***
"Leo, siapa yang nyebar gosip kalau gue jelek?" tanya Rini pelan, agar tidak kedengeran oleh anak-anak lain.
"Entah, tau-tau udah tersebar kalau lu jelek dan cacat mental ... pfttt yang nyebarin gosip tau aja," cibir Leo, berusaha menahan tawa. Rini menggeplak kepala Leo dengan segenap hati dan kekuatannya.
"Gue bakalan datang ke acara itu," putus Rini tiba-tiba.
"Hah? Kenapa? Bukannya lu gasuka ketemu sama anak-anak pebisnis lain?" tanya Leo heran.
"Gue mau cari tau siapa yang nyebarin gosip itu, terus mau mastiin apa bener gue dijodohin sama si Adidas," ujar Rini ketus melirik Aldira sinis, yang dilirik tampak santai tak peduli.
"Beneran mau datang? Yakin?"
"1000% yakin, demi kolor batman gue mau dateng! Lagian cepat atau lambat gue bakalan harus hadir di acara begituan, sebagai penerus keluarga Wijaya tentunya," ujar Rini, wajahnya terlihat menahan senyum.
"Iya tau, lu orang kaya Rini, gak usah nahan senyum juga ngejelasinnya," ujar Leo kesal.
"Bukan itu, cuma lucu aja orang berotak miring macam gue bakal warisin perusahaan gede kek gitu, bakal jadi apa coba?"
"Sadar gitu kan bagus Rin," ujar Leo cuek. Rini kembali menggeplak kepalanya.
"Sialan lu," geram Rini. Tawa mereka berdua pun pecah.
"Rini, Ayah lu di kantor," lapor Salsa pada Rini, dia baru kembali dari kantin.
"Buset, cepet bener ... gue harus kabur ini," panik Rini, dia segera bangkit dari bangkunya lalu lari terbirit-birit ke luar kelas. Leo ingin mengejarnya tapi Rini sudah menghilang.
Setelah kepergian Rini, masuklah seorang pria berumur sekitar 40-an ke dalam kelas. Wajahnya masih tetap tampan dan awet muda, dirinya memancarkan wibawa membuat setiap mata memandang hormat padanya.
"Ehem ... apa ada Rini di sini?" tanya pria itu kalem. Pria itu tak lain adalah Ayah Rini, Andra Alaska Wijaya.
"Dia baru saja kabur," jawab Kinara lancang, spontan dia ditatap sinis oleh anak sekelas.
"Ke mana?" tanya Pak Andra serius.
"Entahlah, pulang kali ... cewek badung kaya dia kan gitu, gak bisa diurus," Kinara masih menjawab tidak paham akan situasi.
"Siapa namamu?" tanya Pak Andra dingin.
"Kinara Mahesa."
"Oke, saya keluar dulu, kalian lanjutkan saja," ujar Pak Andra berlalu keluar dari kelas.
"Heh Kinara launthe! Lu rencana buat kita sekelas diusir dari sekolah ini?" ketus Salsa kesal.
"Hah? Kenapa? Kan gue hanya nyampein fakta!" ujar Kinara.
"Lu rupanya bodoh, ya? Kalau mau ceroboh ngotak dong kambing," Dito angkat bicara.
"Maksud kalian apa sih?" Kinara semakin tidak mengerti.
"Tadi itu Pak Andra Wijaya, dan lu berani ngejawab kaya gitu? Tata krama keluarga Mahesa sepertinya buruk banget, ya?" sarkas Salsa.
"A-apa? Tadi itu beliau?" kaget Kinara.
"Lu telat kagetnya nyet! Dan dengan beraninya lu jawab kaya gitu? Lu pikir, Rini itu orang yang bisa seenaknya lu hina?" Leo ikut emosi setelah melihat kebodohan Kinara.
"Emangnya dia siapa? Palingan anak penjaga kantin di sini, sok penting banget dah," hina Kinara.
"Apa lu bilang? Gue anak penjaga kantin?" tanya Rini yang baru saja muncul dan mendengar perdebatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Cewek Gesrek
HumorTentang cerita hidup gadis cantik minus akhlak beserta kawan-kawannya yang tak jauh beda. Baca aja deh sendiri, gak pandai buat deskripsi