8. TAK DIHARGAI

212 194 391
                                    

[Bersikap bodoamat lebih menyenangkan, daripada bersikap perduli tapi tak pernah dihargai.]

-Dana Shagufta

****

Kriingggg....

Bel sekolah berbunyi nyaring. Semua anak SMA Cakrawala berhamburan keluar kelas termasuk Adela, keluar dengan membawa kotak bekal di tangannya. Sementara, kedua sahabatnya masih ada di dalam kelas.

“Tumben, Adela, bawa bekal. Buat siapa ya?” tanya Nasya bingung.

“Gue juga gak tau buat siapa, mungkin untuk, Alvin, kali ya,” jawab Rani sambil mengambil bekal di dalam tasnya yang diberi oleh Dafi tadi.

“Lo juga, tumben bawa bekal,” ujar Nasya mengerutkan keningnya.

“Dafi, yang ngasi buat gue,” katanya Rani membuat Nasya mengangguk.

“Mau?” tawar Rani pada gadis itu setelah membuka tutup bekalnya.

Nasya menggeleng.

“Yaudah, gue cabut entar ya ke kantin,” ucapnya sembari tersenyum pada Rani sebelum akhirnya ia berlari keluar dari kelas itu.

“Ditinggalin lagi gue sendiri!” cibir gadis itu mengambil satu sandwich lalu memakannya.

“Tenang, ada gue kok yang siap menemani.”

Sumber suara laki-laki itu mampu membuat Rani berbalik badan. Gadis itu mendapati Andre yang lagi tersenyum kepadanya.

“Hehe.” Gadis itu tersenyum tipis sebelum akhirnya ia kembali menghadap ke depan.

Laki-laki itu berjalan mendekati kursi yang ada di depan Rani lalu mendudukinya. Melihat gadis itu dengan tatapan yang sangat dalam.

Pandangan Rani tertuju pada Andre, menatap heran laki-laki di hadapannya itu. Mengapa tatapannya sangat dalam ketika melihat dirinya?

“Lo kenapa liatin gue kayak gitu? Kayak mau nagih utang aja lo,” katanya membuat laki-laki itu tertawa kecil.

“Mata lo bagus banget sih,” jawabnya tanpa sadar mampu membuat gadis itu tercengang sejenak.

Tanpa sadar, gadis itu mengambil satu sandwich dari bekalnya lalu menyumpalnya ke mulut Andre.

Laki-laki itu tersentak kaget. “Kasar banget sih! Santai aja kali!” katanya sambil mengunyah sandwich itu.

“Lo lagi punya masalah hidup apa sih? Setiap sama gue, lo itu suka banget marah-marah. Kalo lo emang ada masalah, cerita aja sama gue,” katanya membuat gadis itu mengerutkan keningnya.

“Kalo lo gak mau cerita, yaudah gue aja yang cerita ya. Dengerin!” katanya membuat gadis itu mengangguk pelan.

“Gue mau curhat, dan curahan ini murni berasal dari hati gue. Jujur, gue pernah mengungkapkan perasaan pada seseorang, namun itu semua hanyalah sia-sia. Terus, sekarang orang yang gue cintai, gak peka gitu.”

Laki-laki itu diam sejenak membuat Rani mengangguk cepat.

“Terus?”

“Sebenarnya, dia bukannya gak peka, tapi emang gak ada rasa aja sama gue,” ucapnya membuat gadis itu mengangguk sambil tersenyum tipis.

“Bisa bucin juga lo ya. Gue kira, lo hanya fokus sama pelajaran doang,” jawab gadis itu dengan menyudutkan bibirnya.

“Ya gitu, gue emang orangnya ya gimana ya, misterius juga sih terkadang, cool juga sih ya,” kata laki-laki itu membuat Rani berdiri dari duduknya.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang