[Suatu hari, senang akan datang. Tapi, suatu hari sedih akan lebih berkesan. Maka, nikmati saja perjalanan dari kehidupan ini.]
-Dafi Hadrian Dharmawan
****
“Lo tau gak, Adela, ke luar kota, loh,” kata Nasya membuat laki-laki itu menatapnya.
“Ngapain dia ke luar kota?” tanyanya membuat gadis itu mengindikkan kedua bahunya.
“Kurang tau, dia juga buru-buru banget. Gue chat juga, gak dibalas, sih.”
“Oh.” Laki-laki itu merogoh saku celananya mengambil sebatang rokok.
Setelahnya, laki-laki itu mengeluarkan pematik dari kantong bajunya dan menghidupkannya.
Sedetik kemudian, Nasya berhenti melangkah membuat laki-laki itu menghentikan langkahnya dan melihat maraknya api pada rokok itu sebelum akhirnya ia berbalik badan.
“Kenapa berhenti?” tanyanya membuat Nasya menggeleng.
“Lo masih merokok?” tanya gadis itu membuat Rifa mengangguk.
“Kemarin udah enggak, sekarang, ya, beda cerita lagi,” katanya membuat gadis itu menggeleng.
“Udah deh, gue pulang sendiri aja,” katanya sembari mengerutkan keningnya. “Gue gak mau, jalan sama lo kalo lo masih pegang rokok itu.”
“Yaudah.” Laki-laki itu berbalik badan ke depan. “Terserah lo, kalo lo gak mau pulang bareng gue.”
“Lo gagal move on, ya?” tanya Nasya berjalan mendekati laki-laki itu.
Laki-laki itu menoleh ke sampingnya. “Nggak, kok,” katanya menggeleng.
“Yang gue tau, lo kalo lagi sakit hati, lo pasti merokok,” ucap gadis itu membuat Rifa menatapnya jengah. “Jangan merokok, gue khawatir dengan kesehatan lo.”
Laki-laki itu menatap nanar mata milik gadis itu sebelum akhirnya tangannya naik meraih rokok itu dan membuangnya.
“Gue gak akan merokok lagi.”
Mata gadis itu terbelalak begitu saja mendengar perkataannya.
“Lo bisa janji?” tanyanya membuat Rifa menggeleng.
“Gue gak bisa janji, tapi gue usahakan, gue gak akan merokok lagi demi lo.”
“Jangan demi gue, tapi demi keluarga lo juga. Demi bunda lo, dan—”
“Iya, demi bunda.”
Gadis itu terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk sembari tersenyum membuat Rifa tersenyum balik kepadanya.
“Nas,” panggil laki-laki itu pelan membuat Nasya menatapnya. Gadis itu kini lanjut melangkahkan kakinya membuat laki-laki itu ikut berjalan.
“Hm?”
“Lo besok, ikut persami?”
“Iya.”
“Jangan lupa, lo bawa—”
Gyuuurrrrr....
Suara guyuran air hujan, menghantam mereka berdua yang kini berjalan di pinggir trotoar. Tadinya, mereka menaiki motor, karena terkena paku, motor itu bocor dan ditinggalkan di bengkel.
Ingin menaiki angkutan, namun tidak ada yang lewat satupun. Adapun angkutan yang lewat, selalu penuh penumpang di dalamnya.
Rifa dengan sigap menarik tangan gadis itu dan membawanya untuk berteduh di halte yang lumayan jauh darinya. Gadis itupun mengikuti jejak laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING IN LOVE [ON GOING]
Teen FictionKisah tiga orang cewek yang mencintai seseorang namun seseorang tersebut sudah memiliki pawang hati yang untuk dijaga hatinya. "Mengapa kita tidak bisa ambil kebahagiaan itu sedikit aja?" -Adela Anggraini Wijaya "Sabar. Belum waktunya kita mendapatk...