2. Pengakuan

2.4K 242 22
                                    

"Itu bukan anak ku" elak Jongin atas kehamilan sang kekasih.

"Lalu anak siapa? Aku hanya melakukan nya dengan mu" marah Krystal karena ia sendiri dalam kondisi kalut, tapi Jongin dengan enteng nya mengatakan jika itu bukan anak nya.

"Bisa saja kan, kamu bermain di belakang ku, lalu. . ."

Plak

Jongin tak sempat melanjutkan kata-katanya karena Krystal sudah lebih dulu menampar pipi kanan nya.

"Kamu tak pantas di sebut pria jika tak berani mempertanggung jawabkan perbuatan mu, harus nya kamu malu dengan apa yang ada di selangkangan mu" sindir Krystal, ia lalu berbalik meninggalkan apartemen sang kekasih meski di luar masih hujan deras.

Krystal menangis hebat sepanjang perjalanan pulang, merasa menyesal pernah melakukan nya dengan Jongin, ia belum memberitahu keluarga nya, ia memiliki seorang kakak, yaitu Jessica yang sudah menikah dan memiliki seorang putra bernama Kwon Sinb berusia sepuluh tahun, dan Krystal tinggal bersama mereka.

Keesokan hari nya, Krystal nampak gelisah saat sedang sarapan bersama keluarga nya, Yuri bekerja di kantor Dry Stone, perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbaikan kapal, sebagai pegawai biasa sedangkan Jessica, ia hanya bekerja di sebuah butik, sebagai desaigner baju bergaji rendah, karena status dia hanya pekerja disana, bukan pemilik, jadi boss nya lah yang menerima banyak uang dari hasil design baju Jessica, sementara Krystal adalah seorang mahasiswi tingkat akhir, yang tengah mengerjakan skripsi nya, tapi ia terjerumus pada pergaulan bebas, karena kurang nya perhatian dari sang kakak.

Tin. . . Tin. . .

Bus jemputan Sinb sudah datang, Jessica segera memasukan lunch boxx sang putra dan memasukan ke dalam tas ransel nya, Sinb pun langsung berdiri, dan memakai tas nya.

"Appa, eomma, Sinb pergi dulu" pamit nya terburu-buru.

"Ne yang rajin belajar boy" sahut Yuri.

"Bye aunty" teriak nya yang sudah diluar pintu utama rumah.

"See you boy" balas Krystal menahan senyum canggung.

"Ada yang ingin aku katakan pada oppa dan unnie" ujar Krystal dengan wajah menegang, menunduk tak berani menatap pasangan Yulsic, Jessica dan Yuri pun saling bertatapan penasaran, menunggu apa yang akan di katakan oleh dongsaeng mereka.

"Maafkan aku sebelum nya unnie, oppa, telah membuat kalian kecewa" lanjut Krystal.

"Soojung-ahh, jangan membuat unnie takut" Jessica mulai diserang rasa takut mendengar ucapan Krystal, yang malah terisak lirih.

"Aku hamil unnie" ungkap nya di sela isakan.

Duar

Air mata Jessica pun tak bisa ditahan, ia terus menggeleng tak percaya, sambil menutup mulut nya, Yuri pun lemas mendengar pengakuan dongsaeng ipar yang sudah seperti adik kandung nya sendiri itu.

"Siapa yang melakukan nya?" Tanya Yuri dengan suara tercekat

"Jongin"

"Kamu sudah memberitahu nya?" Krystal mengangguk.

"Tapi dia menolak untuk bertanggung jawab" Krystal masih terus menunduk, sambil terisak.

Tangis Jessica kian menjadi meski tanpa suara, Yuri menatap tak tega pada sang istri.

"Maafkan aku unnie, oppa" hanya itu kata-kata yang terus keluar dari mulut Krystal.

Brak

Jessica memukul meja makan, ia tentu marah besar pada Krystal yang telah mencoreng nama baik keluarga nya, mengkhianati kepercayaan nya.

"Masuk lah ke kamar mu Soojung-ahh" interuksi Yuri.

"Soojung, kamu. . ." Teriak Jessica sambil berdiri, Yuri langsung menahan tubuh sang istri yang hendak mengamuk, dan membawa nya ke kamar, sementara Krystal masih duduk di meja makan sambil menangis sendirian.

"Yeobo, dengar dulu" Yuri berusaha menenangkan sang istri di dalam kamar nya.

"Jangan bela dia Yul, Soojung sudah keterlaluan, dia mengkhianati kepercayaan kita Yul" teriak Jessica yang dapat Krystal dengar dari luar.

"Aku tahu, tapi saat ini, kita tidak bisa menyalahkan Soojung" ujar Yuri.

"Dia sudah dewasa Yul, harus tahu apa resiko yang akan ia hadapi ketika ia melakukan sesuatu" pertengkaran Yuri dan Jessica membuat Soojung makin merasa bersalah, hidup nya bagai tak berguna lagi.

Yuri langsung mendekap tubuh sang istri, mengusap-usap punggung nya, tangis Jessica terdengar begitu menyayat.

"Apa yang harus aku katakan pada appa dan eomma nanti Yul? Mereka sudah menitipkan Soojung pada kita, tapi kita tak mampu menjaga nya" pilu Jessica di pelukan Yuri.

"Tenanglah Sicca-yaa, kita cari jalan keluar nya bersama-sama, Soojung membutuhkan kita saat ini, bukan hanya dia yang salah pada kasus ini, tapi kita juga turut andil, karena kurang memperhatikan nya" tutur Yuri.

"Soojung sudah menyesali perbuatan nya, kita jangan menambah beban pikiran nya, sebagai keluarga satu-satu nya, ada baik nya kita menerima semua, dan mendukung Soojung" bijak Yuri.

"Appa, eomma, maafkan kami yang luput dalam menjaga Soojung, maafkan kami" lirih Jessica sambil mengeratkan pelukan nya pada sang suami yang begitu sabar.

Di tempat lain

Rio dengan wajah dingin, memasuki ruang kerja nya, ia berubah menjadi sedikit tertutup dan tanpa ekspresi semenjak Jennie meninggal.

"Maaf tuan, hari ini ada kunjungan dari perusahaan Bae di pelabuhan sektor C" beritahu Seulgi sang asisten pribadi yang merangkap sebagai supir sekaligus orang kepercayaan Rio.

"Hm" jawab Rio singkat, padahal biasa nya ia akan memberi banyak interuksi pada nya, Seulgi menatap penuh tanya pada Joy sekertaris sang boss dengan tatapan penuh tanya, tapi gadis itu hanya menggedikan kedua bahu nya, sebagai jawaban jika ia tak mengetahui apa yang terjadi pada Rio, karena sudah lewat dari dua bulan setelah kepergian Jennie.

#TBC

Affair WithTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang