5. PENGUMUMAN HASIL TES EKSKUL

248 242 350
                                    

[Haluku adalah dirimu, mimpiku adalah bersamamu, realitaku adalah kepergianmu.]

-Adela Anggraini Wijaya

****

Pagi yang cerah terbitnya matahari dari ufuk timur. Anak-anak SMA Cakrawala sedang berkumpul dan duduk di lapangan yang teramat luas.

Di sebuah lapangan tersebut, kepsek mengumumkan untuk melihat nama-namanya yang tertera lulus atau tidaknya dalam sebuah tes ekskul masing-masing yang ditempel di sebuah mading.

Anak-anak yang sedari tadi duduk, mereka bangkit dan berlari menuju mading.

"Yes! Gue lulus cuy di ekskul bela diri. ASLI GUE SENENG BANGETTT!!" jerit Adela pada kedua sahabatnya.

"Gue juga seneng, bisa masuk ekskul voli! Demen banget dah kalau udah voli, yang gue sukai dari dulu smp sampe sekarang!" decak Rani kegirangan.

"Sama deh, gue akhirnya lulus di ekskul voli juga samaan kayak, Rani!" ujar Nasya dengan suara manjanya.

"Nas, kita gak usah temenin dia, soalnya, kita beda ekskul sama dia!" ujar Rani tertawa sambil mendorong Adela untuk jauh dari dirinya.

Adela mengernyitkan pandangannya melihat kedua sahabatnya.

"Kalo udah jago gue bela diri, gue tonjok lo berdua!" ucapnya dengan kedua tangan yang seperti sedang ingin menonjok.

"Yaelah, gak usah bawa perasaan juga kali. Santai mba santai." celetuk Rani memundurkan langkahnya.

"Ah, lo ternyata takut juga sama gue!" ucap Adela sambil terkekeh.

"Idih."

"Gue kepo sama, Zulma, dia ikut ekskul apaan ya?" tanya Nasya pada kedua temannya.

"Gue juga kepo sama, Alisa," ujar Adela tanpa sadar. "Kalian tau gak sih, kalo gue kemarin berkelahi sama, Alisa. Gila, gue kece banget kemarin."

"APAA?! SERIUSAN LO KELAHI SAMA TU ANAK?" kaget Rani tak percaya.

"Ya iyalah! Gue kan, gak pulang sama lo berdua, kemarin. Tapi, sedikit disayangkan sih...." celetuk Adela sedih.

"Disayangkan, kenapa?" tanya Nasya penasaran.

"Sayangnya, Alvin, dateng dan belain, Alisa. Terus, Alisa, sempat nuduh gue maling, karena dia tau ganci itu milik, Alvin," katanya dengan wajah yang pasrah.

"Dan parahnya lagi, Alvin, bilang kalau gancinya itu untuk, Alisa. Di situ, gue kesel banget sama tu anak!" ucapnya membuat kedua sahabatnya mengangguk mengiyakan.

"Terus, lo benci sama Alvin karena Alvin mempermalukan lo di depan pacarnya?" tanya Rani dengan bersidekap.

"Ya, saat itu kesel sih. Tapi sekarang, nggak kali ya," jawabnya dengan santai.

"Wait! Kayaknya, lo lagi ada susunan rencana, deh." Rani seperti detektif yang tau isi hati temannya.

"Rencananya banyak sih, ada juga rencananya lumayan berisiko menurut, gue," cengir Adela membuat Nasya mengangguk pelan.

"Rencana lo jangan yang berisiko juga lah, bahaya kalo terlalu berisiko. Tujuan lo, dapetin hati, Alvin. Jangan sampai lo celakai itu ceweknya," kata Nasya sembari mengelus pundak gadis itu.

"Berjuang boleh, tapi jangan sampe, Alvin, tau. Kalo dia tau, dia pasti bakalan menjauh," ujarnya lagi membuat Adela mengangguk dengan senyuman kecut di bibirnya.

"Ayo! Ikut gue, selidiki ekskul apa yang dimasuki ketiga best-couple itu."

****

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang