jelek?

272 42 3
                                    


**

"Menurut kalian, gue jelek, ya?" tanya Nathan memecah keheningan, mereka bertujuh sedang santai di bawah pohon apel.

"Sadar diri begitu kan bagus, Nas," jawab Rini asal, dia bergelantungan di pohon apel seperti kera.

"Nath, enak ya jadi lu," Angga berujar sembari menatap Nathan lekat.

"Enak apanya?" Nathan tak mengerti.

"Kalau mau liat monyet, tinggal ngaca," jawab Angga sambil tersenyum manis, seketika pecah tawa mereka semua, tawa Dito dan Leo yang paling keras.

"Gue lagi serius, njeng! Menurut kalian, gue jelek ya? Insecure gue mah kalau mau deketin cewek," curhat Nathan dengan tampang serius.

"Menurutku Nathan gak jelek, tapi jelek banget," suara sumbang  Kaivan. Nathan tersedak liurnya.

"Kalau dibandingin sama aku sih, jelas jelek banget," balas Aldira, memakan apelnya santai.

"Songong lu Dir, mentang-mentang ganteng," kata Nathan sinis, Aldira hanya tersenyum angkuh.

"Kalian semua gak ada apa-apanya dibandingin Kaivan ... lu, lu, lu, dan lu pada, burik banget seperti remahan rengginang," ujar Rini menunjuk mereka satu-satu.

"Rini, aku ganteng gak?" tanya Devin pada Rini.

"Gak," balas Rini cepat, dia memberi kode untuk Kaivan. "Sini Van."

"Kenapa Rin?" tanya Kaivan, setelah berdiri di bawah Rini.

"Ambilin anggur dong," suruh Rini. Kaivan mengangguk lalu melangkah pergi.

"Gue insecure njir ... terbiasa dekat sama kalian yang wajahnya pada di atas rata-rata, membuat sisi burik gue meronta-ronta," kata Nathan panjang lebar merendah untuk diinjak, dia menatap mereka semua satu per satu.

"Ciee ... yang jelek sendiri," cibir Dito. "Insecure katanya."

"Biasalah, tumben si Nathan insecure," ejek Salsa. "Kirain udah gak punya urat insecure lagi."

"Udah cukup! Nas, jangan insecure, kita semua cakep kok dimata setan, buktinya kita digodain terus," ujar Rini dengan kata-kata bijaknya.

Nathan dan lainnya menghela napas kasar, merasa menyesal mendengar perkataan Rini. Tidak lama, Kaivan kembali dengan sekeranjang anggur.

"Buset Van, lu mau jualan apa gimana?" tanya Leo heran. Kaivan hanya acuh.

"Ide yang bagus, angkat bawa ke kelas kita jual! Yang gak beli kita pukul," ujar Rini semangat, dia melompat dari dahan pohon lalu berlari dengan semangat menuju kelas. Di belakang Kaivan dan lainnya menyusul.

"Perasaan gue doang atau memang benar, akhir-akhir ini, Rini sudah mulai sedikit waras," gumam Angga, di sampingnya Devin dan Aldira mengangguk setuju.

"Hooh, macam ada yang beda gitu," balas Devin.

"Tapi ... apa, ya?" Aldira bertanya-tanya.

Sementara itu, jauh di belakang, sepasang mata yang terus mengawasi pergerakan Rini dan lainnya, menyunggingkan senyum sinis.

***

"Woiii, kalian beli jualan gue dong, lagi bokek nih!" teriak Rini keras, menyuruh siswa lain untuk membeli anggurnya.

"Emangnya berapa setangkai?" tanya kentang 3.

"Buat lu, delapan puluh ribu doang," jawab Rini semringah.

"Doang?" ulang kentang 3.

"Apa? Delapan puluh ribu doang, kikir amat," cibir Rini dengan mata mengejek.

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang