Siapa yang udah nungguin Prisa?
Jangan lupa follow, vote, dan komen ya, Teman-teman!
Sudah? Oke, sekarang silakan lanjut baca ^^
~~~
Tanpa sadar, Prisa berdiri seraya menggebrak meja. Bara yang masih menyisakan api di dalam hatinya kini kembali tersulut, mengobarkan api yang membara. Kini, kemarahan membakar seluruh kewarasannya hingga tak tahan lagi untuk meluapkan semua angkara.
"Gista! Kamu benar-benar keterlaluan, ya! Nggak cukup kamu niru aku, sekarang kamu juga ambil ideku?" teriaknya geram.
Semua perhatian sontak beralih pada Prisa, tetapi ia tetap melotot pada gadis tujuannya. Sekilas ia melihat wajah Gista terkesiap dan mendadak pucat, tetapi secepat kilat Mas Rayhan berdiri di depannya sebagai tameng hidup yang kokoh.
"Prisa! Lo apa-apaan, sih! Jangan nuduh seenaknya!" bentak CEO itu. "Gue nggak ngerti lo kenapa, tapi please, hargai usaha orang lain! Lo pikir cuma lo doang yang bisa punya ide? Mentang-mentang lo jadi best employee karena ngusulin konsep buat KawanCeria, terus sekarang lo nganggap orang lain nggak ada yang bisa?"
Seperti ada dentuman bom yang diledakkan Mas Rayhan tepat di jantung Prisa. Ia semakin menggeram, dadanya naik turun mengimbangi napasnya yang memburu. Matanya terbelalak, tak percaya kalau kata-kata tajam itu akan dihujamkan ke hatinya. Apalagi kini, semua orang berbisik-bisik di depannya.
"Bukan begitu! Tapi itu benar-benar ideku!" jerit Prisa histeris. "Aku udah bikin konsep itu minggu lalu untuk dibawa rapat hari ini! Semuanya sama persis! Sampai nama aplikasi yang aku usulin! Lihat!" Ia membuka buku catatannya dan menunjukkan pada semua orang. Tangis yang tak terbendung kini tumpah seperti lava dari letusan gunung berapi.
"Yang namanya ide itu luas, Pris! Bisa aja sama!" sergah Mas Rayhan. "Lagian, siapa yang bisa jamin kalo bukan lo yang contek idenya Gista?"
Napas Prisa tertahan. Jantungnya seperti akan meledak dan pecah porak poranda. "Kalian semua nggak ingat, ya? Jelas-jelas Gista yang dari pertama datang minggu lalu, dia yang yang niru aku. Semuanya! Dari rambut, baju, sepatu, tas! Dia niru aku! Terus, logika dari mana aku yang contek idenya dia?" bentaknya dengan suara serak. Ia tak pernah berteriak-teriak seperti itu sebelumnya. Namun, sesak di dada yang tersimpan mendesak untuk dikeluarkan.
"Udahlah, Pris. Jangan baper. Emang lo doang yang bisa penampilan kayak gitu?" tukas salah satu pegawai dari divisi keuangan. Prisa tidak terlalu dekat dengannya.
"Iya! Karena di Friendera Mas Rayhan kasih kebebasan, kita juga jadi nggak pake baju kayak yang lo pake. Tapi bukan berarti kita nggak bisa. Baju lo mah umum dipake sama pekerja kantoran lain! Bukan cuma lo doang!" timpal pegawai dari HRD. Hana yang duduk di sebelahnya menunduk dalam, tak bergerak.
"Sudah, sudah! Kita, kan, lagi rapat. Kenapa jadi bawa-bawa urusan personal?" ucap Mas Bagas yang tak didengarkan siapa pun.
Semua sibuk saling berbisik-bisik sambil melirik tajam ke arah Prisa, membuat ruangan kini dipenuhi oleh suara. Kevin yang sedang mengunyah makanan hanya bisa ternganga. Bang Ryo memijat-mijat kepala. Mas Steve membuang muka. Mas Bagas mencoba menenangkan semua, tetapi tidak ada yang menanggapi.
Mas Rayhan mengetuk-ngetuk meja, menarik perhatian semua peserta rapat. "Udah, Guys. Mungkin Prisa cuma iri karena keduluan kasih konsep ide!" serunya sok menengahi. "Nah, semua orang juga tau kalau ini bukan salah Gista, kan? Malah kalian harusnya bangga, Gista bisa kasih ide konsep brilian itu. Buat Prisa, please, lain kali bikin konsep yang lebih oke dan jangan ngaku-ngakuin ide orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Copycat [END]
RomansaGimana rasanya kalau ada orang yang ngikutin gaya kita? Dari fashion, potongan rambut, sampai gaya bicara, diikuti juga! Kesal, nggak, sih? Itulah yang dialami Prisa. Kebaikannya membantu Gista, rekan kerjanya malah jadi bumerang buat dia. Gista men...