Suara orang yang sedang bicara di teras rumah Salma membuat wanita itu kepo, dia menyingkap sedikit gardennya.
Di sana bapaknya dan Haidar sedang ngopi bareng dengan goreng pisang yang Salma buat tadi pagi.
Matanya membulat tak percaya kalau Haidar langsung begitu akrab dengan Ayahnya.
Salma pun langsung keluar dari rumahnya."Kamu ngapain pagi-pagi kesini, inikan hari libur?'
" Kamu kenal sama bocah ini, Sal?" Tanya Gunawan.
"Dia murid aku disekolah pak."
"Wah, benarkah. laki-laki pintar berdebat ini muridmu, bapak kira gebetanmu atau selingkuhanmu." Ujarnya bercanda.
"Calon pak." Timpal Haidar.
"Bapak apaan sih, kalian gak jelas banget." Delik Salma sambil meninggalkan dua manusia yang sedang menertawakannya itu.
***
"Kita ini mau kemana sih?" Tanya Salma sebal, karena dengan berani Haidar meminta ijin pada ayahnya untuk membawa dia keluar, dan sang ayah malah mengijinkannya.
"Ke KUA, Bu."
"HAIDAR!!'
"Bercanda,Bu. Saya mau ngajak ibu buat beli seserahan buat kaka Saya. Kaka Saya mau ngelamar pacarnya, karena dia sibuk jadi saya yang Handle." Salma mengangguk-angguk paham mendengarkan penuturan Haidar.
"Kenapa harus kamu, kenapa gak mamah kamu gitu?' Tanya Salma.
"Saya sendiri yang mau, biar nanti saya mau ngelamar ibu udah tau apa aja yang harus di siapkan." Ucap Haidar yang mampu membuat wajah Salma memerah, Haidar melirik Gurunya itu dikaca spion motornya.
Tak lama motor mereka sampai disalah satu butik pakaiannya.
"Kita cari baju dulu,Bu."
"Emang kamu tau ukuran badan calon kaka iparmu?" Tanya Salma sambil turun dari motor Haidar.
"Nggak sih, tapi firasat saya Gak jauh beda sama badan Ibu." Ujarnya sambil menelisik badan Salma.
"Yang sopan kamu!!'
"Hehe, Saya kan mau mencontohkan bu." Salma tak menjawab ucapan Haidar, dia pun masuk dengan Haidar yang mengekor di sana.
Salma pun memilih beberapa baju yang menurutnya cocok untuk dibawa seserahan, setelah itu Haidar langsung membayarnya.
Setelah dari butik, Haidar pun mengajak Salma untuk membeli yang lainnya karena dia tak tau harus membeli apa lagi, dan setelah lama cukup berkeliling membeli ini itu Haidar pun mengajak Salma untuk makan siang dulu disalah satu pedagang nasi goreng yang ada di pinggir jalan."Gak papa kan,Bu. Kita makan di sini."
"Nggak papa ko, lagian dimana pun saya Oke." Sahut Salma.
"Bang nasi goreng spesial 2, buat orang spesial."Ucap Haidar.
" Siap." Sahut pedagang nasi goreng itu.
"Kamu sering makan di sini?' Tanya Salma.
"Iyaa, soalnya enak nasi gorengnya. Kalau Ibu udah coba saya yakin ibu juga pasti ketagihan."
Tak lama pun nasi goreng spesial pun datang, tak lupa dengan es tehnya."Aaaaa" Salma langsung mengerjap saat melihat tangan Haidar yang menyodorkan nasi goreng tepat di wajahnya.
"Ayo Bu, buka mulutnya saya pegel nih."
"Saya bisa sendiri." Tolak Salma.
"Sekali aja bu." Melas Haidar.
Dengan canggung Salma pun membuka mulutnya menerima suapan dari Haidar.
Setelah menyuapi Salma, Haidar pun makan dengan sendok yang sama."Haidar itukan bekas Saya." panik Salma saat Haidar makan dengan sendok yang sama.
"Kenapa memangnya,"
Salma hanya diam, tak mungkinkan dia ngomong kalau secara tidak langsung mereka ciuman lewat sendok itu.
"Tidak."
"Ibu mau ngomong kalau seperti ini seperti ciuman tidak langsung begitu?" Goda Haidar.
"Hah, nggak ko." Panik Salma, kenapa Haidar seperti tau apa yang ada di otaknya sih.
"Tapi sendok bekas ibu ini manis loh." Bisiknya pelan membuat pipi Salma memanas.
***
Setelah makan siang dan membeli barang yang akan dibawa untuk seserahan. Haidar tak langsung pulang mereka sholat berjamaah di mushola yang tak jauh dari tempat mereka makan dengan Haidar yang menjadi imamnya.
Salma mendengarkan bacaan Haidar yang begitu fasih dan merdu, ini pertama kalinya dia di imami laki-laki selain ayahnya, bahkan saat jalan dengan kekasihnya saja Salma tidak pernah seperti ini."Assalamualaikum warahmatullah"
"Assalamu'alaikum warahmatullah"
Haidar pun memanjatkan doa setelah sholat, mushola itu terhalang kain pembatas antara wanita dan laki-laki, begitu pun dengan Salma. Wanita itu pun memanjatkan doa setelah sholat.
Setelah sholat Haidar pun mengantarkan Salma pulang kerumahnya.
Motor itu melaju dengan kecepatan sedang karena Haidar ingin lebih lama lagi, Salma pun tidak protes karena dia juga tak mau kebut-kebutan."Makasih ya." Ucap Salma saat mereka sudah sampai didepan rumahnya.
"Sama-sama Bu, makasih juga ya Bu udah mau nemenin saya."
"Iyaa, sama-sama."
"Oh ini, buat ibu." Ucap Haidar menyodorkan paperbag pada Salma.
"Apa ini?" Tanyanya dengan mengerutkan keningnya.
"Sebagai ucapan terimakasih, dan Saya harap Ibu pake ya." Ujarnya sambil pergi meninggalkan Salma dengan perasaan bingung.
Salma pun melihat isi paperbag itu, dan ternyata satu set gamis. Tanpa Salma ketahui kalau Haidar membelikan satu set gamis untuknya.
Senyum Salma mengembang dengan apa yang Haidar lakukan, dia pun masuk kedalam rumahnya dengan jinjingan di tanggannya.***
Haidar memarkirkan motornya dihalaman rumah yang berjejer mobil-mobil mewah, dia membawa barang-barang yang sudah dibelinya.
"Wahh beneran, Abang kira cuman ngomong aja." Ucap Haiman melihat Haidar membawa belanjaan.
"Nih, tinggal Abang hias-hias aja biar rapih." Sodor Haidar.
"Makasih ya adek abang yang tampan."
"Hemmm, masuk dulu ah. Cape."
Haiman pun masuk mengikuti Haidar, dia pun melihat-lihat barang yang dibeli adiknya untuk calon istrinya itu, Haiman tidak memberi tahukan kekasihnya kalau dia akan datang melamar secepatnya, Haiman hanya bicara pada ayah sang kekasih saja.
"Lo beli sama siapa, Dar. Keren-keren juga pilihannya sesuai sama selera cewe Abang, ukurannya juga pas.?" Tanya Haiman saat dia memeriksa satu persatu.
"Sama calon jodoh gue lah, Bang."
"Ohh ya, Gue doain lo beneran jodoh deh."
"Aamiin."
"Ya udah, gue mau istirahat dulu deh. Cape, pegel juga kaki gue."
"Iya, sekali lagi makasih ya. Gue doain lo jodoh sama cewe lo itu."
"Iyaaa Bang."
Haidar pun pergi meninggalkan Abangnya, karena memang sangat lelah.
Begitu pun dengan Haiman, setelah kepergian Haidar, dia langsung membawa barang belanjaan yang dibeli Haidar ke kamarnya.
Tinggal menyuruh Hanna untuk menghias seserahan ini untuk dibawa nanti, dan membeli cincin.
Dan mungkin Haiman akan merepotkan lagi Haidar untuk membeli cincin karena dirinya sangat sibuk dengan perkuliahan dan usaha Ayahnya yang Haiman kelola untuk masa depannya dengan sang istri nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/285338604-288-k777998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Teen FictionJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...