24. PERSAMI

74 58 0
                                    

[Jangan terlalu menaruh harapan kepada yang hadir. Karena yang hadir, belum tentu menemani sampai akhir.]

-Nasya Argadwija

****

“Adela, dan, Alvin, mana?” tanya Pak Fikri berdiri di dalam bus sembari menghitung jumlah anak-anaknya.

“Kurang tau, soalnya gak ada kabar soal mereka hari ini, Pak!” jawab Nasya sembari mengangkat tangannya.

Pak Fikri mengangguk mengiyakan sebelum akhirnya pandangannya tertuju pada absen yang dipegangnya.

“Lis.” Gadis itu menyenggol bahu Alisa membuatnya menoleh. “Pacar lo ke mana emang?” tanyanya datar.

“Kemarin dia bilang, katanya mau jenguk budenya yang di luar kota. Kayaknya, dia gak ikut persami deh. Gue tanyain, dia gak aktif semalaman.”

“Oh....” Gadis yang bernama Syaqilla itu mengangguk sembari tersenyum. “Adela, juga pergi ke luar kota, loh!” lanjutnya membuat Alisa mengangkat sebelah alisnya.

“Hah? Kotanya di mana?”

“Bandung.”

“Bandung?” katanya mengulang ucapannya sembari mengerutkan keningnya. “Alvin, juga, katanya ke Bandung.”

“Apa jangan-jangan, mereka jan—”

“Gak, Qil! Gak mungkin mereka janjian. Secara, Bandung itu luas, pasti mereka gak akan jumpa.”

Syaqilla terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk mengiyakan. “Ya, semoga aja gak berjumpa, ya.”

“Tapi....” Syaqilla menggantung kalimatnya. “.... Kalo seandainya mereka benar ketemu, lo bakal apain, Adela?”

Alisa tersenyum mendengarnya sembari menyudutkan bibirnya membuat Syaqilla menatapnya ngeri.

“Gue bunuh aja dia langsung.”

****

“Ran, itu...,” kata Nasya menggantung kalimatnya sembari menepuk pundak Rani.

“Apa? Gak liat,” jawab Rani yang masih melanjutkan mengikat tali sepatunya.

“Adela, dateng bareng, Alvin!” katanya dengan antusias sembari menunjuk gadis yang berjalan menghampirinya.

Rani berdiri sebelum akhirnya berbalik badan melihat ke belakang. “ADELA!” teriaknya sambil melambai tangan membuat gadis yang jauh darinya itu tersenyum tipis melihat kedua sahabatnya.

“Loh, kok pisah, sama, Alvin?” tanya Rani ketika Adela sudah berada di depannya.

“Gapapa biar gak ketahuan, Alis, aja,” jawab gadis itu tenang. “Btw, seharian gak jumpa lo berdua, gue kangen banget loh!” katanya sembari memeluk kedua sahabatnya itu membuat mereka membalas pelukannya balik.

“Kita berdua juga, Del!” sambung Nasya membuat Adela tersenyum sembari mengendurkan pelukannya.

“Gimana keadaan bokap lo? Udah sehat?”

“Belum.”

“Terus, kenapa lo ikut persami, Del?” sambung Rani sembari mengerutkan keningnya.

“Gapapa,” jawabnya polos.

“Lo gak sayang ya, sama bokap lo? Hayo, ngaku!” kata Nasya sembari menunjuk wajah Adela.

“Sayang, lah! Gila apa, gue gak sayang orang tua gue.”

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang