Suara deru motor begitu rame dihalaman sekolah, Haidar dan teman-temannya yang lain sudah berkumpul untuk berangkat touring sebelum ujian, tas besar berisi peralatan kemah mereka bawa masing-masing.
"Dar, kita nunggu siapa lagi sih?" Tanya Jono pada Haidar karena sudah setelah jam berdiam di sekolah tapi tak kunjung berangkat.
"Bener, ini udah lengkap." Timpal Hanan sambil menghitung anggota yang akan ikut.
"Maaf ya, Saya telat."
Semua mata langsung menatap Haidar, mereka tak percaya kalau laki-laki itu akan mengajak guru mereka untuk ikutan touring.
"Nggak papa ko, ya sudah ayo Bu. Keburu sore, nanti ke maleman dijalan." Ujar Haidar sambil menaiki motornya.
Salma pun memegang tas Haidar untuk menaiki motor itu, Haidar memakai mogenya karena semua teman-temannya juga memakai moge.
"Pegangan Bu." Ujar Haidar.
Salma pun berpegangan pada tas yang dibawa Haidar.Haidar pun melajukan motornya memimpin jalanan.
Banyak teman-temannya yang membawa pacar, karena ada yang sekelas pacaran ada juga yang semotor dengan teman laki-laki lainnya.
Salma begitu menikmati perjalanan, apalagi jalan yang mereka lewati memberikan pemandangan yang sangat indah.Haidar melirik Salma dari kaca spion, senyumannya mengembang saat Salma begitu erat memegang tasnya mungkin jika mereka sudah muhrim Salma akan memeluk pinggangnya bukan lagi tas yang sengaja Haidar pakai untuk pembatas antara dirinya dan Salma, guru cantik yang membuat Haidar terpesona.
Perjalanan mereka cukup jauh, langit pun sudah mulai semakin gelap. Haidar pun menyuruh teman-temannya untuk berhenti dulu beristirahat dan menunaikan sholat bagi yang beragama muslim.
"Teman-teman kita sholat dulu untuk yang beragama muslim, dan yang tidak berhalangan." Ujar Haidar.
"Siap Dar."
Haidar dan teman-temannya pun memasuki salah satu mushola pinggir jalan yang ditemuinya.
Mereka pun melakukan sholat magrib berjamaah sebelum melakukan perjalanan lagi, karena kebetulan dari mushola itu tak jauh dari warung makan. Haidar mengajak teman-temannya untuk mengisi perut karena perjalanan yang mungkin masih lama.***
Jam 10 malam mereka baru sampai ke tempat yang dituju, Ada yang langsung mendirikan tenda karena sudah ingin tidur. Ada pula yang langsung mencari kayu bakar untuk membuat api unggun.
Begitu pun dengan Haidar, dia langsung membangun tenda untuk Salma karena dia melihat wanita itu begitu kelelahan karena perjalanan yang memang menguras waktu."Sudah siap Bu. Ibu langsung istirahat saja." Ucap Haidar yang menghampiri Salma yang duduk sambil memijat kakinya yang pegal.
Salma pun menoleh, ternyata tendanya memang sudah berdiri.
"Makasih ya, Saya lelah banget. Padahal cuman duduk aja."
"Iya, Ibu istirahat saja." Ucap Haidar, dia pun mendirikan tenda untuk dirinya setelah melihat Salma masuk kedalam tendanya, tenda yang akan di buat Haidar berisi Jono dan Hanan, tapi dua laki-laki itu sedang mencari kayu bakar untuk menghangatkan malam yang terasa sangat dingin ini.
"Buruan nyalain, Nan. Dingin banget ini."
"Iya bentar sue, ini juga mau gue nyalain."
Haidar yang sedang mendirikan tenda pun menggelengkan kepalanya melihat perdebatan Hanan dan Jono.Mereka pun menyalakan api unggun dengan sangat besar bahkan apinya sangat tinggi.
Suasana perkempingan begitu ramai oleh siswa siswi Bhakti Kencana.Ada juga yang memasak barbeque, masak mie dan yang lainnya untuk mengisi perut mereka. Ada juga yang sedang bernyanyi dengan percaya dirinya padahal suaranya sangat fals.
Haidar pun mengajak Salma ke suatu tempat.
Tidak jauh dari tenda mereka."Kita mau kemana sih?" Tanya Salma.
"Nanti juga Ibu bakalan tau." Sahutnya.
Salma pun mengikuti langkah Haidar, tak lama pun Haidar berhenti begitu pun dengan Salma.
Hamparan lampu berkelap-kelip memperlihatkan kota Pagaralam yang begitu indah dilihat dari atas bukit ini.
Haidar pun mencari alas duduk yang bersih untuk Salma."Duduk Bu."
Salma pun duduk di atas daun yang Haidar siapkan untuk alas duduknya.
"Ini indah banget."
"Ibu pernah touring kaya gini?" Tanya Haidar, Salma pun hanya menjawab dengan gelanggan kepala.
"Berarti Saya orang pertama dong yang ngajak ibu." Ucap lagi Haidar.
"Iyaa,"
"Semoga saya juga orang pertama yang selalu buat ibu senang."
Salma menoleh kearah Haidar, mereka pun bertatap muka cukup lama. Sebelum Salma kembali mengalihkan tatapannya melihat hamparan kota pagaralam yang begitu indah dilihat dari atas bukit ini.
"Kamu kenapa deketin Saya terus Haidar, padahal kamu tau Saya ini guru kamu, bahkan Umur Saya juga lebih tua dari kamu." Ucap Salma serius.
Haidar pun menoleh kearah Salma lalu kembali melihat seperti yang Salma lihat."Karena saya benar-benar suka sama Ibu, Bukan hanya sebagai rasa suka yang semu tapi benar-benar tulus mencinta Ibu, Saya tak peduli jarak umur antara kita, bahkan Ibu juga tau Nabi Muhammad dan Siti Khadijah saja berjarak umur yang sangat jauh tapi mereka bisa menikah dan memiliki anakkan." Jelas Haidar tak kalah serius.
"Tapi Saya Bukan Khadijah yang begitu berani melamar Muhammad, Saya juga bukan Fatimah yang mencintai Ali dalam diam. Saya juga tak mampu seperti Zulaikha yang mencintai tuhannya agar dia bisa mendapatkan cinta Yusuf. Saya hanya wanita akhir jaman yang mudah tergoda dengan sebuah gombalan atau kata-kata romantis, padahal Saya tau ada hati yang harus Saya jaga tapi Saya selalu baper dengan setiap tindakan kamu."
***
Haidar menatap langit-langit tendanya, angin bertiup menggoyangkan sedikit tendanya.
Malam semakin sunyi karena semua orang sudah tidur, Haidar merenung dirinya.
Apakah dia salah sudah mengusik hidup Salma, bagaimana perasaan calon Salma jika tau semua itu.
Apalagi ucapan terakhir Salma benar-benar membuat Haidar dilema, antara senang atau sedih."Kamu tau, Saya punya kekasih tapi hati Saya malah senang bersama kamu. Jujur Saya sangat nyaman dekat dengan kamu, jika Saya wanita lajang yang punya keberanian tinggi mungkin Saya akan menjadi Khadijah yang akan melamar kamu untuk menjadi imam Saya, tapi Saya memilih menjadi Fatimah dan membiarkan Allah saja yang tau isi hati saya.
Dan mungkin Saya akan menjadi Zulaikha yang meminta kamu lewat doa malam yang sering saya panjatkan.
Kalau memang kita berjodoh, sejauh apapun jarak antara kita bahkan cobaan seberat apapun yang menimpa kita. Kita tetap akan bersama."Haidar mengacak rambutnya, jujur dia sangat baper dengan ucapan terakhir Salma sebelum wanita itu pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Teen FictionJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...