10. KENA HUKUMAN

207 182 468
                                    

[Prinsip sebuah hubungan itu, cuman sabar dan bertahan. Bukan berantem, terus bilang udahan.]

-Rifa Aksa Abiputra

****

Grup kita🍫🍨
3 anggota, 3 online


Rani
Guys, nongkrong yuk!
20.15

Adela
Gas, dimana ni?
20.17

Nasya
Di Cafe yang baru buka aja, namanya
Cafe Oci. Disitu, segala makanannya
dijamin enak, mantul!
20.18

Rani
Wah, ayo! Gue siap-siap dulu yaa, bye!
20.20

Adela
Oke siap!
20.20

Ketiganya segera bersiap-siap untuk nongkrong di kafe tersebut. Rasanya sudah lama, tak nongkrong begini bersama sahabat.

Walaupun selalu bersama, tapi tak bisa meluangkan waktu untuk kebersamaan. Semuanya pada sibuk dengan urusan masing-masing.

****

Di Kafe Oci.

“Gue bosen banget di rumah,” ujar Rani membuka topik pembicaraan.

“Gue juga,” sambung Nasya.

“Kok bisa sih, cinta gue itu udah terlalu buta sama, Alvin, tau gak?!” tegas Adela sambil memukul meja bundar itu, membuat Rani dan Nasya kaget.

“Astaghfirullah! Dasar manusia! Kok bisa lari ke, Alvin, sih, Butet!” ceplos Rani.

“Ya, gue emang manusia, Jamilah!” jawab Adela sambil menatapnya sinis.

“Terus, cinta lo yang terlalu buta dan urusannya ke gue apaan?” tanya Rani dengan menyunggingkan senyumnya.

“Ya gak ada sih,” katanya menatap kosong ke depan. “Cuma, bisa gak sih kalian ngasi tips apa gitu ke gue, biar gue tu gak jatuh cinta lagi sama, Alvin. Gak tergila-gila lagi dan gak berharap lagi sama dia,” ujar gadis itu sambil memijat pelipisnya.

“Berharap ya?” sambung Nasya. “Ya gimana ya, kok nggak gini aja deh, lo memang gak salah untuk berharap, tapi lo harus tau kapan berharap itu harusnya berhenti,” lanjut gadis itu.

“Sudahlah, Del, nasib yang sekarang tu udah kayak begini. Gapapa, jalanin aja prosesnya. Suatu saat, bahagia itu akan datang berpihak pada kita,” kata Rani mampu membuat Adela terdiam membisu.

“Tapi, suatu hari nanti, lo juga bakal kerasa, kalo sedih juga akan mungkin lebih berkesan daripada bahagia. Maka nikmati saja setiap prosesnya,” ucapnya lagi membuat Adela mengangguk mengiyakan.

“Tumben lo, beri masukan untuk, Dela. Bagus juga kata-kata lo,” sambung Nasya meledek membuat gadis itu menatap wajahnya sinis.

“Iya bos, jangan gitu dong, natap gue! Tajam banget sih, tu mata,” ucap Nasya lagi membuat kedua sahabatnya tertawa renyah.

“Oh iya, kita kan belum pesan makanan. Pelayannya mana sih?” ucap Adela melihat ke sekelilingnya.

“Permisi, mau makan?” tanya pelayan yang tiba-tiba muncul.

“Enggak, Mbak, mau dangdutan!” jawab gadis itu mampu membuat Nasya menginjakkan kakinya kuat.

Rani hanya bisa menahan tawanya melihat sikap kedua sahabatnya yang lumayan random.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang