Refreshing

317 49 2
                                    


**

"Jadi, kamu mau berkencan denganku?" tanya Delon mantap, dia sudah berdiri di hadapan Rini.

"Oke," jawab Rini langsung tanpa berpikir, penghuni kantin cengo, semudah itu?

"Woiii, lu ngapain main setuju aja? Jangan sampe kunyuk ini punya niat tersembunyi gimana?" Leo melotot.

"Enak aja, jelek-jelek gitu dia masih kakak gue oi ... walau kurang ganteng dia anak baik-baik, gak pernah gue liat dia nukar sandal pas Jum'atan," bela Nathan pada Delon.

"Rin, aku meragukan lelaki ini ... wajahnya begitu kucel dan seperti yang kau lihat, auranya seperti membawa kemalangan," tambah Kaivan.

"Hello Kaivan! Sejak kapan lu jadi dukun? Dan kalian ini kenapa coba, gue cuma kencan bukan nikah!"  Rini heran, mereka bertingkah aneh.

"Rin, aku setuju sama Kaivan dan Leo. Nih cowok mencurigakan banget, liat aja senyumnya yang mirip Nathan, gak banget!" ujar Devin lalu menatap Nathan dengan tatapan mengejek.

"Mulai, mulai!" Nathan frustasi.

"Leo gue udah pesan bom, tinggal tunggu aba-aba aja," lapor Dito pada Leo.

"Sekali kita kasih kode, bumm!! Hancur rumah keluarga Sanjaya," lanjut Salsa lalu tertawa licik diikuti Leo dan Kaivan.

"Rin, please nasihatin mereka ... gue belum mau tidur di jalanan, dan lu Kak! Ngapain coba nantangin maut, sialan!" marah Nathan menatap galak pada Kakaknya, Delon hanya terkekeh geli melihat tingkah konyol teman-teman Rini.

"Oke, hari minggu kita pergi," ujar Delon tidak peduli, dia maju selangkah mengelus pelan rambut Rini, lalu berbalik dan melangkah pergi dengan santai, seperti tidak ada yang terjadi.

"Gue berubah pikiran, Leo hajar dia! Berani-beraninya dia nyentuh rambut indah gue!" titah Rini kesal, Leo tersenyum lebar.

30 menit kemudian, Delon dibawa ke RS. Rini dan lainnya bahagia, Nathan pusing

"Kita ke pantai pulang sekolah nanti, gue pengen naik kapal pesiar," celetuk Rini tiba-tiba.

"Oke," jawab Aldira cepat, dia memang suka pantai, apalagi melihat matahati terbenam.

"Hohoho ... ternyata Aldira seorang pecinta senja, alias pujangga," ejek Nathan, Aldira menatapnya tajam.

"Diam lu nanas! Ingat, bentar gak boleh ada yang telat, atau rumah kalian gue bom!" ancam Rini, Nathan dan lainnya seketika berkeringat dingin.

"Siap, Rin!" jawab mereka kompak.

***

"Buset, panas banget njir! Mana jantung gue detaknya cepet banget, apa gue kena serangan jantung ya?" tanya Rini pada Aldira, mereka berdua sampai duluan di pantai, yang lain belum kelihatan. Kaivan dan Leo? Mereka berdua entah di mana.

"Kau cuma kecapekkan, karena habis balapan lari," jawab Aldira cuek. Rini mendengus. Mereka berdua terdiam, asyik menikmati pemandangan pantai yang begitu indah.

Tidak lama, Nathan dan lainnya telah datang, begitu pun Leo dan Kaivan.

"Heh, kalian berdua ke mana? Berani-beraninya ninggalin gue sendiri!" marah Rini pada Leo dan Kaivan.

"Kan ada Aldira! Lu gak sendirian bego," balas Leo kalem.

"Oh iya, lupa ... gak keliatan sih," Rini melirik Aldira yang hanya diam tanpa reaksi. "Baiklah, ayo kita naik kapal!"

Semuanya begitu gembira, dengan semangat mereka menaiki kapal.

"Leo, gue udah bilang mau naik kapal kan?" tanya Rini. Leo mengangguk.

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang