Awal liburan

326 41 0
                                    


**

"Mari bertarung, salahkan saja dirimu karena menjadi penerus keluarga Wijaya," ujar cowok itu dingin, Rini menanggapinya  sembari mengupil.

"Ngapain disalahin? Gue bersyukur bro, jadi orang kaya, awokwowkwk," tawa Rini ngakak mengejek cowok di hadapannya.

Cowok di hadapannya maju dan melayangkan tinju pada Rini, dengan sigap Rini menghindar lalu melayangkan tendangan yang berhasil mengenai perut cowok itu.

"Urgghhh ...." erang cowok itu membuat Rini sedikit kasihan.

"Baru ditendang dikit udah kaya gini, kita sudahi saja, sono lu ke rumah sakit," ujar Rini, membuat cowok di hadapannya melotot. Cowok itu menendang lutut Rini, Rini yang belum siap kena telak.

"Sialan lu!" umpat Rini yang jatuh tersungkur, dia merasakan nyeri di lututnya. "Itu kaki apa besi njer!"

"Ckck ... jangan anggap remeh musuhmu," hina cowok itu. Rini hanya menanggapinya dengan senyuman. Pelan, Rini bangkit.

"Yayaya ... lu orang pertama yang berhasil jatuhin gue, tadinya gue males ladenin lu ... tapi, lu berhasil bikin gue marah," ujar Rini, dia memasang kuda-kuda.

"Tunggu dulu, kuda-kuda itu ...."

"Yaps ... ini kungfu!" potong Rini lalu tersenyum sinis. Menjadi anak tunggal keluarga Wijaya bukanlah hal mudah, walau dia dikelilingi oleh pelayan pembunuh yang telah terlatih, bukan berarti dia bisa selamat dengan mudah, sebab itulah sedari kecil, Rini telah diajari berbagai macam jenis bela diri, yang mengajarinya pun bukan orang sembarangan ... semuanya adalah pelatih atlet-atlet dunia. Sedikit info, Rini sering dikatain jenius bela diri, selain itu dia jago dalam semua bidang olahraga, termasuk gulat.

"Ternyata itu bukan hanya kabar burung kalau Anastasia Rinisagita Wijaya menguasai semua jenis bela diri."

"Hohoho ... pujiannya terlalu berlebihan Miskah," kata Rini yang langsung melancarkan tendangan lurus, disertai dengan pukulan bertubi-tubi. Cowok dihadapannya berhasil menangkis beberapa pukulan, namun wajahnya terkena beberapa.

"Sebenarnya sayang banget mukulin wajah lu, ganteng soalnya," sesal Rini, cowok dihadapannya meludah darah.

"Gadis sialan!" umpat cowok itu.

"Rasakan ini!" Rini maju selangkah lebih dekat dengan cowok itu, lalu memajukan tinjunya, sekitar dua senti lag tinjunya akan menyentuh cowok itu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya cowok itu heran. Rini hanya tersenyum menanggapi.

"Pukulan spesial," jawab Rini pendek, dengan sekali hentakan, cowok di hadapannya terlempar dan memuntahkan darah. Cowok itu merasa seluruh organ dalamnya seperti hancur, padahal perasaannya tinju Rini menyentuh perutnya lembut, tapi kenapa damage yang dihasilkan bisa membuatnya terlempar dan memuntahkan darah begini. Dia memandang Rini, gadis itu tersenyum. Cowok itu tersadar, gadis dihadapannya adalah monster.

"Bingung? Hahaha ... pukulan itu namanya, pukulan dua inci," jelas Rini. "Kalau lu pernah nonton filmnya Bruce Lee, pasti lu tau," lanjut Rini lagi.

Cowok itu hanya bisa menghela napas susah, terutama saat Rini mendekatinya.

"Tenang saja, jangan panik! Gue gak bakal bunuh lu. Hmm ... nama lu siapa?" tanya Rini menatap lurus pada cowok itu.

"Di ... Dirga," jawab cowok itu pelan.

"Owh Dirga, lu tidur sebentar ya," ujar Rini lembut, lalu memukul pelan leher Dirga. Seketika, Dirga pingsan.

"Huftt ... terpaksa gue gendong," gerutu Rini pelan. Dia mengangkat tubuh Dirga, menaruhnya di pundak. Lalu berjalan santai ke tempat Leo dan lainnya. "Tubuh lu ringan banget njir! Btw awas aja kalau lu kentut."

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang