3. BERDUA DENGANNYA

303 257 326
                                    

[Kedinginan sikapmu, membuatku semakin bersemangat untuk mendapatkan hatimu.]

-Adela Anggraini Wijaya

****

Istirahat sekolah sudah berlangsung, Rani sudah menunggu kehadiran Zulma di koridor yang kebetulan koridor yang dilalui mereka masih lumayan sepi.

“Udah lama, nungguin gue?” tanya Zulma tersenyum kecut.

“Gak lama kok, gue ke sini cuma mau buat pernyataan sama lo.”

Zulma melotot kaget sebelum akhirnya terkekeh pelan. “Sok banget ih, pake buat pernyataan segala,” katanya tertawa remeh.

“Gue tau, dari raut muka lo, lo itu sebenarnya takut gue apa-apain kan?”

Zulma mencoba untuk tetap rileks.
Dih! Takut kok sama orang kayak lo! Lawak, mbak!” katanya tertawa ngeri.

Satu lengan Rani naik mencekik leher gadis itu dari belakang. Satu tangannya lagi, ia tahan kedua tangan gadis itu agar tidak mengganggunya dalam berbicara.

“Awas aja, kalo gue denger pacar lo buat hal yang gak semenarik tadi ke sahabat gue! Lo, bisa abis di tangan gue!” Rani mengancam gadis itu membuat gadis itu menggeleng.

“Satu hal lagi .... Gue denger-denger, lo nyuruh pacar lo, buat gak usah bantuin, Nasya, kan? Lo mau, gue buat kayak gitu juga, ke lo? MAU GAK?!” Rani menekan kalimatnya.

“Lo gak tau kan, rasanya tergantung di railing tangga itu gimana? Lo mau, kalau gue buat posisi lo seperti, Nasya, tadi?”

Zulma diam tak berkutik, sebelum akhirnya ia menggeleng cepat.

“Atau, lo mau, kalau, Rifa, yang berada di posisi seperti, Nasya, tadi?”

Zulma menggeleng cepat.

Rani semakin mencekik leher gadis itu. “Lo bakal bilang ke, Rifa, kalo lo diancam kayak gini?”

“Engg—” katanya gak sanggup berbicara.

“Lo bakal bilang ke, Rifa, gak?!” tanya Rani sekali lagi membuat gadis itu menggeleng cepat.

“Nah! Dari situ gue bilangin ke lo, lo jangan ganggu hidup gue, dan kedua sahabat gue!” Rani berbisik dibalik telinga gadis itu.

“Dengar itu!” katanya lagi mendorong gadis itu, hingga kini mereka berjarak.

Rani pun, langsung pergi meninggalkan gadis itu tanpa menoleh sedikit pun.

****


“Hai!” suara gadis itu membuat langkah kaki Adela terhenti.

Alisa menyapa Adela dengan penuh senyuman. Membuat Adela membalas kembali senyuman itu.

“Eh, iya, hai!” jawabnya.

“Lo bisa, bawain buku-bukunya? Kalo keberatan, biar gue bantu,” lanjut Alisa.

Adela menggeleng. “Gue bisa kok.”

“Mau dibawa ke mana, bukunya?”

“Ruang guru.”

“Serius, gak mau dibantu?”

“Gak. Yaudah, gue luan ya, buru-buru banget ni.” Gadis itu langsung pergi meninggalkan Alisa sendirian.

'Hubungan kedekatan gue dengan, Alvin, hancur karena kehadiran diri lo, Lis!' batin Adela.

Alisa mengernyitkan pandangannya melihat punggung Adela yang belum jauh darinya. “Kok dia jutek banget sih, ke gue!” cibirnya sendiri.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang