#33

251 40 8
                                    

***

"Rin, bantuin kita dong," pinta Kaivan yang entah muncul dari mana.

"Bantu apa?" tanya Rini cuek menonton anime, mereka hari ini akan hang out.

"Itu si dugong, tiba-tiba jadi pendiem," jawab Kaivan.

"Lah? Bagus dong."

"Gak, ini gak bagus Rin ... ayolah bantuin kita," tambah Devin yang muncul layaknya jin.

"Hadeh berisik, sana-sana jangan ganggu ... jomblo-jomblo begini gue sibuk!" usir Rini tidak peduli.

"Rini mah gitu, makin ke sini makin ke sana," keluh Dira.

"Yaudah ayo! Kita pergi ruqyah si Nathan!" akhirnya Rini setuju.

Memasuki ruang tamu mewah tempat Nathan berada, Rini segera menghampirinya yang tertunduk lesu di sofa.

"Ngape lu dugong? Jangan cari sensasi dulu, gue sibuk nih," tanya Rini sembari menggeplak kepala Nathan, tapi si korban masih diam tidak memberikan reaksi.

"Bahaya nih Rin! Si dugong jadi aneh," ujar Angga.

"Eh, dia jadi gini sejak kapan sih?" Rini bertanya penasaran.

"Sejak ngobrol sama Aldira," Dito menjawab, kini semua tatapan tertuju pada Aldira, yang ditatap masih santai memasang wajah tembok.

"Lu ngobrolin apa sama si dugong?" tanya Rini mengintrogasi.

"Si Nathan nanya sama gue, kenapa dia jomblo," Aldira memulai penjelasaannya. "Terus gue jawab, ya karena lu gak ganteng."

"Tapi gue bakal keliatan ganteng di mata orang yang tepat!" tiba-tiba Nathan angkat bicara.

"Ya masalahnya orang itu kagak ada!" balas Aldira sadis.

"Pasti bakalan tetep ada orang  tepat yang bisa nerima dugong kita kok, Dia mah munculnya belakangan!" Devin ngasih semangat buat Nathan, soalnya si Nathan gak perlu diruqyah ternyata.

"Gini-gini, kalau orang yang tepat itu gak punya mata gimana?" tanya Rini menatap mereka semua.

"Rin, lu mah gitu ... sekali dua kali bikin emosi mah gapapa, tapi kalau tiga kali empat sama dengan dua belas," kata Nathan lesu.

"Dih malah berhitung," sinis Salsa. "Gak jelas lu dugong."

"Gue aja terus yang selalu dibully, Roma lelah Hayati!" ujar Nathan.

"Dih, sejak kapan Roma pasangannya Hayati? Sama kelapa baru iya," protes Rini.

"Serah lu aja lah Rin," pasrah Angga males nyari ribut.

"Jadi, lu semua udah siap belum? Karena masalahnya udah selesai sekarang kita pergi!" ajak Rini semangat, segera berlari keluar menuju kendaraannya.

"Itu anak Tk bukan, sih?" tanya Angga.

"Jelmaannya," sahut Kaivan.

***

Kini Rini dan kawan-kawannya sedang makan dengan santai di restoran seafood, katanya sih dia pengen nemuin si Nathan sama keluarga lautnya.

"Duh, Nas liat deh nih kepiting ... ini kakek buyutmu pasti," celoteh Rini seraya mengupas kulit kepiting itu lalu memakannya dengan lahap. "Duh maap Nas, kakekmu gue makan."

"Hiih, si Rini jahat banget sama Nanas," ejek Angga.

"Dunia ini benar-benar kejam sama gue yang tampan ini," ujar Nathan lebay.

"Jangan berisik kalian para rakyat jelata, saya sedang makan," kata Aldira formal.

"Iya deh, tuan muda yang cakep dan kaya raya," sinis Dito.

"Eh Rin, lihat tuh ... ada si Kinara sama Om-om ganteng," kata Salsa pelan seraya memberi kode lewat tatapannya agar Rini melihat ke belakang.

"Wah, Om-om itu siapa ya?" Dira bertanya.

"Supirnya kali," jawab Kaivan cuek, tidak peduli.

"Jangan-jangan pacarnya guys," celetuk Nathan sembarangan.

"Heh, sudah-sudah kalian gak boleh ngurusin orang lain, karena belum tentu orang itu mau kurus," nasihat Rini.

"Baru juga mau gue bilangin tumben bijak, taunya ... gesrek aja," kata Devin.

"Kalau jadiin gosip, menarik nih," ketus Dito, dia masih dendam sama Kinara.

"Dari pada bahas si Kiranti, mending gue kasih tau hal yang lebih menarik dari dia ... kalian tau apa?" tanya Rini berusaha mengalihkan topik.

"Apaan?" tanya mereka semua kompak.

"Ending one piece," jawab Rini pendek.

"Dih, wibu lu Rin!" ceplos Leo. Dia mengambil tisu lalu membersihkan bibir Rini yang penuh minyak.

"Stop ngatain gue wibu ya para bekantan! Gue cuma suka nonton anime, apa?!" tatapan Rini galak.

"Rin, jangan ...." kalimat Leo dipotong oleh Rini.

"Mau bilang nande-nande terus gue sahut oy yokmassa baakaa, terus kalian bilang, tuh kan WIBU? Kalian tuh argghhhh asoe! Gue gebug juga nih dada kalian sampe bunyi aiyaiyaiya Pak Jhony mirip jablay? Mau?" cerocos Rini panjang lebar sampai engap.

"Nih minum dulu Rin," Leo menyerahkan segelas jus lemon.

"Makasih."

"Rini jangan marah lagi ya, lu marahnya serem ... bikin kita pada mandi air liur," ujar Nathan mengelap seluruh wajahnya. Begitu pun Kaivan dan Dira.

"Iya Rin, pulang-pulang  mandi kembang kita," kata Dirga.

"Jorok," kata Aldira singkat padat menusuk sampai jeroan.

"Dah lah, kita pulang aja!" akhirnya Rini mengajak mereka semua untuk pulang, biar bisa mandi.

***

"Perasaan setiap jalan-jalan, kita kena masalah mulu dah," Devin membuka obrolan.

Setelah mereka pulang dan mandi di kediaman Rini, akhirnya mereka semua berkumpul di ruang tamu.

"Ingat Dev, masalah hidup mah gak akan pernah habis, kalau udah habis, berrati lu udah gak hidup," kata Rini enteng.

"Ngeri lu Rin remindernya," cengo Angga.

"Tumben bijak Rin," kata Leo, sembari mengeringkan rambut Rini, tak lupa memakaikan selimut pada tubuhnya.

"Sekali-kali mah," kata Rini.

"Btw, air rumah lu dingin banget Rin, hampir aja tadi beku," kata Nathan.

"Biasa aja," kata Aldira.

"Rini, mau teh?" tawar Kaivan.

"Susu aja gimana?" Dira gak mau kalah.

"Gak dua-duanya ... dingin-dingin gini mah enaknya diselimutin kekayaan." Rini berkata seraya mengeratkan selimutnya.

"Dasar orang kaya gesrek," kata mereka semua kompak.

***

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang