Bab 27

414 40 15
                                    

Haidar mengenggam surat yang diberikan Seli padanya, dia masih engan untuk membuka surat dari Syera, entah kenapa hatinya sakit bahkan haidar tersenyum kecut melihat lipatan kertas itu.

"Cewe lo banyak bener, Bos. Yang kemarin gak ada datang lagi yang baru." Ucap Joki yang duduk di depan meja Haidar

"Kenapa, Bos. Muka kecut begitu?" Tanyanya.

Haidar tak menjawab ucapan Joki, dia malah menghela nafas dengan tangan bertumpu di atas meja dan tak lupa Haidar juga menjatuhkan kepalanya di atas tangan yang bertumpu.

"Bos?" Joki begini khawatir melihat Haidar yang sangat miris menurutnya.

"bos."

"Gue gapapa, Jok. Cuman cape aja!!" Sahutnya.

"Ya sudah kalau ada apa-apa panggil gue,  gue mau kerja lagi." Ujar Joki sambil beranjak.

"Hmm."

Joki pergi meninggalkan Haidar, karena waktu istirahatnya memang sudah habis. Setelah kepergian Joki, Haidar beranjak dari duduknya.
Dia pergi mengambil jaket dan kunci motornya, Joki yang melihat Haidar yang pergi tergesa-gesa pun tak sempat menegur.

Haidar melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, tujuannya sekarang adalah rumah wanita itu.

Haidar berhenti didepan gerbang yang menjulang tinggi, rumah dimana dia sering menjemput Syera tapi ke adaan rumah itu begitu sepi hanya ada satpam yang berjaga saja yang yang terlihat.

"Cari Mbak Syera ya Mas?" Tanya satpam yang melihat Haidar datang.

"Iya, dianya ada?"

"Aduhh si Mas mah telat kesininya, dua hari lalu Mbak Syera berangkat." Tuturnya.

"Dua hari lalu?" Tanya Haidar meyakinkan. Dia memang baru menerima surat dari Syera tadi siang, itu pun Seli yang memberikannya.

"Ohh iya pak, makasih ya. Saya pamit dulu." Haidar kembali memakai helmnya.

Dia pergi melajukan motornya meninggalkan rumah Syera, Haidar terkekeh geli saat motornya membelah jalan.

Rasanya dia ingin marah, tapi marah karena apa. Dia ingin menangis, ingin berteriak. Kenapa?

Kenapa, lagi dan lagi dia harus di posisi ini lagi, merelakan..

***

Denting piring dan sendok beradu, hanya keheningan yang terasa di meja makan itu.

Bahkan Haidar hanya mengaduk-ngaduk makanannya tanpa berniat menyantapnya.

Ira menatap anaknya itu, lalu menatap putri bungsunya yang sama-sama sedang menatapnya namun hanya gidikan bahu yang Hanna lakukan.

Sean dan Haiman yang sedang keluar kota, hanya ada Haidar, Hanna, Ira dan Salma yang ada dirumah itu.
Mereka hanya mengamati tingkah Haidar tanpa menegurnya sedikit pun.

krekkk

"Mau kemana, Kak?" Tanya Ira saat melihat Haidar beranjak dari duduknya.

"Ke kamar Bun." Sahutnya, sambil berjalan pergi.

"Tapi kamu belum makan." Teriak Ira namun tidak dihiraukan oleh Haidar.

"Kenapa sih? Apa putus ya sama Syera." monolog Ira yang masih melihat Haidar yang semakin jauh.

Haidar merebahkan tubuhnya sesampai dikamar, Dia menatap langit-langit kamarnya.

Haidar menoleh ke arah meja, dimana di sana ada yang surat yang belum dia baca.

Hai, Jodoh!! (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang