Sepanjang perjalanan tidak ada suara yang keluar dari mulut Salam.
Yusuf yang sedang mengendarai mobilnya pun sesekali melirik Salma."Kamu lagi sakit?" Tanyanya.
"Nggak ko, Mas."
"Mau makan dulu,."
"Nggak usah, aku gak laper." Sahut Salma, Yusuf pun hanya mengangguk-angguk kepalanya.
"Murid kamu itu gimana, masih suka gangguin kamu?" Tanya Yusuf membuat Salma menoleh kearahnya, dia jadi teringat Haidar.
Tiba-tiba bibirnya terangkat."Iya Masih, tau gak Mas. Ternyata dari sikapnya yang selalu bikin onar dia itu baik banget lo, aku aja gak nyangka banyak banget deh hal yang baru aku ketahui dari dia." Cerita Salma antusias.
"Oh ya, kapan-kapan boleh dong kenalin ke Aku." Ujar Yusuf.
"Iya Mas, nanti aku kenalin ke kamu."
"Hemm." Yusuf melirik Salma yang masih tersenyum itu, tak ayal hatinya cemburu saat Salma begitu antusias bercerita tentang laki-laki lain bahkan terlihat bahagia.
Mobil Yusuf pun sampai ditempat perhiasan yang Bundanya recomendasikan.
Yusuf pun membukakan pintu untuk Salma."Mari, Bidadariku."
Salma pun turun dari mobil Yusuf, mereka pun berjalan beriringan. Meskipun sudah pacaran cukup lama, tapi Yusuf tidak pernah mengandeng tangan Salma atau pun jalan berdempetan.
Karena menurutnya romantis itu tidak perlu itu semua."Mbak, saya yang tadi telpon. Saya mau lihat cincinnya." Ucap Yusuf setelah mereka sampai di toko perhiasan.
"Oh bentar ya Mas." Penjaga toko itu pun pergi mengambil cincin yang sudah dipesan Yusuf.
Yusuf pun langsung menyodorkan cincin yang terbuat dari logam palladium pada Salma. Desainnya mewah dan memiliki ornamen yang membuat tampilannya semakin mengesankan apalagi cincin untuk wanita, ada hiasan berupa berlian-berlian kecil di bagian atasnya. Sehingga saat digunakan, berlian ini memberikan kilau yang cantik.
"Kamu suka gak?"Tanya Yusuf.
"Apa ini gak terlalu mewah, Mas." Bisik Salma pelan. Apalagi saat penjaga toko itu menjelaskan detail dari cincin yang dipesan Yusuf untuk pernikahan mereka.
Ada berlian yang terpasang cantik di cincinnya, dan pastinya harganya sangat mahal."Tidak apa-apa, kita kan beli cuman sekali seumur hidup." Ucap Yusuf menenangkan, Salma pun hanya mengangguk setuju.
Setelah mengambil cincin yang dipesannya, Yusuf pun langsung membayar cash cincin itu dan harganya benar-benar fantastis.
Bahkan bisa untuk makan Salma satu tahun, tapi Salma tidak bisa berkomentar ataupun melarang.
Yusuf pun mengajak Salma makan dulu sebelum dia mengantarkan Salma untuk pulang.
Tidak ada pembicaraan atau pembahasan apapun, hanya denting sendok yang beradu dengan piring.***
Sesampainya di rumah Salma, Yusuf langsung pamit pulang.
Baru saja akan masuk, suara motor yang baru masuk mengalihkan Salma."Jodohku hilang di ambil orang, apakah diriku kurang tampan sayang." Teriak Haidar yang baru turun dari motornya membuat Salma terkekeh.
"Ngapain kamu kesini?" Tanya Salma.
"Ibu abis kemana sih, Saya cari di sekolah ko gak ada, Saya jadi gak nafsu makan, belajar pun malas." Ucap Haidar dibuat selemas mungkin membuat Salma yang melihatnya mendelik malas.
"Terus ngapain kamu kesini?"
"Saya kangen sama jodoh saya lah, sudah 7.2345 detik gak ketemu, bayangkan. Bayangan gimana kangennya Saya, Bu." Ucap Haidar dramatis.
Salma yang jengah pun meninggalkan Haidar diluar, dia mengambil air minum untuk Haidar, karena dia yakin kalau bocah itu tidak akan langsung pulang.
"Wah, Memang istri idaman. Tau saja kalau Saya lagi haus."
"Iyalah, kamu pasti haus, kalau setiap kesini kamu bikin tetangga tutup kuping."
"Heheh."
"Kamu sebenarnya mau ngapain ke sini?" Tanya Salma yang kesekian kalinya.
"Ohh, Saya mau ngajak Ibu touring."
"Touring?"
"Iya, Sebelum ujian, Anak-anak lain mau ngadain touring makannya saya kesini mau ngajakin Ibu."
"Touring kemana emang, terus berapa hari?" Tanya Salma.
"Rencana sih kita mau ke pagaralam, tempatnya gak terlalu jauh dari pusat kota pagaralam sekitar 30menitan lah, mungkin 7 jam pejalan dan untuk waktunya mungkin kita bakalan nginap beberapa hari, kita berangkat jum'at biar minggu bisa langsung pulang lagi." Jelas Haidar.
"Saya ijin bapak dulu ya."
"Kalau itu, biar nanti saya yang minta ijin ke bapaknya Ibu."
"Kamu yakin?" Kekeh Salma.
"Tentu sajalah," Ucapnya sombong.
Setelah berbincang cukup lama, Haidar pun pamit pulang karena waktu yang memang sudah sangat sore.***
Salma menghampiri Ayahnya yang sedang duduk didepan tv dengan segelas kopi.
Sepulung bekerja inilah aktivitas Ayahnya, menonton sepak bola."Pak." Gunawan pun menoleh saat anaknya memanggil.
"Apa?" Sahutnya.
"Aku mau ijin ikut touring boleh gak."
"Touring? Kemana?Sama siapa? Yusuf ikut gak?"
"Nggak pak, aku sama anak-anak murid sekolah ku."
"Sama si Hai itu?" Ucap Gunawan.
"Haidar Pak!"
"Iya Itu,"
"Boleh gak."
"Hemm," Salma begitu senang saat Ayahnya sudah memberikan ijin.
"Inget, jangan terlalu dekat dengan laki-laki lain, kamu itu sudah punya calon!!" Ucap Gunawan memperingati Salma.
"Ya ampun pak, Haidar itu masih bocah. Ya kali Salma suka sama bocah."
"Siapa yang tau Salma, buktinya kamu lebih senang pergi sama Haidar dari pada sama si Yusuf."
"Ehh, tapi nama mereka gak jauh beda ya." Ucap Gunawan saat mengingat sesuatu.
"Oh iya bener pak."
"Awas ah, kamu jangan terlalu dekat dengan murid kamu itu, nanti kalau mereka beneran adik kakak bisa memecah persaudaraan lagi." Ucap Gunawan sekali lagi memperingati Salma.
"Nggak mungkin pak, udah ah."
"Ya kan jaga-jaga saja Salma."
"Iya-iya." Salma pun pergi meninggalkan bapaknya setelah dia meminta ijin.
Salma langsung memberitahukan Haidar kalau dia sudah di ijinkan dan Haidar tidak perlu meminta ijin lagi pada Ayahnya. Tak lupa Salma juga mengirim pesan pada Yusuf untuk meminta ijin juga, meskipun sedikit susah tidak seperti meminta ijin pada Ayahnya tapi akhirnya Yusuf mengijinkan juga dengan catatan harus bisa menjaga diri.
Salma pun menatap langit-langit kamarnya, memang sudah lama dia tidak pernah pergi tour atau jalan-jalan menghabiskan waktu luang, apalagi setelah kepergian ibunya.
Yang dia pikiran hanya mencari uang, uang dan uang agar Ayahnya tidak terlalu cape bekerja setiap harinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285338604-288-k777998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Jodoh!! (End)
Teen FictionJangan Lupa Baca cerita istri kedua sebelum membaca ini ya. __________ Alasan apa lagi kamu manjat tembok?" "Telat pak." Jawabnya santai. "Telat?" "Iya." "BAGAIMANA BISA,HAH.APA KAMU TIDAK MEMASANG ALARM, ATAU ORANG TUAMU TIDAK MEMBANGUNKANMMU?" Ha...