1. PULANG BARENG DIA

451 284 467
                                    

[Bertemu denganmu tanpa adanya suatu keinginan, namun sebuah keajaiban yang kuat.]

-Adela Anggraini Wijaya

****

Sekolah SMA yang terkenal dengan sebutan SMA Cakrawala ini sedang melakukan kegiatan pembersihan.

Setiap minggunya kepala sekolah melakukan penelitian terhadap kelas-kelas yang bisa tampil bersih. Kelas terbanyak yang mendapat nilai sempurna akan mendapat juara dan sebagai kelas terbaik.

“Kalian mau ke mana?” Rani keluar dari kelasnya dengan membawa sapu memanggil Adela dan Nasya yang baru saja keluar dari kelasnya.

Rani Alexandra, sosok cewek yang tinggi berkulit putih. Gadis ini populer di sekolahan. Dan dijuluki sebagai gadis tomboi. Gadis yang terkenal anak yang suka melabrak di sekolahnya.

Adela—sahabatnya itu menunjukkan sebuah ember yang dipegangnya.

Adela Anggraini Wijaya, kerap dipanggil Dela oleh temannya. Anak yang mempunyai jiwa pasrah yang mendalam. Sebelas dua belas lah, dengan Rani.

“Terus, itu bawa ember mau ngapain?” tanya Rani membuat Adela memutar bola matanya, malas dalam menjawabnya.

“Mau diisi air,” jawab Nasya—sahabat yang sudah dianggap sebagai adiknya.

Nasya Argadwija, anak yang pendiem dan tidak mau kalah dengan siapa pun. Ia hanya takut pada satu orang, yaitu Rani sahabatnya sendiri. Gadis ini orang yang sangat kuat meskipun sudah disakiti berkali-kali.

“Udah, kita gak usah ngisi-ngisi air beginian. Malu dong, kalo kita bawa ember terus diliatin para cogan. Kan kayak gimana gitu,” jawab Rani gengsi.

“Yaelah, lo tu gausah inget cogan mulu ah, capek. Pilih, mana malu diliatin cogan atau harus kena hukum sama, Bu Rosma, lagi?” ujar Nasya memutar bola matanya malas.

Adela mengangguk pelan.
“Iya, Ran. Kemarin aja kita udah bolos dan gak ikut bersih kelas, dihukum disuruh ngutip sampah di sekeliling sekolah ini. Udah malu parah itu mah. Mana anak basket ngeliatin lagi. Jujur, gue kapok!” jawab Adela sebelum akhirnya menggeleng.

Rani mengangguk mengiyakan. “Tenang, gue cari cara dulu.” Gadis itu masuk ke kelasnya, lalu berhenti tepat di depan pintu.

Gadis itu mendapati satu cowok yang sedang mengepel lantai.

“Andre, sini lo!” panggil Rani. Cowok itu langsung mendatangi Rani dengan pel lantai yang ada di tangan kirinya.

“Kenapa?” tanyanya sambil meletakkan pel itu ke ember yang berada di samping Rani.

“Oh iya, gue minta sama lo buat ambil air di bawah. Nih, embernya,” katanya mengambil ember itu dari tangan Adela dan memberinya ke Andre.

“Biar Adela yang ngepel lantainya. Kan kerjaan lo cuma ambil air doang kan?” Rani tersenyum membuat jantung Andre tak karuan.

Andre mengangguk mengiyakan. “Iya-iya gue mau kok ambil airnya!” jawab Andre antusias. “Bentar ya, gue ambil dulu airnya,” ucapnya langsung pergi.

“Gampang, bukan?” ujar Rani bersidekap membuat Adela dan Nasya saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya terkekeh kecil.

“Andre tu mau banget sih disuruh sama, Rani.” Nasya tertawa terbahak-bahak.

“Udah, biarin.”

****

“Alisa, jangan kayak gitu,” katanya sambil tertawa bahagia.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang