Gelut

411 48 1
                                    

***

"Devin, bisa minta tolong?" tanya Rini pada Devin.

"Tolong apa?"

"Suapin gue, soalnya tadi ke sini lupa ngajak babu gue," jujur Rini, pipi Devin memerah, mana mungkin dia akan menyuapi gadis yang belum lama dikenalnya ini.

"Modus," cibir Aldira, membuat Rini menatapnya galak.

"Heh Juleha! Lu pikir gue kek gini gara-gara siapa? Tangan kanan gue retak coeg, buat makan aja sulit, mana tangan kiri gue pas cebok perih banget lagi," keluh Rini kesal, Aldira hanya memandang remeh padanya.

"Kamu dari keluarga mana sih? Ngomongnya jorok banget, kasar lagi sikapnya, gak ada etika banget," hina Aldira sinis.

"Dari keluarga Wijaya, kenapa emang?" tantang Rini.

"Keluarga Wijaya gak ada yang kelakuannya sepertimu! Jangan bicara sembarangan," peringat Aldira tak suka.

"Apa lu bilang? Lu kira gue bohong?" Rini tak terima disangka bohong. Devina yang melihat perdebatan mereka pun akhirnya menengahi.

"Iya Rini, sini kusuapin," putus Devin, membuat Aldira melengos.

"Ikutin aja terus kemauannya, kamu udah kaya Leo sama si Nathan itu, mau saja disuruh-suruh oleh rakyat jelata ini," Aldira berkata ketus.

"Apa? Gak suka?" Rini mengejek.

"Dasar jorok."

"Bidih imit," Rini tak peduli, lalu membuka mulutnya lebar-lebar saat Devin mulai menyuapinya.

"Enak?" tanya Devin disertai senyum yang memperlihatkan lesung pipinya.

"Sangat," jawab Rini bahagia, sedang di samping Devin, Aldira menatap jengah.

Saat mereka bertiga menikmati makan siangnya, Angga dan pacarnya muncul. Mereka berdua segera menghampiri Rini.

"Rini, bukan? Teman masa kecilnya Angga, kan?" tanya Tasya pada Rini, yang ditanya masih sibuk mengunyah makanan yang baru saja disuapi, tidak menghiraukan Tasya.

"Rini, kalau ditanya itu jawab," ketus Angga, Rini hanya menatapnya kesal.

"Kau gak tau etika makan? Dilarang bicara saat lagi makan," ujar Aldira, Rini cengo. Aldira membelanya.

"Oh begitu, maaf saja gue bukan dari keluarga bisnis atau bangsawan seperti kalian, jadi gua gak ngerti etika makan yang kalian maksud itu," ujar Angga sinis. Ayah Angga adalah seorang dosen, dan Ibunya seorang dokter.

"Hohoho ... Angga lu mau nyari ribut, ya? Gue lagi makan jadi males ladenin lu, dan Kak Tasya yang terhormat, tolong kalian pergi deh, gak liat apa? Gue lagi suap-suapan sama anak buah baru gue?" usir Rini gamblang, wajah Tasya memerah, dia malu, baru pertama kali dia diusir begini, apalagi sama anak gesrek seperti Rini, harga dirinya terluka.

"Rini, lu keterlaluan banget!" Angga tak terima diusir begitu dan entah kenapa melihat Rini disuap oleh Devin membuatnya semakin kesal.

"Yeeh, emang lu siapa? Suka-suka gue dong kalau mau ngusir kalian, masalah?" tanya Rini dengan nada mengejek. "Sono pergi, jangan gangguin orang cakep."

"Ckckck, dasar cewek kePD-an," gumam Aldira lirih.

"Maaf ya Rin, aku udah ganggu kamu," ucap Tasya dengan mata berkaca-kaca, drama. Rini benar-benar muak sekarang.

"Gak di kelas, gak di kantin, lu semua menyebalkan ya njeng! Gak bisa biarin gue makan dengan tenang apa? Drama banget sih hidup kalian, Miskah! Dah lah pengen jadi debu aja gue," amuk Rini kesal, dia segera menjadi pusat perhatian, dengan kekesalan yang membuncah dia beranjak dari tempat duduknya, lalu melenggang pergi.

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang