[Sekuat apapun manusia, pasti selalu mempunyai titik terendah dalam hidupnya.]
-Rani Alexandra
****
“Guys! Kali ini, gue gak bisa pulang bareng sama kalian. Gue ada urusan penting,” ucap Adela setelah sampai di gerbang sekolah.
“Oh gitu. Yaudah deh, kita duluan ya, Del!” jawab Rani dan Nasya antusias sebelum akhirnya pergi meninggalkan Adela.
Adela kembali masuk ke sekolahnya lagi. Gadis itu mempunyai janji dengan Alisa untuk bertemu di belakang sekolah.
Pertemuan ini membuat Adela merasa punya filing yang gak enak. Sepertinya, pertemuan ini ada sangkut pautnya dengan Adela melihat Alvin sambil tersenyum tadi.
“Kenapa?” tanya Adela yang baru saja sampai di belakang sekolah.
“Gue mau nanya serius sama lo!” Alisa berbalik badan menatap Adela dengan tajam.
“Soal yang tadi? Yaelah, gitu doang dipermasalahin!” ketus Adela menyudutkan bibirnya.
“Lo jujur! Lo suka, kan, sama, Alvin?!” tegasnya dengan mata yang melotot.
“Kalo gue suka sama, Alvin, emangnya kenapa?” tanya Adela dengan santai.
“Berarti lo emang suka, kan, sama dia?!” tegas Alisa lagi membuat Adela memundurkan dirinya dari gadis itu.
“Kalo suka belum tentu mencintai kan?” tanya Adela membuat Alisa terdiam.
“Dan gue, cuma suka sama, Alvin, karena style-nya oke. Gayanya itu pas banget buat gue. Dan lo bilang kalau gue suka sama dia? Jujur, gue suka sih....” katanya mengangguk.
“.... Bukan berarti gue mencintai!” sambung gadis itu dengan tegas.
“Gue gak percaya sama lo!” Alisa berdecak kesal membuat Adela melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum menyudutkan bibirnya.
Alisa memutar bola matanya malas. Pandangannya tertuju pada tas Adela. Gadis itu menatap lekat sesuatu itu dengan kerutan di keningnya yang terlihat jelas.
“Eh, itu gantungan kunci punya, Alvin, kan?” tanyanya mendekati Adela.
“Iya,” jawab gadis itu polos.
“Lo maling ya? Sini-sini, itu ganci, Alvin, jangan lo curi!” Gadis itu menggenggam gantungan kunci itu sebelum akhirnya Adela mengambil tangannya dan menghempasnya ke bawah.
“Enak aja lo katain gue maling! Ya enggak lah, masa iya gue maling!”
“Lepas gak, itu gantungannya?! Asal lo tau, itu pasti, Alvin, mau ngasi ke gue! Dan lo malah jadi malingnya! Maling mana mau ngaku!” ketus Alisa membuat Adela emosi.
“Sekali lagi lo bilang gue maling, gue hantam lo!” marah Adela.
“I don't care! Intinya, ganci itu balikin ke gue!” Alisa menarik ganci itu kasar membuat Adela menahan gerakan tangannya.
“Ini tu, Alvin, sendiri yang beri gantungan kuncinya ke gue! Lo gak usah sok tau lah!” Gadis itu menghempaskan kedua tangan Alisa kedua kalinya dengan kasar.
“IIIIHHHHH!”
Teriakan Alisa mengaung-ngaung memenuhi belakang sekolah itu. Perlahan, kedua tangannya naik memegang hijab Adela dan mengacaknya hingga keluar sedikit rambut dari sela-sela hijabnya.
Begitu juga dengan Adela yang tak mau kalah. Kedua tangannya naik meraih rambut gadis di hadapannya. Menariknya dengan sekuat-kuatnya hingga rontok beberapa helai rambut gadis itu berada di jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING IN LOVE [ON GOING]
Teen FictionKisah tiga orang cewek yang mencintai seseorang namun seseorang tersebut sudah memiliki pawang hati yang untuk dijaga hatinya. "Mengapa kita tidak bisa ambil kebahagiaan itu sedikit aja?" -Adela Anggraini Wijaya "Sabar. Belum waktunya kita mendapatk...