Babu baru

418 48 3
                                    

***

"Leo, suapin gue," pinta Rini pada Leo.

"Ogah, gak mau. Suruh Nathan aja."

"Emang, lu gak bisa makan sendiri, Rin?" tanya Nathan. Rini terdiam, dia bingung harus menjawab apa.

"Sebenarnya, lengan gue cedera kayaknya deh ... patah, mungkin?" ujar Rini ragu.

"Gak usah ngarang cuma buat bisa disuapin," ketus Leo, nada bicaranya tampak tak suka.

"T-tapi beneran, sebenarnya tadi pas ke sekolah gue kecelakaan," ujar Rini.

"Hah!"  seru Leo, Nathan, dan Angga  kompak.

"Ckck, ada tukang nguping ternyata," sindir Nathan.

"Omongan kalian aja yang keras sampe kedengeran sama gue," elak Angga.

"Siapa yang nabrak? Apa yang sakit? Cepat cerita!" tanya Leo panik, dia berkeringat dingin menatap Rini, wajahnya begitu khawatir.

Rini mulai menceritakan semua yang terjadi tadi pagi, Leo tampak emosi, dia menatap Aldira dengan penuh kebencian, begitu pun Angga dan Nathan. Sekarang dia paham kenapa Rini begitu kesal dengan Aldira.

"Sini, coba gue liat lukanya," ujar Leo menarik tangan Rini untuk diperiksa. Ketika melihatnya, Leo kaget. Tangan kanannya bengkak, dan untung tangan kirinya cuma memar.

"Rini, ayo kita ke rumah sakit! Lu harus segera dirawat," ujar Angga, suaranya terdengar bergetar. Wajah datar itu tampak pucat.

"Gue gak apa-apa kok," ujar Rini berusaha menahan sakit di tangannya.

"Gak ada penolakan, ayo kita segera ke RS, Leo bopong Rini, kita pergi," ajak Nathan sigap, tanpa disuruh dua kali, Leo dengan sigap menggendong Rini di punggungnya, wajah Rini tampak pucat.

"Gue ikut," ujar Angga, baru saja dia berdiri dari bangkunya, Kak Tasya memasuki kelas.

"Sayang, mau ke mana?" tanya Tasya. Angga terdiam, bingung mau menjawab apa.

"Urusin aja pacar lu, Angga. Biar Rini kami yang urus," ujar Nathan tersenyum sinis.

"Cepat, kita pergi. Salsa laporin sama Ayah,  Rini. Kalau dia kami bawa ke RS," suruh Leo pada Salsa. Nathan mengernyit heran, ada yang aneh, sebenarnya Rini ini siapa?

Tidak ingin sibuk dengan pikirannya, dia berjalan cepat mengikuti langkah lebar Leo, cowok itu tampak begitu panik saat Rini mulai muntah.

"Bertahanlah, kita akan sampai dalam 30 menit," ujar Leo. Nathan mulai ikut panik, dia memperhatikan tangan Rini yang semakin bengkak.

"Leo, gue ...." Rini pingsan sebelum menyelesaikan perkataannya.

"Nathan, cepat ambil kunci mobil gue di saku! Cepat!" perintah Leo panik, matanya berkaca-kaca. Dia takut kejadian 'itu' terjadi lagi pada Rini.

Mobil Leo melaju dengan kecepatan tinggi, mereka benar-benar tidak peduli, dipikiran mereka yang penting cepat sampai di RS.

"Dokter, cepat ke sini! Atau gak lu semua gue pecat!" teriak Leo kaya orang gila di koridor.

"Emang ini RS milik lu?" tanya Nathan.

"Ya bukanlah," jawab Leo jujur.

"Ya terus kenapa lu songong bener mau pecat dokternya sialan," Nathan tampak geregetan.

"Yah, RS ini memang bukan milik gue, tapi gue bisa pecat orang di sini kok, kan ini punya ...."

"Tuan Leo? Nona Rini kenapa, lagi?" potong seorang lelaki muda berjas putih. Wajahnya tampan menenangkan, menatap khawatir pada Rini.

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang