Bab 28

272 32 8
                                    

Suasana sekolah begitu ramai dengan siswa siswi yang memakai pakaian khas pelulusan sekolah, apalagi kalau bukan kebaya dan jas.
Namun berbeda dengan Haidar, laki-laki itu malah duduk sendirian menatap kosong teman-teman.
Benar, kita akan merasa kehilangan setelah orang itu pergi dan sekarang Haidar merasakannya.

"Ehh nih bocah di cariin kemana-mana malah santai di sini, ayukk kesana kita foto perpisahan." Ujar Jono sambil ikut duduk di samping Haidar.

"Males gue." Jawab Haidar lesu.

"Ya elah, di tinggal si Syera ampe segininya nanti juga kalau jodoh balik lagi Dar"

Haidar menoleh ke arah Jono, emang berdampak besar banget di tinggal Syera keluar negri tapi apakah mereka akan berjodoh sedangkan Tasbih dan Salib yang mereka genggam tidak akan bisa bersatu.

"Udahlah cewek masih banyak. Ayokk ahh galau mulu." Jono sedikit menarik Haidar hingga laki-laki itu itu beranjak dari kursinya.

Haidar dan teman-temannya berfoto ria untuk foto perpisahan mereka nanti karena mungkin setelah ini mereka tidak akan bertemu dengan jangka waktu yang lama untuk mengejar cita-cita masing-masing, meskipun Haidar sedikit ogah-ogahan tidak seperti biasanya tapi tak membuat dia melewati moment yang mungkin tidak akan terulang lagi.

Bahkan saat Meli dan Seli minta foto bareng pun, Haidar menampakkan senyumannya seperti biasa.

***

Haidar pulang dengan motornya setelah rangkaian acara selesai, tubuhnya sedikit ringsek karena saking menikmati momentum, di halaman rumah ada Salma yang sedang menyiram tanaman.

Haidar dengan acuh memarkirkan motornya lalu masuk kedalam rumah tanpa menyapa kakak iparnya.

Biarlah kesalahan masa lalu menjadi kenangan, dan lembaran baru menjadi masa depan.

Salma hanya menghela nafas, entah sampai kapan Haidar bersikap seperti itu terus padanya.

Dia juga ingin menjadi kakak yang di anggap oleh Haidar, tapi sepertinya laki-laki itu terus saja menjaga jarak padanya setelah dia menikahi Haiman.

"Sayang, lagi ngelamunin apa sih?" Tanya Haiman yang baru saja pulang dari kantor.

"Eh, Mas. Kamu udah pulang." Salma mengambil tangan Haiman lalu menciumnya tak lupa dia juga mengambil tas kerja suaminya.

Salma pun mematikan kran air, lalu masuk kedalam rumah untuk melayani suaminya yang baru saja pulang bekerja.

Mereka masih menumpang dirumah orang tua Haiman karena rumah mereka belum selesai di buat.

Di dalam kamar Haidar langsung merebahkan tubuhnya karena sangat lelah.
Dia mulai memejamkan matanya.

***

Di sebuah apartemen mewah, wanita cantik sedang berdiri menatap kerlap kerlip lampu kota yang terlihat di atas apartemennya.

Padahal baru beberapa minggu dia tinggal ditempat ini tapi dia sudah rindu dengan kota yang di tempatinya, terlebih lagi dia rindu dengan laki-laki yang sudah pernah mengisi hari-harinya.

Drtttt

drtttt

"Halo Pah."

"Aku baik, kuliahku juga baik. Papah jangan khawatir aku bisa jaga diri ko di sini."

Setelah mengucapkan sepatah dua patah sambungan telepon pun mati, menampilkan foto wallpaper yang selalu terpampang indah di hpnya.

Sepasang kekasih dengan senyum yang indah dan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya.

Hai, Jodoh!! (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang