonton Tv.
"Lah, ngatur," sinis Salsa. Aldira memutar bola matanya malas.
"Kalian tau? Kenapa wibu suka Naruto?" tanya Rini serius.
"Gak tau, kenapa emang?" tanya mereka kompak.
"Karena kalau suka anata itu watashi ... jiaakhhh yamete buju bustrak kedebug jedyer!" heboh Rini lalu berdiri melompat-lompat di atas kasurnya. "Pake cepak cepak jedeeer!"
"Abis obat keknya," kata Nathan.
"Setuju," sahut Aldira, sedang yang lain hanya planga plongo.
"Rin, hari ini lu kenapa sih?" tanya Leo. "Kek orang gila, mau bilang galau juga gak kek begitu, sedih juga keknya kagak."
"Cuma kesel sama Vanitas ,baru juga episode 3 udah bikin down, padahal baru mau dijadiin husbu, kan gue jadi emojih," jawab Rini datar.
"Emosi Rin emosi," ralat Salsa.
"Sama aja kali," Rini tidak peduli. "Btw, kita adu kata-kata bijak kuy!"
"Gas," sahut Nathan semangat, yang lain hanya pasrah.
"Aku ingin masa depanku secerah hp Ibuku," ujar Dirga, Rini dan yang lain bertepuk tangan.
"Hidup ini berjalan, kalau capek gojek aja," Nathan membalas.
"Menerima semua panggilan, kecuali panggilan Tuhan," kata Angga.
"Nj*y, dark banget lu Ngga!" ngeri Rini, Angga hanya tersenyum sinis.
"Saya diam bukan berarti saya limbad," ujar Aldira.
"Dira, boleh gue cekek batang lehermu?" greget Rini dengan Aldira yang ngawur.
"Bodoh," hina Aldira. Rini semakin kesal.
"Seberat apapun masalahmu, jangan punya niat untuk dikilo," ujar Kaivan.
"Wah, tega bener lu Van," ujar Rini menatap Kaivan dengan mata mencemoh.
"Gak, Rini jangan benci sama aku," ujar Kaivan mulai merengek. Dia takut kata-katanya tidak berkenan di hati Rini.
"Kagak nj*r! Gak usah nangis lu," ujar Rini berusaha menenangkan Kaivan yang hampir menangis.
"Kalau nasibmu malang, pindah saja ke Cianjur," ujar Devin, semua memandangnya kagum.
"Nj*y! Lord Devin sudah memulai." Nathan memuji.
"Diam aja kalian, btw ada lawan?" tantang Devin.
"Ingat Devin, setiap kelebihan pasti ada kembalian," ketus Salsa menatap Devin tajam, dia juga pengen dipuji oleh Rini.
"Wah, keren!" puji Rini lalu ngakak sembari terjungkang-jungking.
"Seberat apapun masalahmu, itu bukan masalah saya," kata Dito.
"Dah lah, garing ... itu mah udah sering gue denger," ujar Rini.
"Hooh, udah sering," sahut Nathan. Dito tertekan, matanya berkaca-kaca ... seperti inikah yang dirasakan Kaivan tadi? Nyesek saat dihina Rini.
"Tidak ada orang yang tersesat di jalan yang lurus," kata Aldira menutup permainan konyol itu.
"Lah, siapa bilang?" tanya Rini.
"Kan emang fakta, mana ada yang tersesat di jalan lurus," balas Aldira kesal.
"Ada kok."
"Siapa?" Aldira mengangkat sebelah alisnya.
"Roronoa Zoro, si kepala lumut di anime one piece, dia sering tersesat," jawab Rini acuh.
Dengan kesal Aldira maju hendak mencubit Rini, namun dia dihadang oleh Kaivan dan Dirga, tapi di belakangnya muncul Devin yang melempar mereka dengan bantal, maka terjadilah perang bantal besar-besaran.
"Dasar manusia-manusia konyol," ujar Angga menatap tingkah mereka. "Aldira sudah mulai gak waras."
Tiba-tiba, Angga terkena lemparan bantal oleh Rini.
"Sialan Rin, gue hajar juga lu!" Angga pun membalas, akhirnya si Angga ikut-ikutan. Kamar Rini seperti kapal pecah.
"Udah ah, gue lelah, letih, letoy, love you!" ujar Rini, dia capek.
"Sa ae lu Rin!" sinis Nathan yang langsung ditonjok oleh Rini.
"Btw, taukah kalian? Orang-orang yang lahir di hari selasa, rata-rata pemarah jika dipukul kepalanya!" ujar Rini serius.
"Itu mah semua orang jug emosi Rin! Lah wong palanya dipukul!" Angga gregetan.
"Ada kok yang gak marah," ujar Rini kekeh.
"Siapa?" tanya mereka semua kompak.
"Orang yang dipukul kepalanya tapi gak kena," jawab Rini dengan senyum mengejeknya.
"RINIIIIII!!!" teriak mereka serentak.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cewek Gesrek
HumorTentang cerita hidup gadis cantik minus akhlak beserta kawan-kawannya yang tak jauh beda. Baca aja deh sendiri, gak pandai buat deskripsi