Bab 29

267 36 8
                                    

Pagi ini Haidar sudah siap dengan stylenya sebagai mahasiswa baru, dia pun mengendong sebelah tasnya sambil menuruni tangga.

"Sarapan dulu, Nak." Ucap Sara yang melihat cucunya itu turun.

"Nanti saja, Oma. Udah mau telat." Sahutnya sambil mengecup wanita cantik pada masanya itu.

"Pakai saja mobil yang ada di garasi." Ujar Leon yang sedang menyantap sarapannya.

"Iya Opa." Haidar pun menyalami oma dan Opanya itu.

Setelah berpamitan Haidar pun menuju garasi yang di maksud oleh Opanya, seketika matanya melotot melihat jajaran mobil mewah dan moge yang berjajar indah seperti pameran itu.

"Gila!! Ini mah bukan garasi tapi tempat pameran." Haidar begitu takjub dengan kendaraan mewah itu karena ini pertama kalinya Haidar melihat mobil mewah, Ayahnya hanya memberi satu mobil untuk setiap anaknya dan itu pun hanya mobil biasa dan kini Haidar bisa mencoba salah satu mobil yang ada di garasi ini.

"Pakai saja, Opa tau Ayah kamu itu pelit.' Ucap Leon yang sudah berdiri di belakang Haidar.

Haidar langsung menoleh dengan mata berbinar.

"Serius Opa?"

"Hmm.'

Dengan girang Haidar langsung memasuki salah satu mobil keluaran terbaru itu.

"Keren bangen ini Opa."

"Sudah sana berangkat, nanti kamu telat lagi."

Mood yang sedikit jelek kini berubah berkat mobil dari sang Opa, benar kata orang kalau cucu itu raja dari segala raja dan sekarang Haidar merasakan itu.

Tau begini dari dulu dia tinggal dengan Nenek kakeknya, mungkin lebih menyenangkan.

***

Dibelahan negara lain, seorang wanita cantik sedang memperdalam ilmu agamanya.

Berpindah keyakinan dengan tekadnya meskipun banyak perdebatan antara keluarga tapi dia mantap memilihnya.

Tapi meskipun begitu, keluarganya hanya bisa pasrah dan mendukungnya.

"Alhamdulillah hapalan kamu sudah semakin bagus."

"Iya May, ini juga berkat bantuan kamu." Sahutnya.

"Ya sudah May, Aku pulang dulu ya udah mau sore nih." Pamitnya pada teman kuliah sekaligus orang yang membantu Syera belajar mengaji.

"Iya hati-hati di jalan ya."

Syera pun berpamitan pada Maya, wanita cantik asal Indonesia yang menetap di kairo bersama suaminya itu.

Kehidupan Syera berubah 80persen, dimana dulu dia yang bar-bar kini sedikit pendiam.
Senyuman mengembang di bibir tipisnya, bahkan hijab panjang itu berkibar tersapu angin menatap takjub langit indah Kairo.

Rindu..

Dia rindu dengan Indonesia,
Rindu dengan keluarganya
Rindu dengan orang yang sempat hadir iklhas menemani hari-harinya..

Tak pernah berpikir olehnya akan menjadi seperti ini, jauh dari Ibu yang melahirkannya bahkan Syera tak tau bagaimana kabarnya tapi dia di sayangi oleh orang tua angkatnya seperti anak sendiri, di ratukan oleh Ayah dan Abangnya sungguh nikmat tuhan mana lagi yang bisa dia dustakan.

Drtttt

drttt

Di sela lamunannya hp Syera bergetar membuatnya sedikit mengerjap.

"Assalamu'alaikum Pah." Salam Syera.

"Astaga Sayang, Apa papah harus menjawab salam kamu." Kekeh Darren di sebrang sana. Berbeda agama dengan sang anak sungguh luar biasa.

Hai, Jodoh!! (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang