Kencangkan sabuk pengaman sebelum baca ini!
Putar lagu Girl on Fire yang dipopulerkan Alicia Keys.
Jangan lupa follow, vote, dan komen!
Sudah! Let's read!
~~~
"Yakin, saya nggak usah temenin ke dalam?" tanya Mas Asa saat Prisa turun dari motor yang dikendarainya.
Gadis itu mengangguk mantap. "Iya. Aku akan berusaha selesaiin ini sendiri. Terima kasih Mas Asa udah banyak bantu aku. Sekarang giliran aku yang bertindak," ucapnya seraya menyerahkan helm.
"Oke." Senyum Mas Asa mengiringi suaranya. "Nanti saya jemput."
"Ehm, apa nggak apa-apa? Aku udah banyak ambil waktu Mas Asa," ujar Prisa dengan pipi merona. Ia jadi teringat dulu, ketika selalu menolak mentah-mentah tawarannya. Sekarang, ia malah berharap bisa kembali bersama.
"Nggak apa-apa. Pokoknya kamu tenang aja. Nanti kamu selesai, saya udah ada. Sekarang, semangat, ya! Good luck!"
Prisa mengangguk, kemudian melambaikan tangan pada pria yang sudah menemaninya ke berbagai tempat tiga hari terakhir ini. Menaiki tangga, ia berjalan tegak melewati lobby diiringi tatapan semua yang ada. Meskipun tidak ada yang mengenalnya, misinya untuk tampil menarik perhatian ternyata cukup berhasil. Kombinasi jaket kulit yang dikenakan di luar blus putih berpadu dengan celana jeans fit di kaki sukses membuat penampilannya berbeda. Sepasang ankle boots hitam berhak lima sentimeter menjadi alas kakinya, dipadukan dengan kelly bag berwarna senada. Rambutnya yang dipotong sebahu membuat wajahnya terkesan segar dan ringan. Melirik penampilannya di kaca pembatas, ia tersenyum sendiri. Sempurna.
Jantung Prisa berdegup keras, entah karena mengalihkan rasa takut atau semangat yang berapi-api. Turun dari lift dan hendak melangkah ke kantor, sekelumit kenangan buruk sempat menghantui. Ia menghela napas, mengumpulkan segenap ketenangan ke dasar hatinya. Ia pasti bisa.
Membuka pintu, suara tawa terdengar di kejauhan. Sepertinya Mas Bagas sudah melaksanakan apa yang dimintanya, mengumpulkan semua pegawai untuk rapat membahas aplikasi MySchool. Melewati koridor, ia berpapasan dengan seorang pria berkemeja biru gelap yang sedang dikelilingi tiga perempuan. Pria berjenggot tipis dengan potongan rambut pendek itu tampak kikuk karena perempuan di sekitarnya terus menempel dan mengajukan berbagai pertanyaan. Apa mungkin dia adalah investor yang dibilang Hana tempo hari? Siapa namanya? Dirgantara Angkasa Raya?
"Prisa?" panggil pria itu. Suaranya terdengar familiar.
Gadis itu menghentikan langkah, mengernyit. Ia menyipitkan mata demi bisa memperhatikan lebih dekat wajah pria yang tampak familiar itu. Jantungnya berdegup saat berhasil mengenali siapa laki-laki itu.
"Mas Bagas?"
Pria itu mengangguk sambil mengusap tengkuk. Sedikit rona terlihat di pipinya yang terlihat lebih bersih.
Ketiga perempuan yang ada di sekitarnya menatap Prisa sambil melotot. Mas Bagas menyuruhnya terlebih dulu masuk ke ruangan.
"Kamu ... beda!" ujar Mas Bagas setelah mereka tinggal berdua.
"Aku? Astaga! Mas Bagas lebih beda lagi!" pekik Prisa tak dapat menahan perasaan terkejutnya. Pria gondrong berjenggot tebal yang biasanya hanya memakai kaus dan celana jeans kini tampil lebih modis dengan kemeja fit di badan dan celana bahan. Dia bahkan memakai sepatu formal, bukan sneakers seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Copycat [END]
RomanceGimana rasanya kalau ada orang yang ngikutin gaya kita? Dari fashion, potongan rambut, sampai gaya bicara, diikuti juga! Kesal, nggak, sih? Itulah yang dialami Prisa. Kebaikannya membantu Gista, rekan kerjanya malah jadi bumerang buat dia. Gista men...