***"Btw, ada yang punya bahan gibah? Mulut gue gatal pengen nyeritain dosa-dosa makhluk hidup lain nih," ujar Rini memecah keheningan diantara mereka.
Dia bosan setelah selesai belajar. Tadi, mereka diberi tugas kelompok dan Rini yang menjadi ketuanya dan Nathan yang diputuskan menjadi moderator, benar-benar kolaborasi yang kece.
"Gibah mulu, Rin," celetuk Devin yang sibuk mencoret-coret bukunya.
"Jangan salah paham, Dev. Gue itu gak suka gibah, gue cuman melakukan studi kualitatif mengenai perilaku manusia menggunakan metode focused group discusion, gitu!" kata Rini acuh.
"Dengan kata lain mereview kesalahan-kesalah orang," tambah Aldira ketus.
"Lebih tepatnya sih, observasi dengan gaya," ralat Rini.
"Wah keren juga tuh, semacam diskusi, gitu?" tanya Dirga pengen tau.
"Diskusi? Sepertinya seru," ujar Kaivan dengan mata berbinar.
"Gue kasih saran, mending ngegibahin si Nathan, keknya seru deh," ujar Leo yang baru kembali mengambil minuman untuk Rini.
"Gue teroos, ntar naksir tau rasa," sinis Nathan.
"Maaf ya Nas, lu bukan selera gue," ujar Rini dengan senyum polosnya.
"Rin, mau kupijitin?" tawar Dito.
"Rini mau kukipasin?" Salsa gak mau kalah.
"Udah-udah santai aja, gue gak capek, gak panas juga," tolak Rini membuat Salsa dan Dito murung.
"Rin, nih tugasnya udah selesai, gue mau balik," Angga menyerahkan bukunya.
"Ngokeh, ngomong-ngomong diantara kalian siapa yang udah punya pacar?" tanya Rini, Angga yang sudah bersiap pulang pun berhenti, Leo tersedak jus, Kaivan dan Dirga membeo, sedang Devin, Aldira, dan Nathan cengo.
"Rin, pertanyaanmu gak salah, kan?" tanya Dito.
"Kagak, serius loh ini ... kalian punya pacar?"
"Rin, bukannya apa-apa nih, ya ... gimana kita mau punya pacar, lah kita kerjaannya nempelin lu mulu, mana sempet nyari pacar," jelas Salsa.
"Emangnya, kenapa kalian sibuk nempelin gue? Kan gue gak nyuruh, kalian bebas loh," ujar Rini serius, seketika hati mereka semua tertohok dengan kata-kata Rini.
"Rini risih ya, kita ikutin?" tanya Leo, "Kita bikin gak nyaman?"
"Ya bukan gitu juga, cuman gimana ya? Masa kalian mau nempel sama gue terus sampai tua? Emangnya kalian kagak mau berkembang biak?" tanya Rini dengan ekspresi menahan tawa.
"Berkembang biak mah gampang, Rin. Tinggal hamilin sembarang juga jadi yang penting punya keturunan," jawab Kaivan polos.
"Nah bener tuh!" sahut Dito dan Dirga setuju.
"Lu kata anak orang kambing? Main hamilin sembarangan aja? Ngadi-ngadi kalian," omel Rini.
"Nice ide, Van," Nathan mengangkat jempolnya namun langsung digeplak oleh Rini.
"Emang kenapa, Rin? Tumben ngomong serius," Angga menatap curiga.
"Bukan apa-apa, gue cuma kasihan sama kalian yang punya wajah cakep tapi gak dimanfaatin buat nyari doi ... wkwkwk," ejek Rini ngakak.
"Lah, ketawa ... emang kau punya pacar?" tanya Aldira tidak terima.
"Hahaha ... ya kagaklah," jawab Rini membuat mereka semua kesal.
"Cabe ngatain jahe, ya gini modelnya," kata Devin.
"Gue itu nanya karena pengen ngasih kalian tips buat bisa punya pacar," kata Rini berusaha meredakan tawanya.
"Emang lu punya caranya? Emang lu tau tipe cowok yang disukai cewek-cewek?" tanya Nathan bertubi-tubi.
"Hello Nas, lu kata gue cowok apa? Gini-gini gue masih cewek kali," ketus Rini.
"Emang tipe seperti apa yang cewek suka?" Leo penasaran. Rini tersenyum misterius.
"Oke, gue mulai ya. Yang pertama, cewek itu suka cowok yang humoris," kata Rini, Leo dan yang lain menyimak serius.
"Wah itu gue banget," kata Nathan bangga.
"Tapi yang ganteng, bukan yang kayak dugong," ujar Rini seketika membuat senyuman Nathan pudar.
"Setuju," timpal Salsa yang langsung disoraki oleh para lelaki.
"Yang kedua, cewek itu suka cowok yang ramah dan baik hati," lanjut Rini.
"Itu Devin, Kaivan, sama Dirga banget," celetuk Salsa.
"Tapi ... yang ganteng dan berduit pastinya," tambah Rini.
"Ah! Lu gimana sih Rin, apa-apa yang ganteng, apa-apa yang berduit," protes Nathan.
"Sabar Nas sabar, tarik napas, tahan jangan dibuang, mubazir," ujar Rini menenangkan Nathan.
"Mati gue kalau ditahan, Rin," Nathan makin kesal.
"Ckckck, cewek itu suka cowok yang sabar," kata Rini.
"Tapi yang ganteng, kan?" lanjut Nathan.
"Pinter deh," puji Rini. "Lagian yang gue omongin tadi bener kok, cewek-cewek sekarang sukanya yang goodlooking."
"Udah-udah, mending pulang ... daripada makin lama pembahasan kita makin ngelantur," Aldira menengahi.
"Nyesel gue dengerin omongan si Rini," sesal Angga.
"Bubar semua bubar, dari pada darah tinggi kita!" seru Nathan, mereka semua pun segera bubar, kini hanya tersisa Rini di kamarnya, Kaivan dan Dirga pun ikutan pergi karena ditarik oleh Leo dan Nathan.
"Lah, gue ditinggal sendiri nih? Serius?" gumam Rini. "Tau ah, mending ngewibu."
***
"Duh, si Rini katanya wibu, ya?" oceh kentang 1.
"Hooh, cantik-cantik kok suka anime," sambung kentang 2.
"Yaiyalah udah cantik gini masa sukanya sama Bapak lu," ketus Rini yang baru masuk kelas, malah mendengar gosip murahan.
"Eh, pagi Rin," sapa kentang 2 gugup, para kentang pun segera membubarkan diri.
"Rin, tumben telat," kata Devin.
"Biasa, ngurusin ayam tetangga," jawab Rini asal.
"Hah? Ngapain ngurusin ayam tetangga?" tanya Dito lugu.
"Ngajarin mereka apa artinya kehilangan," jawaban Rini semakin ngawur. "Sekarang tutup mulut kalian, atau gue cabut tuh gigi."
"Bahaya nih, mood Rini lagi jelek," bisik Nathan pada Leo.
"Gue lupa beliin susu pisangnya, gawat!" gumam Leo pelan.
"Mati kita hari ini," mereka semua mendesah.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cewek Gesrek
HumorTentang cerita hidup gadis cantik minus akhlak beserta kawan-kawannya yang tak jauh beda. Baca aja deh sendiri, gak pandai buat deskripsi