Pagi-pagi sekali motor Haidar sudah terparkir indah didepan rumah Salma, padahal ini masih jam 6 pagi tapi bocah laki-laki itu sudah main catur dengan Ayahnya sambil makan gorengan.
Salma harus siap-siap dengan tergesa-gesa karena Haidar yang datang pagi-pagi sekali.
"Nyebelin banget sih, ngapain tuh bocah pagi-pagi udah jemput saja." Salma pun memakai hijabnya dengan sedikit tergesa-gesa.
Kenapa juga Salma tak mau kalau Haidar menunggunya lama, siapa suruh bocah itu sudah kerumahnya pagi-pagi.
Setelah siap, Salma menghampiri Haidar yang masih asik dengan bapaknya.
"Ekhemm."
"Kamu sudah siap, Sal. Kalian berangkat aja." Ujar Gunawan.
"Iya, kita pamit dulu ya calon mertua." Ujar Haidar.
"Haha dasar bocah tengik, Salma sudah ada yang tandaiin." Sahut Gunawan.
"Gak papa, sebelum janur kuning melengkung, tikung terus!!" Jawab Haidar tak mau kalah, Salma yang mendengarkan itu pun hanya Menggelengkan kepalanya.
"Salma pamit ya pak."
"Iya hati-hati dijalannya."
Salma pun menaiki motor Haidar yang sudah menyala, mereka pun meleset meninggalkan rumah Salma menuju ke sekolahnya.
Waktu Salma hanya beberapa minggu lagi di SMA BHAKTI KENCANA karena Bu Metta yang sudah akan berakhir dengan cutinya, dan mungkin dia tidak akan lagi bertemu dengan murid-muridnya lagi karena Salma bukan guru tetap di Sana.
Salma melihat jalanan yang membawanya ke sekolahan, sebentar lagi dia tidak akan lagi melewati jalanan ini bahkan dijemput bocah tengik yang selalu memanggilnya Jodohku, atau Calon Ibu anak-anakku. Meskipun Salma tak menanggapi serius setiap ucapan Haidar, tapi ucapan laki-laki itu mampu membuatnya baper.
Gombalan serta setiap ucapan receh Haidar mampu membuat Salma berbunga bahkan membuat wajahnya tersipu malu."Sudah sampai Bu." Ucap Haidar menyadarkan lamunan Salma, Salma pun menoleh ke kiri dan ke kanan. Benar kalau dia sudah sampai parkiran sekolah.
"Ohh iya, Makasih ya Haidar. Saya masuk dulu." Ucapnya saat Salma sudah turun dari motor Haidar.
"Iya bu." Setelah kepergian Bu Salma, Haidar pun kembali pergi menuju warung belakang sekolah, kemana lagi kalau bukan warung mang Odang.
Hanan yang sedang sarapan pun mengerutkan keningnya, bahkan matanya menyipit untuk memastikan seseorang yang berjalan semakin dekat ke arahnya, seumur-umur sudah 6 tahun Hanan temanan dengan Haidar saat mereka masuk Smp dulu baru kali ini dia melihat Haidar berangkat pagi, bukan pagi lagi tapi pagi banget karena biasanya laki-laki itu akan berangkat 5 menit lagi sebelum bell berbunyi.
Haidar langsung menyomot gorengan hangat yang sudah tersedia di warung mang Odang."Tumben udah berangkat?" Tanya Hanan.
"Iya abis jemput jodoh gue."
"Siapa? Bu Salma?"
"Hemm." Jawabnya sambil mengunyah gorengan.
Hanan menggelengkan kepalanya, bingung juga mau ngasih tau apa lagi sama temannya ini."Jangan terlalu berharap, nanti Bu Salma dilamar pacarnya tau rasa lo."
"Janur kuning belum melengkung, tikung terus. Urusan ini nomor ke sekian."
"Terserah lo ajalah, cuman mau ngingetin aja. Jangan terlalu berharap sama yang belum pasti, dan juga jangan terlalu mencintai hambanya melebihi cinta pada peciptanya karena kalau peciptanya cemburu, kecewa yang akan lo terima."
"Rayu tuhannya lewat doa, maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan."
"Ya elah, pagi-pagi udah ceramah aja lo." Dengus Haidar sebal.
"Gue cuman ngingetin, gue gak mau lo nanti kecewa."
"Iya, pak Ustadz."
"Wihh pembuat onar udah nyampe aja jam segini." Ujar Jono yang baru datang.
Haidar memutar bola matanya malas, apa begitu aneh kalau dirinya berangkat pagi."Benar-benar Bu Salma itu bawa dampak baik ya buat Lo, biasanya suka telat sekarang jadi berangkat pagi-pagi."
"Gue doain deh lo jodoh beneran." Doa Jono.
"Amiin." Sahut Haidar.
Setelah sarapan Haidar dan teman-temannya mengikuti pelajaran, biasanya Haidar akan tidur saat guru menerangkan sekarang dia lebih fokus mendengar kalimant-kalimat yang keluar dari mulut Salma.
Iya sekarang Salma mengisi jam pelajaran jadi Haidar tak mau melewatkan jam pelajaran Salma."Ada pertanyaan?"
Haidar mengangkat tangannya, jantung Salma sudah berdetak dengan hebat karena Haidar selalu saja bertanya diluar pelajaran.
Semua murid menoleh ke arah Haidar."Bu, Umur ibu berapa tau?" Tanyanya. membuat Salma mengerutkan keningnya.
"Kenapa memangnya kamu nanyain umur saya?" Tanya balik Salma.
"Karena No matter how old you get, never stop holding hands, never stop dancing, and never stop saying i love you".
Lagi-lagi kelas ricuh dengan gombalan receh Haidar yang selalu ngebaperin guru bahasa Inggrisnya itu.
"I don't know if we we'll end up together, so instead lets's seize this moment and make it memorable".
(Saya tidak tahu apakah kita akan berakhir bersama, jadi mari kita buat momen ini menjadi kenangan)
Jawaban menohok Salma membuat kelas langsung diam, bahkan Haidar langsung mematung.
Astaga, apa dia baru saja ditolak??
Salma langsung mengakhiri pelajaran dan pamit meninggalkan kelas setelah mengucapkan kata-kata itu.
"Haha, anjir kasian banget lu." Ledek Jono.
"Sakit banget anjir." Sahut Haidar lebay sambil memegang dadanya.
***
Setelah pergi meninggalkan kelas, Salma langsung masuk keruangan guru.
Dia mematung melihat kekasihnya sudah duduk dikursi kerjanya."Mas."
"Ehh Sal,"
"Tumben kesini?" Tanyanya.
"Kamu masih ada kelas gak?" Tanya Yusuf balik.
"Nggak sih, hari ini hanya satu kelas."
"Ohh kebetulan, aku mau ngajak kamu cari cincin." Sahut Yusuf sambil beranjak dari duduknya.
"Cincin?"
"Hemm, Aku mau lamar kamu." Bisik Yusuf dengan senyuman senangnya, namun berbeda dengan Salma.
Wajahnya tak menampakkan ekspresi apapun."Kamu pasti senengkan,.'
" Iya, tentu saja aku seneng Mas. Kita kan udah pacaran cukup lama." Sahut Salma.
"Yasudah, aku tunggu dimobil ya."
"Iya Mas."
Setelah kepergian kekasihnya, Salma duduk di kursi kerjanya. Kenapa dia tak merasa bahagia sedikit pun saat Yusuf mengajaknya menikah, padahal ini yang dia inginkan sedari dulu.
Kenapa?
Apa dirinya sudah tidak mencintai lagi Yusuf, laki-laki yang begitu bertanggung jawab juga beribawa.
Apa hatinya sudah terusik dengan Haidar, bocah laki-laki yang menjadi muridnya tapi selalu membuatnya terasa cinta begitu nyata.
Siapakah laki-laki yang Salma cintai?
Apakah dia akan mengikuti takdir tuhan, atau mengikuti suara hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285338604-288-k777998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
أدب المراهقينJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...