21. KEHILANGAN UANG

64 59 0
                                    

[Jika hatimu banyak sekali merasakan sakit, maka belajarlah dari rasa sakit itu untuk tidak memberinya ke orang lain.]

-Adela Anggraini Wijaya

****

“Assalamualaikum dan selamat pagi!” Bu Rosma—wali kelas XI IPA 2 naik di atas podium utama mengumumkan untuk acara pensi yang diadakan besok.

“Waalaikumsalam, Bu.”

“Untuk panitia dalam kegiatan pensi, pulang sekolah kita mengadakan rapat, jadi tidak ada yang pulang dulu!” tegas Bu Rosma membuat semua yang menjadi panitia mengangguk serempak di barisannya termasuk Adela, Rani, Nasya.

Ketiga gadis itu mendapat tatapan tajam dari Zulma dan Anggun.

“Jijik banget, anjir!” kata Zulma mendengus geli.

“Gak cocok sih, jadi panitia,” sambung Anggun melipat kedua tangannya di depan dada.

Senyuman Bu Rosma tertuju pada ketiga muridnya itu yang sangat excited menjadi panita sebelum akhirnya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

“Ternyata, murid saya sangat bersemangat menjadi panitia.”

Perkataan itu mampu membuat Zulma mendengus geli sebelum akhirnya tersenyum miring.

“Caper banget,” katanya membuat Anggun terkekeh kecil.

“Anak guru,” sambung Anggun sebelum akhirnya gadis itu datang menghampiri mereka bertiga membuat Zulma mengekorinya dari belakang.

Ketiga gadis itu yang hendak pergi, kini langkah kakinya terhenti melihat Anggun dan Zulma menghalanginya.

“Ngapain sih, kalian?” Rani berdecak kesal sebelum akhirnya melipat kedua tangannya di depan dada.

“Kak Anggun, mereka dibanggakan, sama, Bu Rosma,” ujar Zulma menatap datar ketiga gadis di hadapannya itu.

Anggun tersenyum miring. “Caper, nih, ceritanya?” kata gadis itu membuat Adela menatapnya tajam.

“Orang tua lo, jadi datang, kan, Del?” katanya lagi menunjuk Adela membuatnya kembali menatapnya sinis.

Zulma maju mendekati tubuh Adela, hingga keduanya pun tak berjarak. “Orang tua lo, mana?!” ucapnya sedikit penuh penekanan.

Gadis itu menghela napas panjang sebelum akhirnya berbicara. “Lo pikir, orang tua gue bakal dateng?” katanya tertawa geli membuat Zulma menoleh ke samping menatap Anggun dengan salah satu alis mata kirinya naik pertanda heran.

Gadis itu mendorong bahu Zulma dengan salah satu jari telunjuknya. “Gak guna banget sih, tangan berharga gue nyentuh lo!”

“Bajingan!” Tangan Zulma naik ingin menampar wajah Adela, membuat Rani dengan sigap menangkap tangannya yang masih mengapung di udara.

“Tangan lo, mau gue patahin atau gue putar?” ucap Rani membuat Zulma mengerutkan keningnya.

Entah kenapa, Zulma kalau sudah berhadapan dengan Rani, nyalinya langsung ciut. Entah sebenarnya dia takut, atau dia tak mampu melawannya.

Rani langsung menghempas kuat tangannya ke bawah. Kini, membuat pandangan Nasya naik menatap keduanya secara bergantian.

“Gak usah ladenin,” kata Nasya langsung menarik tangan kedua sahabatnya untuk pergi dari tempat itu.

Dengan segera, Anggun menarik lengan Nasya kasar hingga mereka bertiga kembali menghentikan langkah kakinya.

Nasya menoleh ke Anggun. “Apa, sih?!” katanya sembari menghempas tangan gadis itu kuat membuat Anggun tersenyum menyudutkan bibirnya.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang