16. CEMBURU

97 94 95
                                    

[Jangan terlalu baik, karena yang dibaikin, kadang lupa caranya untuk berterima kasih.]

-Rani Alexandra


****

Hallo, siapa ya?” kata Adela sembari mengangkat teleponnya.

“Gue, Dafi, lo lagi di mana?”

“Luar.”

“Lo kenapa, abis pulang sekolah gak pulang dulu, ke rumah?”

“Gak.”

“Kirim lokasi lo, sekarang. Gue ke sana,” ucapnya langsung memutuskan telepon antara belah pihak.

“Ben—” kata gadis itu sembari melihat ponselnya yang sudah mati sebelum akhirnya mendengus kesal.

****

“Dafi ke mana ya, kok gak ada ngabarin dateng kesini, sih?” Rani bolak-balik menghidupkan ponselnya, menunggu laki-laki itu membalas chat-nya.

Malam ini, gadis yang tengah beracara, berpakaian gaun panjang berwarna hitam disertai manik-manik yang mengkilap di bagian bawah gaun, serta hijab hitam yang dililit di lehernya membuat semua orang yang ada di sana terpana melihat cantiknya Rani.

“Udah dateng belum, pacar mu?” tanya Yanti—mamanya Rani.

“Belum, Ma. Mama masuk aja dulu, ntar kalo acara udah mau mulai, Rani langsung masuk kok,” katanya membuat Yanti mengangguk sebelum akhirnya pergi meninggalkan anak gadisnya itu.

“Ran!” panggil laki-laki itu membuat Rani menoleh ke arah sumber suara.

Gadis itu mendapati Andre yang memakai kemeja putih dengan celana jeans hitam serta ditutupi dengan jas hitam yang membuat tampilannya hingga bertambah keren.

Gadis itu melihat penampilan Andre dari atas sampai bawah sebelum akhirnya bertanya. “Ngapain lo, ke sini?”

“Dafi, nyuruh gue dateng gantiin dia.”

“Hah?! Kok bisa?”

“Dafi, lagi mencari keberadaan, Adela, yang dari siang gak pulang ke rumahnya.”

“APA?!” Rani teriak keras sebelum akhirnya Andre menutup mulutnya.

“Jangan keras-keras ngomongnya, Rani,” kata Andre membuat gadis itu memukul tangannya kuat sebelum akhirnya menghempaskannya ke bawah.

“Tapi, kata, Dafi, Adela, udah ketemu,” ujar laki-laki itu lagi membuat Rani menghela napas lega.

“Syukurlah,” ucapnya. “Btw, kok dia ingkar janji sih, sama, gue? Kan kalo mau nyari, Adela, ya lo aja kali yang nyari, kenapa harus dia?” tanyanya sedikit nada yang meninggi.

“Udah, Ran, mungkin dia ada urusan sama, Adela? Gak mungkin aja, Ran, mereka berdua ada hubungan percintaan.”

“Pantesan, Dafi, minta nomor telepon, Adela, ke gue! Ternyata, dia ingkar janji dan gak mau dateng ke sini!” ucapnya tanpa melihat wajah laki-laki di hadapannya itu.

“Ayo, Ran, acaranya udah mau dimulai,” ucapnya memegang tangan Rani membuat gadis itu menepis tangannya sebelum akhirnya pergi meninggalkan laki-laki itu begitu aja.

Laki-laki itu hanya bisa menghela napas panjang, sebelum akhirnya mengekori gadis itu dari belakang.

'Dasar, laki-laki ingkar janji!' batin Rani dengan menyudutkan bibirnya.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang