Bab 37

364 40 18
                                    

Jika di tanya siapa yang paling bodoh?
Maka jawabannya adalah Syera.
Kenapa?

Lihat sekarang, meskipun Haidar tak memberi kepastian dan hanya membual, dia dengan besar hati datang ke palembang hanya untuk berpamitan karena akan melanjutkan S2nya.

Entah Syera yang selalu berbesar hati apa dia bodoh karena cintanya pada Haidar.

Tangannya menyeret koper yang lumayan besar, dia menoleh berharap Haidar datang setelah dia menemuinya tadi untuk berpamitan, tapi sayang ini dunia nyata bukan sinetron..

"Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah semoga engkau meridhoi jalanku untuk mencari ilmu, aku berserah kepadamu dari segala apa yang terjadi."

Syera tersenyum untuk memulai masa depannya, menyerahkan semuanya ke pada sang Pencipta biarlah waktu yang merubah segalanya.

***

"tok tok. "

"Permisi Pak, Ada yang mau bertemu."

Haidar mendongak melihat sekretarisnya, helaan nafas keluar dari mulutnya karena baru saja beberapa menit dia berkata pada sekretaris tidak ingin menerima tamu dulu, tapi lihatlah sekarang.

"Sayakan sudah bilang kalau Saya tidak mau mene_."

"Hai." Sapa seseorang sambil tersenyum, membuat ucapan Haidar terputus, sekretaris yang membawa Syera pun langsung keluar dari ruangan.

Haidar masih mematung dengan kehadiran Syera yang tak terduga ke kantornya.

"Ganggu ya?." Cengir Syera merasa bersalah karena menganggu Haidar yang sedang berkerja.

"Hah!! Nggak ko. Duduk." Haidar beranjak dari kursinya mempersilahkan Syera untuk duduk di sofa di susul dengan dirinya yang ikut juga duduk di sana.

Tak bisa Haidar tutupi rasa bahagia di hatinya dengan kedatangan Syera, bukan dia tak mau mengejar wanita ini tapi saat Haidar ingin menyusul Syera ke Jakarta. Haidar harus menangani meeting penting dengan klien Ayahnya, karena Ayahnya harus keluar kota.

"Emm gimana kabar kamu, Dar?" Tanya Syera.

"Aku baik,."

"Syukur deh, Aku seneng dengernya."

"Oh iya, Anak kamu gak ikut kesini?" Tanya Syera membuat Haidar mengerutkan keningnya, Haidar mengerti apa yang Syera maksud namun saat akan menjawab untuk menyelesaikan ke salah pahaman yang terjadi tiba-tiba ucapan Syera membuat Haidar membatu.

"Aku mau lanjutin s2, emmmm.. Maaf ya aku ganggu hidup kamu terus padahal kamu sudah bahagia dengan keluarga kamu. Tapi aku janji, ini yang terakhir." Ucapnya dengan tersenyum.

"Aku pamit ya, Bahagia selalu Haidar." Syera pergi dari kantor Haidar, meninggalkan Haidar yang masih diam tak bergerak.

Haidar benci dirinya yang sangat pengecut ini karena lagi-lagi membiarkan Syera pergi.

Di Bandara seorang laki-laki dengan pakaian kerjanya berlarian sambil sesekali mendorong orang yang menghalangi jalannya, Gila!!

"Syera!!." Teriaknya memanggil nama Syera, dia terus saja mencari wanita itu dari banyaknya kerumunan orang yang sedang berpamitan dengan keluarga, ada juga yang sudah akan menaiki pesawat dan masih banyak lagi.

"Syera!!" Haidar terus saja meneriaki nama itu, tapi tidak ada sautan.

Pengecut! Pengecut!

Tubuhnya lemas, dia pun bersimpuh di banyak orang yang berlalu lalang sesekali dia memukul kepalanya karena begitu pengecut, dan untuk kedua kalinya dia membiarkan Syera pergi.

Hai, Jodoh!! (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang