25. SUASANA PAGI SURAM

65 58 2
                                    

[Dia selalu berhasil membuatku terluka, tapi aku selalu gagal dalam membencinya.]

-Adela Anggraini Wijaya

****

“Selamat pagi anak-anak, jangan lupa sarapan, karena hidup perlu sarapan bukan harapan!” kata Pak Fikri dengan toa andalannya dan berdiri tepat di depan mereka yang berbaris rapi.

“Hidup ini gak perlu harapan, tapi butuh kepastian, Pak!” jawab salah satu laki-laki dari ujung sana.

“Apa, tuh, kepastiannya?”

“Kepastian untuk dicintai balik,” jawabnya membuat semua anak-anak tertawa lepas.

“Yasudah, sebelum makan kepastian, marilah kita membuat sarapan. Kalian bisa pergi ke sana menggunakan dapur umum, ya!”

“Iya, Pak!”

“Silahkan, masak-masakan yang enak!”

****

“Del, mangkuk nasi yang ada di sini tadi mana?” tanya Syaqilla membuat gadis itu mengindikkan kedua bahunya.

“Gue aja gak tau di sini ada mangkuk,” jawab gadis itu pelan.

Halah, bilang aja lo yang curi itu nasi, kan?” sambung Alisa menuduh gadis itu.

Wah! Datang-datang, asal nuduh teman gue aja, lo!” kata Rani melipat kedua tangannya di depan dada.

“Gak nuduh, but kenyataan!” balas gadis itu membuat Adela mengerutkan keningnya.

Cih! Gak kerjaan gue curi nasi sama mangkuk-mangkuknya, ya!” jawabnya sembari memutar bola matanya malas.

“Permisi,” kata gadis itu membuat semua menoleh ke arahnya. “Ini mangkuk nasi di sini, ya? Maaf gue ambil, gue kira udah kedapatan. Nih, gue balikin,” ujarnya membuat Adela mengangguk dan mengambilnya.

“Oke, thanks, Ren,” jawabnya membuat gadis itu tersenyum sebelum akhirnya pergi dari sana.

“Tuduh aja gue terus! Ntar kalo kuali ini hilang, lo yang gue tuduh!” tegas Adela menghentak kuat mangkuk nasi itu di atas meja.

“Del, gue mau nanya sama lo,” kata Syaqilla membuat Adela mengerutkan keningnya.

“Lo nanya? Lo bertanya-tanya?” kata Adela sedikit meledek dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Syaqilla tak menghiraukan ucapannya, ia melanjutkan apa yang ingin diucapkannya.

“Kok lo mau ikut persami sih? Orang tua lo aja, di rumah sakit berjuang untuk hidup,” katanya sembari tersenyum miring.

“Nih ya, gue kasih tau ya. Kok ada sih, orang yang kepo banget urusan keluarga gue?” jawab gadis itu membuat Syaqilla mengerutkan keningnya.

“Ih, tinggal dijawab aja susah banget, sih! Sorry, ya, bukan maksud untuk kepo, tapi apa gak boleh, sedikit tau tentang diri lo?” sambung Alisa membuat Adela menghela napas panjang.

“Lo gak nanya, kepo itu apa? Nih, gue kasih tau ya, kepo itu adalah rasa ingin tau yang berlebihan tentang diri orang lain,” sambung Rani membuat Alisa menyudutkan bibirnya.

Anjir!” ujar Syaqilla tertawa ngeri ke arah mereka sembari bersidekap. “Gue kasian liat lo, Del,” katanya membuat gadis itu menaikkan sebelah alisnya.

“Bokap lo mati-matian melawan rasa sakitnya, dan lo? Lo pasti datang, karena mau liat, Alvin, kan?” katanya membuat pandangan Alisa kini menatap Adela dengan penuh tanda tanya.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang