Denting jam dinding terus saja berbunyi tapi tidak membuat laki-laki yang duduk di ruangan kerjanya itu untuk beranjak, bahkan semua pegawainya sudah pulang dan lampu-lampu cafe sudah dimatikan, tapi Haidar masih betah duduk di sana merenungkan ucapakan Abangnya siang tadi.
"Kalau kamu tinggal disini buat menghindari Abang atau Salma, kamu tenang saja!! kita udah gak tinggal di rumah Ayah."
"Jangan terus seperti ini, bersembunyi!!."
Haidar mengacak rambutnya kacau, dia tidak sedang menghindari siapapun. Dia hanya ingin mencari suasana baru, ahh tapi sialnya omongan Abangnya tadi terus saja tergiang-giang. Dia tidak lagi menyukai wanita yang saat ini sudah menjadi kakak iparnya dulu, bahkan rasa sukanya hilang saat Syera hadir di hidupnya bahkan sekarang wanita itu membawa pergi hatinya.
Sudah!!
Waktunya pulang, tubuhnya perlu istirahat, bahkan otaknya pun harus istirahat.
Haidar mengambil kunci mobilnya, dia mengunci pintu ruangannya. Cafe sudah gelap karena sudah tengah malam, bahkan hpnya terus saja berbunyi sedari tadi.
Haidar mengunci pintu utama sebelum benar-benar pergi meninggalkan cafenya. Mobil yang dibawanya melaju pelan bahkan rasanya dia engan untuk pulang kalau saja Omanya tidak terus menelponnya.
Mobilnya berhenti saat lampu lalu lintas berubah berwarna merah, suasana kota masih sangat ramai padahal sudah tengah malam.
Haidar melirik jam di tangannya, matanya langsung menyipit saat tidak sengaja dia melihat seseorang yang sangat dia rindukan.
"Syera?." Haidar mengucek matanya, mematikan kalau wanita itu beneran Syera, tapi nihil orang yang sangat mirip dengan Syera itu sudah tidak ada.
"Kemana dia." Haidar melihat sekeliling didalam mobilnya sampai salah satu mobil di belakangnya membunyikan klakson dan membuat Haidar tersadar.
Dia kembali melajukan kembali mobil, sepertinya dia terlalu banyak pikiran hingga berhalusinasi.
"Mana mungkin itu Syera, bahkan wanita itu berhijab dengan pakaian tertutup. Sudah jelas kalau yang tadi itu bukan dia." Monolog Haidar, meskipun begitu dia terus saja kepikiran karena saat wanita itu menoleh untuk menyebrang jalan, Haidar melihat jelas.
"Bukan!! dia sama gue tuh beda agama, mana mungkin dia tiba-tiba jadi berhijab mungkin hanya orang yang mirip saja, Iya mirip." Haidar terus saja meyakinkan dirinya sampai tak terasa sudah sampai didepan rumahnya.
"Kenapa baru pulang?" Sara langsung menghampiri cucunya saat melihat cucunya itu keluar dari mobil.
Haidar menyalami Omanya, dia merasa bersalah karena sudah membuat Omanya Khawatir.
"Maafin Haidar, Oma."
"Udah Gapapa, sekarang masuk!! Oma udah hangatin makan malam buat kamu, selesai makan kamu langsung mandi."
Haidar hanya tersenyum sambil mengangguk, dan masuk ke rumah bersama Omanya.
***
"Ya ampun bagaimana bisa sih datang bulan pas gini, mana lagi gak di rumah lagi." gerutunya.
Syera pun keluar dari toilet, di lihatlah seprei berwarna pink itu berubah warna karena kena darahnya.
"Key." Syera membangunkan Keysa. Pantes saja dia sangat malas saat Keysa menyuruhnya untuk menginap di tambah lagi sudah dua hari belakangan ini perutnya sering kram, dan ternyata apa yang di wanti-wanti pun terjadi.
"Hemm."
"Bangun ehh, lu punya pembalut gak? ." Tanyanya sambil menggoyangkan tubuh Keysa.
"Di lemari cari saja!. "
Syera pun berjalan menuju lemari pakaian Keysa, dia mencari pembalut yang di maksud oleh Keysa, tapi isi lemari yang sudah Syera obrak abrik pun tak menemukan satu pcs saja pembalut.
"Gak ada Key. " Syera mulai sedikit kesal, apalagi Haid hari pertama itu biasanya suka lebih banyak, ditambah perutnya sakit membuat moodnya bertambah jelek.
