Beberapa hari setelahnya tak banyak yang terjadi.
Garda masih melacak Suzy dan Edsel. Kemudian memastikan keempat modifen itu benar-benar kembali ke Tarhunt. Chief maupun Marsekal Suganda belum mendapat konfirmasi dari Tarhunt soal itu. Ditambah, Zidan sibuk membentengi markas melalui komputernya agar tidak terlacak para pemburu Jaguar itu.
Sementara Rafa menjalani hari-hari yang normal.
Aneh baginya bangun pagi tanpa tekanan. Kemudian membantu Jemy membuat sarapan, terasa menenangkan meski ia benci alat-alat murahan di dapur ini.
Dilanjutkan minum kopi dan sarapan bersama para Garda. Nyaman disinari matahari pagi dari jendela kusam. Bagian favoritnya dari pagi ini adalah Kalea yang duduk di seberangnya. Masih sembab baru bangun tidur, tersenyum menghirup teh yang Jemy buatkan. Melihat cahaya pagi menyapu wajah Kalea. Senang bisa sedekat ini lagi dengannya.
Rafa pun meneguk kopi menyembunyikan senyumannya. Sekaligus menghindari Sabina yang menatapnya kikuk. Tentu saja Sabina tau pikiran Rafa.
"Mau roti lapis?" katanya, mengalihkan Sabina. "Kubuatkan satu khusus vegetarian."
"Oh. Makasih." Sabina mencobanya lalu melirik Jemy. "Wow. Kau punya saingan."
Jemy memicing. "Kau melukai hatiku."
"Jadi, apa rencanamu hari ini, Fa?" tanya Kalea.
"Um, aku mau coba sesuatu. Sedang mendesain produk baru untuk Corp. Tenang, tak ada belah-belah dimensi lagi." Rafa memainkan telunjuknya di cangkir. "Dan aku perlu bantuanmu, Ka. Untuk hal lain. Jika tak sibuk."
"Hal apa?"
"Perlu mencoba sesuatu."
Chief menoleh. "Ingat, sementara tak boleh jalan-jalan keluar."
"Atau ke masa lalu," tambah Arda.
Kalea mengangguk. "Jadwalku kosong nanti sore. Siang ini perlu melacak mantan pacarmu, Fa."
"Belum ada petunjuk?"
"Belum. Pelacak di lab menangkap keberadaan Suzy di tujuh belas lokasi berbeda. Bersamaan. Semacam Kage Bunshin."
"Iris bisa membantu. Akan kusambungkan ke alatmu."
"Thanks. Kau juga tak sabar bertemu Suzy ya?"
Rafa mengernyit. "Ini terasa seperti pertanyaan jebakan."
"Saranku, jangan dijawab," balas Chief, disusul tawa para Garda.
Tak disangka sore hari seakan datang lebih cepat karena Kalea terlalu serius. Dia mencoba semua perangkat dan semua kode yang Iris berikan, tetap tak bisa menemukan Suzy. Dia sudah memeriksa jalur darat dan udara. Jalur laut belum ia pelajari karena Zidan masih menunggu data terbaru dari lab DEKARSA.
Kalea mematikan komputer tepat pukul empat sore. Teringat ada janji dengan Rafa. Dia pun bangkit, membenarkan kerudungnya di cemin lalu keluar ruangannya.
Dia menemui Rafa di lapangan belakang markas. Hanya ada hamparan tanah kering dikelilingi rongsokan besi dan sisa kerangka bangunan.
Rafa sedang menumpuk tiang-tiang besi bekas di tengah lapangan. Terlihat berat karena ia terengah lelah. Dadanya yang berkeringat mengintip dari balik dua kancing kemejanya yang terbuka.
Kalea berpaling darinya setelah dua detik. Berdehem menyingkirkan pikiran yang tidak-tidak. Namun, Rafa malah mendekat kemari. Ada sesuatu tentangnya saat berkeringat yang membuat Kalea sulit fokus.
"Mau apa dengan besi-besi itu?"
Rafa menyeringai dengan lidah menekan dinding mulutnya. Kalea tau wajah penuh keisengan itu. Benar saja, Rafa mengambil sepasang gelang besi dari tumpukan barangnya di sisi lapangan. Dia memakaikan keduanya ke tangan Kalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARDA 2 - The Series
Aksi(BOOK 3 & 4) Kasus demi kasus menuntun Garda pada musuh tak terduga. Sekali lagi Edsel bermain dengan bahaya setelah menculik empat modifen terkuat dari Tarhunt. Bahaya kali ini mungkin saja membahayakan alam semesta juga. Ditambah, Rafa mulai memi...