Maaf-maafan

290 46 6
                                    


**

"Rin, gue minta maaf," kata Angga lirih, dia berdiri dengan kepala tertunduk tanpa berani menatap Rini.

"Apa? Yang keras dong, kalau ngomong itu jangan ngang-ngong ngang -ngong!"

"Gue minta maaf," kata Angga serius setelah menarik napasnya dalam.

"Soal?" tanya Rini santai mengorek kupingnya yang gatal, dia asyik berbaring di pangkuan Kaivan, sedang Leo dan Salsa sibuk mengipasinya. Nathan berbaring di sampingnya.

"Soal kemarin siang," Angga semakin menunduk.

"Kita maafin gak nih?" Rini melihat sekeliling, Aldira dan lainnya mengangguk setuju.

"Udah maafin aja Rin, kasian anak orang diapa-apain sama lu," bisik Nathan pada Rini.

"Heh, siapa yang apa-apain?" tanya Rini balik.

"Lu, tuh liat anak orang udah mau nangis," Nathan menunjuk Angga yang matanya mulai berkaca-kaca.

"Buset, Angga lu udah kita maafin kok. Jadi, gak usah nangis!" panik Rini, dia ogah kalau nanti muncul gosip yang enggak-enggak, Rini si tukang ngapa-ngapain anak orang misalnya?

"Wah, terharu dia," ujar Salsa menahan tawa. Aldira dan Devin terkikik geli.

"Sebegitu bapernya, kah?" tanya Dito mengejek.

"Bukan njer! Ini semua gara-gara si Leo, lu kipasin si Rini debu-debunya terbang ke mana-mana sialan! Mana mampir di mata gue lagi, perih su!" ngamuk Angga.

"Oh, sorry bor ... sengaja!" balas Leo dengan wajah tanpa dosa.

"Makin gak waras kalian semua!" kata Angga.

"Kamu sama Nathan aja kali," celetuk Kaivan, mereka semua kecuali Nathan dan Angga serentak mengangguk.

"Sialan lu semua, gue terus njir yang dibawa-bawa!" protes Nathan kesal.

"Maklum, kau kan yang kecil di sini, wkwkwk ...." Aldira dan Devin terkikik geli, entah kenapa mereka suka jika membully Nathan, seperti ada kepuasan tersendiri.

"Kalian tau kagak?" tanya Devin.

"Kagak," jawab mereka serempak.

"Dah lah, gajadi." Devin bangkit dari duduknya, soalnya bel sudah berbunyi, saatnya kembali ke kelas. Mereka semua segera berdiri.

"Mau apel?" tawar Dito. Rini menggeleng.

"Bosan, pengennya ceri," jawab Rini.

"Oke, nanti kupesanin," sigap Dito cepat.

"Jam selanjutnya olahraga bukan?" tanya Devin.

"Hooh, ya ampun! Gue lupa," Rini menepuk jidat.

"Emang lupa, bukannya lu ada pertandingan bakset lawan kelas C?" tanya Nathan.

"Nah itu, gue lupa! Ntar kalian nonton ya," ujar Rini dengan tergesa-gesa berlari ke ruang olahraga.

"Dia masih saja pelupa dan ceroboh," gumam Angga.

"Masih sama kaya dulu," lanjut Leo.

"Btw, ntar malem malming ... kita kumpul kuy," ajak Devin.

"Kumpul kebo?" tanya Nathan.

"Heh, ngadi-ngadi kau nyet!" Aldira menggetok kepala Nathan. Dito dan Salsa tertawa puas.

"Kalian duluan saja, nanti aku sama Salsa nyusul, kita mau ngurus sesuatu dulu," pamit Dito, dia dan Salsa segera pergi.

"Ayo kita liat pertandingan si Rini ... nanti dia ngamuk kalau kita gak nonton," ajak Leo.

Saat menonton pertandingan, Leo, Kaivan, dan Nathan tidak henti-hentinya memberi semangat dan meneriaki yelyel.

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang