"Ahhhhh." barang di dalam kamar itu hancur karena di banting.
Dia yang selalu tersenyum kini berubah menjadi orang pemarah, bahkan barang-barang yang ada di rumahnya tak ada yang luput dari lemparan tangannya.
Bahkan tawa ceria itu hilang seketika setelah kecelakaan maut yang hampir merenggut nyawa mereka."Tenang Ra, kamu kenapa?." Pelukan lembut itu ternyata tidak mampu membuat seorang Syera tenang.
"PERGI KAMU!! KENAPA KAMU BALIK LAGI KESINI." Syera terus saja memukul dada orang yang memeluknya.
Rasanya sangat sakit melihat orang yang kita cintai berubah, apalagi kita menjadi tersangka dari perubahan itu.
"Maafin aku Ra. Kalau waktu itu aku lebih hati-hati mungkin kamu tidak akan semarah ini sama aku." lirihnya membuat Syera yang masih mengamuk langsung berhenti. Kini amukan itu berubah menjadi tangisan, Syera marah, dia kesal bukan karena dia lumpuh dan terus saja di atas kursi roda tapi dia kesal kenapa Haidar tidak meninggalkannya, laki-laki itu malah menikahinya padahal Haidar sudah tau hanya 20% Syera bisa kembali lagi normal.
Dia tidak marah pada Haidar, dia hanya marah pada dirinya yang sekarang tidak berguna dan terus saja merepotkan laki-laki yang berstatus suaminya itu.
"Jangan marah lagi Ra, hati aku sakit liat kamu marah terus. Maafin aku." Syera menggelengkan kepalanya.
"Ini bukan salah kamu, maafin aku terus saja membuat kamu susah."
Haidar menatap wanita yang sudah satu tahun ini menjadi istrinya, rasa bersalah terus saja menghantui Haidar setiap kali Syera marah bahkan Haidar bingung karena kesulitan untuk menenangkan istrinya itu.
"Nggak Ra, ini salah aku."
"Haidar, Aku sayang sama kamu."
"Iya aku juga sa. . "
"Aku mau kamu ceraiin aku!!." potong Syera begitu cepat, membuat Haidar langsung diam seketika.
"Aku gak mau kamu semakin menderita hidup sama aku, jadi lebih baik kita cerai saja." ucapnya, Syera langsung menjalankan kursi rodanya dengan tangan.
Syera mengusap air matanya setelah pergi meninggalkan Haidar, mungkin ini jauh lebih baik dari pada harus tersiksa seperti ini.
"Lihat kedepan!! gak lucukan habis lamaran kita meninggal."
"Emang seharusnya lebih baik aku gak selamat waktu itu, dari pada menyeret kamu dalam penderitaan aku ini." gumamnya lirih sebelum benar-benar hilang dari hadapan Haidar.
***
Keheningan menyuarakan dua pasang wanita yang sedang makan malam. Haidar yang antusias mengisi piring Syera, dan Syera yang hanya diam menatap datar Haidar.
"Makan yang banyak ya Sayang."
"Aku sengaja les masak biar bisa buatin makanan kesukaan kamu." ucap Haidar antusias, bahkan ucapan tadi Syera seperti angin lalu untuk Haidar, karena sekarang dia sudah seperti tidak ada masalah apa-apa.
"Stop Dar!!." marah Syera. Namun tak di hiraukan olehnya.
"Kamu mau ini," tunjuknya pada ayam bakar, Haidar pun langsung mengambil ayam bakar dan mengisi piring Syera tapi naas piring itu melayang karena di tepis Syera dan membuatnya pecah berantakan.
Haidar menghela nafasnya, bibirnya dia tarik untuk tersenyum.
Semuanya baik-baik saja!!"Gapapa, nanti aku bersihin." Haidar kembali mengambil piring dan mengisi ulang makanan Syera.
"Stop!! Jangan terus bersikap semuanya baik-baik aja karena percuma meskipun kamu tidak ingin bercerai, Aku akan tetap menggugat kamu!!."
Haidar mendudukkan bokongnya saat dia melihat Syera pergi setelah mengucapkan itu.
Entah harus usaha apalagi untuk mengembalikan Syera nya, bahkan usahanya satu tahun ini hanya sia-sia.***
Berkas dan laptop sudah menjadi sahabat untuk Haidar, bahkan sekarang laki-laki itu sedang meeting online karena tak bisa meninggalkan Syera.
Jas dan celana kolor yang di pakai Haidar membuat Syera geli melihatnya, bahkan dia berpikir apa semua orang juga sama seperti suaminya itu jika sedang meeting online.
"Terima kasih pak, senang bekerja sama dengan Anda, untuk surat kontraknya nanti asisten saya akan mengantarkannya ke kantor Bapak." ucap Haidar, sambungan pun terputus setelah meetingnya selesai.
Haidar merebahkan tubuhnya di sofa yang dia duduki, matanya terpejam karena lelah.
Dari kejauhan Syera langsung memutar balik kursi rodanya tanpa berniat menghampiri Haidar.
sesampainya di kamar Syera langsung melihat suasana malam yang begitu di depan jendela besar banyak bintang bertaburan sangat indah tapi tak membuat Syera merasakan ke indahan itu.
"Ra." Syera langsung menoleh saat suara itu memanggilnya, Haidar langsung menghampiri Syera yang sedang berdiam sendiri di depan jendela kamar mereka.
"Kamu lagi ngapain? , aku udah siapin makan malam. Kita makan ya." ajaknya pada Syera.
Bukannya menjawab Syera malah fokus melihat keluar jendela, dan membuat Haidar mengikuti apa yang Syera lakukan.
"Apa kamu gak mau ngasih aku kesempatan Ra, buat jadi suami kamu." lirih Haidar yang di dengar Syera.
"Aku juga mau ngurusin kamu Ra, aku siap jadi kaki kamu. Please jangan begini terus." biarlah Haidar di katai cengeng karena menangis tapi inilah isi hati Haidar.
"Kamu mau apa biar aku turutin, jangan diam terus, Please jangan terus diemin Aku."
"Aku mau kita cerai."
"Ra."
"Kamu tanya aku mau apakan. Aku mau kita cerai." ucapnya pergi meninggalkan Haidar sendirian.
***
Ada tapi tak terasa ada, hampa seperti angin yang terus berhembus.
Lagi-lagi Haidar harus sarapan sendiri karena Syera tak mau menemaninya, hanya dentingan sendok yang menemani sarapannya.
Penampilan Haidar yang begitu menawan berubah 70%, rambut cepaknya kini di ikat karena sudah gondrong, bahkan jambang dan kumisnya sudah tumbuh memenuhi wajahnya.
Tapi meskipun begitu laki-laki itu sangat tampan, setelah sarapan Haidar membawa sarapan untuk Syera seperti biasa dan pergi keruangan kerjanya.
Dibukalah pintu kamar mereka, Syera masih anteng melamun melihat taman bunga dibalik jendela karena Haidar sengaja membuat taman di sana agar Syera senang.
"Sayang ini sarapannya, jangan lupa di makan ya. Aku kerja dulu." ucapnya sambil pergi.
Syera melirik sarapan yang Haidar simpan di meja lalu kembali melihat bunga-bunga yang sedang bermekaran.
waktu begitu cepat berlalu, Syera menjalankan kursi rodanya untuk mencari suasana baru.
Sudah siang biasanya Haidar akan menyiapkan makan siang untuknya, tapi sudah jam 2 laki-laki itu tidak terlihat batang hidungnya.
"Kemana dia?. " tanyanya pada diri sendiri.
"Mungkin dia cape ngurusin orang gak berguna kaya aku." ucapnya sambil terkekeh.
Syera pun mengoleskan selai ke atas roti karena merasa lapar, satu dua suap dia sangat menikmatinya sambil melihat sekitar tau saja ada Haidar tapi nihil membuat Syera menghentikan kegiatan makan siangnya.
"Dia udah makan belum ya?. " Tak bisa Syera pungkiri kalau dirinya mengkhawatirkan laki-laki yang menjadi suaminya itu.
"Aku bikini roti selai aja deh." Syera pun mengoleskan selai di atas roti dan menatanya di atas piring lalu dia meletakkan di atas pahanya dengan kedua tangannya mendorong kursi roda.
Syera menghentikan mendorong kursi rodanya di depan pintu ruang kerja Haidar, Syera memutar kembali kursi rodanya saat tak sengaja mendengar pembicaraan Haidar yang sedang menelpon.
Tbc..
BISMILLAH, SELAMAT MALAM😁
Maaf baru up ya, upnya lama banget ya..
maaf ya, kemarin ada urusan pribadi jadi aga sibuk, masih pada stay gak nih..
absen dulu dong, jangan lupa vote dan tingalkan komentar ya 👍
![](https://img.wattpad.com/cover/285338604-288-k777998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Fiksi RemajaJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...