Salma mengikuti arah pandang Haidar, matanya membulat melihat siapa yang Haidar lihat tapi menit berikutnya dia mengerutkan keningnya meyakinkan dirinya kalau yang berdiri di balkon tetangganya itu beneran Syera.
tapi rasa penasarannya terbayar saat tetangganya itu meneriakki Syera yang pergi begitu saja.
Mata Salma kembali menatap Haidar yang masih belum teralih, dia pun menyuruh pengasuh anaknya untuk membawa Zyan masuk."Dar."
"Hemm, Iya Mbak."
"Kamu gak mau ngejar dia?" Tanya Salma yang hanya di balas dengan gelengan
"Kenapa? Apa karena Mbak dan Zyan?" Lagi-lagi Haidar hanya menggelengkan kepalanya.
"Semuanya sudah tidak sama lagi Mbak, semuanya sudah berubah." Haidar menatap sepasang sepatu pantofel yang di pakainya.
Semua sudah tak sama lagi setelah kepergian Abangnya, bahkan dia sudah mengikhlaskan masa depannya.
Bukan dia tak mencintai Syera lagi, tapi wanita itu berhak bahagia tanpa terikat dengannya, bahkan Haidar harus mengingkari janjinya yang akan menikahi Syera.
"Mbak minta maaf ya, karena janji kamu sama Mas Haiman membuat kamu seperti ini." Salma begitu merasa bersalah karena amanat terakhir suaminya malah melenyapkan masa depan adik iparnya, karena Haidar benar-benar menjaga dirinya dan juga anak semata wayangnya.
"Tolong Dar, ini yang terakhir. Kejar masa depan kamu sebelum dia benar-benar menjadi milik orang lain." Tangisan yang sedari tadi dia tahan pun kini meluncur sudah, hatinya sakit. Dia tidak senang Haidar selalu ada untuknya karena wajahnya yang sangat mirip dengan suaminya, tapi Salma tak bisa berbuat apa-apa karena Zyan butuh sosok Ayah.
"Biar nanti Mbak jelaskan pada Zyan, tolong jangan siksa mbak karena rasa bersalah sudah membuat kamu terkurung dengan kehidupan Mbak dan Zyan." Haidar menatap wanita yang menjadi kakak iparnya, memang dulu dia mencintai wanita ini tapi tidak untuk sekarang bahkan semenjak Syera hadir dalam hidupnya, Haidar tidak bisa lepas dari wanita itu tapi takdir seakan menghancurkan Haidar.
"Kamu berhak bahagia Dar, mengejar masa depanmu dan membangun kehidupan baru, meskipun kamu menjaga kita sampai kapan pun tidak akan membuat Alm Mas Haiman suka kalau kamu menghancurkan masa depan kamu, Please jangan bikin Mbak semakin bersalah."
***
Isak tangis begitu meyayat hati, Haidar menghampiri wanita yang sedang menangis di taman sendirian itu.
Dia menyodorkan sapu tangan, Syera langsung mendongak tangannya menggapai sapu tangan itu lalu mengusap air matanya.
"Boleh duduk?." Tanya Haidar.
Setelah pembicaraannya tadi dengan Kakak iparnya, Haidar langsung mencari Syera dan benar saja wanita ini akan pergi ketempat dimana dia selalu menangis.
"Kamu ngapain kesini?."
"Jangan menangis untuk laki-laki brengsek seperti aku Syer, Air mata kamu terlalu berharga untuk itu."
Syera yang mendengar ucapan Haidar pun terkekeh sambil mengusap air matanya.
"Kamu bener Dar, Air mataku ini terlalu berharga. Bisakah kamu menghargai setiap air mata yang keluar ini?."
Haidar menatap dalam Syera, namun Syera menatap ke arah danau yang ada di taman itu.
"Aku pikir ucapan kamu waktu itu benar, tapi ternyata aku yang terlalu berharap."
"4 tahun bukan waktu yang sebentar Dar, 4 tahun juga aku meyakinkan diri aku kalau kamu akan menepati janji kamu tapi aku salah!!. " Syera menoleh menatap mata yang sedari tadi menatapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285338604-288-k777998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Teen FictionJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...