"Masa sih, kemarin masih ada ko satu lagi." Sahut Keysa sambil menoleh ke arah Syera yang sudah mulai bertanduk.
"Hehe, mungkin abis." Jawabnya tanpa rasa bersalah.
"Beli ajalah Syer, di depan ada Mini market yang buka 24jam."
"Beli lo bilang!! Noh liat jam. " Kesal Syera sambil memutarkan kepala Keysa untuk melihat jam dinding.
"Baru juga jam 11, masih buka itu mini marketnya. Lagian mana ada yang berani nyulik lo, bapak lo aja udah kaya mafia." Ucapnya sambil kembali menyelimuti tubuhnya dan bergelayut dengan mimpi yang sempat terpotong karena Syera.
Syera yang mendengar itu pun hanya menghentak-hentakan kakinya karena kesal, dia pun mengambil jaket dan memakai hijab instannya.
Sungguh Syera ingin mengutuk Keysa yang tak menyimpan pembalut, dia pun terus melangkahkan kakinya menuju mini market yang Keysa maksud tadi.
Jalanan sudah sedikit sepi karena sudah malam, kaki jenjang Syera terus saja berjalan menulusuri gang kecil yang akan tembus langsung menuju mini market.
Memang benar setelah habis gang ini, dia langsung bisa melihat mini market di sebrangnya dia pun menyebrang jalan saat dirasa tidak ada satu mobil pun yang lewat.
"Akhirnya." Syera pun langsung menuju rak tempat penyimpanan benda berharga, setelah mendapatkannya dia langsung membayar ke kasir.
"Jadi 38Ribu." Syera pun menyodorkan uang lima puluh ribu yang di bawanya.
"Buru-buru balik lah, ngeri juga apalagi lagi dateng bulan gini! Gimana kalau bah kun ngikutin gue. " Syera sedikit berlari, bahkan saat menyebrang jalan pun dia hanya menoleh sedikit, untungnya sedang lampu merah. Meskipun sudah sedikit sepi tapi masih ada beberapa mobil yang lewat.
Syera langsung berlari dengan cepat setelah masuk gang kecil yang tadi dia lalui, sangat tidak lucu kalau dia begal.
"Gue doain lu Key, biar gak jodoh sama cowo inceren lo. Bikin kesal aja" Syera pun sampai di rumah Keysa.
Nafasnya masih memburu karena berlari, meskipun tidak jauh tapi keluar malam berjalan kaki di jalan sepi seperti itu sangatlah menyeramkan.
"Udah pulang Syer?" Tanya Keysa yang sedang minum.
"idih piling syer." Kesal Syera mengikuti ucapan Keysa.
Keysa yang melihat itu pun terkekeh, dia menghampiri Syera sambil memberinya segelas air, dan benar saja Syera sepertinya sangat haus karena air dari Keysa benar-benar habis.
"Ya elah masih ngambek aja, besok gue teraktir ngopi deh di cafe gebetan gue." Bukannya menjawab, Syera malah pergi menuju kamarnya.
"Ya ampun dasar Wanita."
***
Keesokan harinya, Keysa benar-benar mengajak Syera yang masih malas bangun itu untuk ikut dengannya.
"Ayo bangun, Syer!! mau gue ajak lu buat ketemu sama calon gue."
"Males Key, perut gue sakit."
"Bangun cepetan!!"
Syera mendengus kesal, meskipun begitu dia tetap beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.
Setelah selesai Keysa langsung memboyong Syera yang tidak bergairah itu, bahkan wajahnya pucat karena malas bermake up.
"Kalau bukan temen udah gue tonjok lu."
"Hehe, sabar Sayang bentar lagi sampe ko." Benar saja tak lama mobil yang di bawa Keysa pun berhenti di depan cafe.
Keysa pun langsung mengajak Syera masuk. Syera langsung mencari tempat duduk karena perutnya yang sakit, sedangkan Keysa entah tak tau pergi kemana.
"Syer, kenalin nih cowo yang sering gue ceritain itu."
TBC..
SELAMAT MALAM, MASIH PADA NUNGGUIN CERITA AKU TIDAK NIH?
SEMOGA MASIH STAY 😄VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA YA, JANGAN LUPA KOMEN DAN SPAM NEXT...
SEE U BYE BYE 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Teen FictionJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...