Ledakan terjadi sebelum Kalea sempat berpikir.
Di saat bersamaan Rafa mengayun tangan dan perisai hologram terpancar dari smartwatch. Berbentuk lingkaran besar, menyala, dengan lambang Corp di tengahnya.
Ledakan terlalu kuat mendorong Rafa, ikut membawa Kalea. Kalea pun terpaksa memeluknya dari belakang saat mereka terhempas dikelilingi api. Menghantam jendela, jatuh dari ketinggian bersama puing dan kaca.
Tubuh Kalea gemetar diterpa angin dan daratan semakin dekat di bawah. Sambil mengerang Rafa meraih dinding dengan tepian perisai. Perisai pun menancap di dinding, mengeruknya seiring mereka jatuh. Setidaknya, sudah lebih pelan.
Keduanya mendarat keras di tanah. Meski pusing, Kalea bisa langsung bangkit sementara Rafa bersumpah serapah kesakitan.
"Kau meledakkan itu?" tanya Arda.
"Aku yang hampir diledakkan. Pergilah sekarang!"
Dia melirik Rafa yang berhasil bangkit, mematikan periasi hologramnya. Jujur saja Kalea terkesimah pada alat itu, sungguhan tak ada yang tak bisa dibuat oleh pria ini. Namun, saat Rafa menatap balik, Kalea bergegas pergi. Meski kusut, Rafa mengikutinya.
"Apa katamu? Terima kasih?" sindir Rafa.
Kalea tak menjawab, melangkah bagai ingin melubangi tanah. Dia melangkah secepat mungkin tapi Rafa tetap menyusul, memagarinya. Hampir saja mereka beradu. Kalea tak menatapnya, menabraknya seakan ia tak ada.
"Ka, kau dimana?" tanya Chief. "Arda bilang keadaan cukup buruk. Kau baik-baik saja?"
"Ya, Chief."
"Punggungmu terluka," kata Rafa. "Berhentilah, kau pendarahan."
"Apakah itu—"
Kalea mematikan comms lalu berbalik, meninju Rafa tepat di tulang pipinya. Tak sekeras seharusnya, tapi Kalea puas melihat Rafa merunduk kesakitan. Dia meludahkan darah lalu tersenyum masam. Pipinya memar, jika Kalea meninju sedikit lebih keras lagi mungkin tulangnya retak.
"Kau." Kalea menahan umpatan. "Kau berharap aku berterima kasih? Untuk apa? Rudal?!"
"Biar kujelaskan."
"Aku mengerti Garda lawanmu, tapi menyerang kami saat tidur?! Itu rendahan. Untunglah, Zara masih punya otak dan memperingatkan kami, tak sepertimu."
Rafa hendak menyentuhnya. "Bernapaslah, kau sedang tidak stabil."
"Menjauhlah."
"Dengar, aku harus menghabisi semua lawan Corp demi menstabilkan keadaan. Aku melakukannya tanpa korban satu pun, kau mengetahuinya?"
"Enyahlah kau dan Corp bodohmu itu." Kalea melangkah.
"Rudal itu pasti kumatikan jika tau kalian masih di dalam!"
"Oh! Kau berlagak sebagai penyelamat. Seperti biasa!" Kalea menekan dada Rafa dengan telunjuk. "Semua masalah ini kau yang mulai. Kau sendiri!"
"Tuan, denyut jantungnya 136 per menit," kata Iris di comms Rafa.
"Ka, kau perlu tenang."
"Kau melukai keluargaku, bermain-main dengan mesin waktu, membawa... Shrek mengerikan itu dan teman-temannya! Jika nanti—"
"Aku tak berniat melukai kalian!"
"—keadaan memburuk, jangan berani-berani datang padaku!"
"Apa? Tidak akan!" Rafa tertawa kesal. "Aku tak pernah datang padamu. Pasukan lembekmu itu yang selalu butuh bantuanku!"

KAMU SEDANG MEMBACA
GARDA 2 - The Series
Aksi(BOOK 3 & 4) Kasus demi kasus menuntun Garda pada musuh tak terduga. Sekali lagi Edsel bermain dengan bahaya setelah menculik empat modifen terkuat dari Tarhunt. Bahaya kali ini mungkin saja membahayakan alam semesta juga. Ditambah, Rafa mulai memi...